Marilah
kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi
kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku,
karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan
mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku
pun ringan. (Matius 11:28-30)
Salah satu perkataan Yesus yang disukai
oleh umat Kristen adalah pada Matius 11 ayat 28, yang bunyinya
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan
berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”
Yesus menyatakan dirinya memberikan “kelegaan”, dan ini diartikan
bahwa Yesus akan melepaskan setiap kesulitan maupun masalah kita
dengan segera begitu kita datang kepadaNya. Bisakah Yesus melakukan
hal ini? Bisa, namun itu dalam kehendaknya, bukan kehendak kita. Oleh
sebab itu Yesus juga bisa belum mau melepaskan beban kita.
Ayat selanjutnya
yaitu pada Matius 11 ayat 29 dan 30 juga ayat yang cukup dikenal.
Biasanya ayat Matius ini dibaca lengkap dari ayat 28 sampai ayat 30.
Namun seringkali, bagian yang paling ditonjolkan adalah ayat 28,
sedangkan ayat 29 maupun 30 sering diabaikan atau hanya di bahas
sekilas saja.
Yesus memberikan
kelegaan, Yesus akan mengangkat beban kita, Yesus akan memberikan
jalan keluar untuk kita. Tidak ada yang salah dengan perkataan ini
(meskipun menurut saya ada yang kurang), namun melupakan ayat yang
selanjutnya akan menjadi sangat berbahaya. Berapa banyak orang
Kristen diajarkan untuk “percaya” Yesus, dan hanya dengan
percaya, maka Tuhan Yesus akan menyelamatkan kita. Mereka tidak
menyadari bahwa sekedar percaya akan menjadikan “iman” yang
mempermainkan Tuhan”.
Banyak yang
mengaku percaya Yesus, apa tujuannya? Sadar atau tidak, sebagian
besar umat Kristen yang mengaku percaya Yesus, itu dikarenakan hanya
menginginkan sesuatu dari Yesus. Itu sebabnya Yesus tidak mau
mempercayakan diriNya kepada orang-orang seperti ini.
Dan
sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak
orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat
tanda-tanda yang diadakan-Nya. Tetapi Yesus sendiri tidak
mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka
semua, dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepada-Nya
tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati
manusia. (Yohanes 2:23-25)
Pdt. DR Stephen Tong pernah mengatakan
“Tidak ada seorangpun di dunia yang mencari Tuhan, yang ada adalah
orang-orang yang mencari berkat Tuhan”. Yesus tahu dengan jelas
motivasi orang-orang yang hanya sekedar mengaku percaya, mereka hanya
ingin kelegaan atau lebih tepat ingin segera dilepaskan dari beban
berat yang mereka pikul. Selain itu mereka juga hanya ingin melihat
tanda-tanda ajaib. Makanya tidak mengherankan jika KKR-KKR
penyembuhan akan di padati, karena yang datang bukan hanya orang
sakit, tapi juga orang-orang yang hanya ingin melihat tanda-tanda
ajaib, tapi tidak pernah sungguh-sungguh mencari Tuhan.
Jadi, tidak usah heran Matius 11 ayat
28 merupakan salah satu ayat andalan untuk mengajak orang percaya
kepada Yesus. Bagaimana dengan ayat 29 dan 30? banyak yang
mengartikan bahwa kedua ayat ini menunjukkan bahwa Yesus akan
membantu kita memikul beban kita, sehingga kita akan membawa beban
yang kita pikul dengan lebih ringan. Saya kutip ulang Matius 11:29-30
Pikullah kuk
yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah
lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat
ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.
(Matius 11:29-30)
Di Matius 11 ayat
28 Yesus mengatakan akan memberikan kelegaan. Perhatikan bahwa pada
ayat 29 dan 30, Yesus sama sekali tidak mengatakan akan memikul beban
kita, tapi yesus meminta kita memikul “kuk” yang dipasangnya.
Anda tahu apa artinya? Ayat ini menunjukkan bahwa ada suatu “kuk”
yang dipasang oleh Yesus di pundak kita. Bukankah ini berarti Yesus
memberikan “BEBAN” tambahan pada kita?
Saya akan memberikan terjemahan yang
lebih baik dan lebih tepat dari Matius 11:28-30 dan menjelaskan dari
awal kembali:
Matius
11 :
Ayat 28 :
Marilah kepada-Ku kamu semua yang berlelah dan berbeban berat, dan
Aku akan menyegarkan kamu.
Ayat 29 :
Pikullah kuk-Ku
atasmu dan belajarlah dari-Ku, sebab Aku lemah lembut dan rendah hati
dan kamu akan mendapatkan kelegaan bagi jiwamu,
Ayat 30 :
karena kuk-Ku
itu
halus dan beban-Ku itu ringan."
Matius 11:28
Perhatikan, pada ayat 28, Yesus
mengatakan bahwa yang lelah dan berbeban berat, datang kepadaNya,
maka Yesus akan memberikan kesegaran.
King James Version (KJV) menerjemahkan
sebagai berikut : “Come
unto me, all ye that labour and are heavy laden, and I will give you
rest.” Yang diberikan adalah “rest”
atau “istirahat”.
Mengapa Yesus memberikan “istirahat”?
Karena istirahat akan menyegarkan kembali tubuhmu dan jiwamu. Yesus
tidak mengatakan akan mengangkat atau melepaskan kamu dari bebanmu,
namun Ia memberikan istirahat dan kesegaran baru agar dirimu kembali
dikuatkan untuk memikul bebanmu dengan lebih kuat, sehingga setelah
sampai tujuan kamu membawa bebanmu, kamu bisa meletakkan dan
melepaskannya.
Sama seperti seorang pedagang yang
memikul barangnya dagangannya untuk menuju tempat ia berjualan. Jika
jarak yang ditempuhnya cukup jauh, tubuhnya bisa merasa lelah karena
membawa beban dagangannya. Ia membutuhkan istirahat untuk menyegarkan
kembali tubuhnya yang lelah, agar kembali kuat mengangkat
dagangannya. Dagangannya ini tetap dibawanya sampai tiba ditujuannya,
ia meletakkannya, dan disitulah bebannya akan terangkat.
Bagaimana dengan perkataan yang sering
kita dengar “Letakkan atau serahkanlah bebanmu itu pada Yesus, maka
Yesus akan memberikan kelegaan.”? Satu hal yang seringkali kali
diajarkan bahwa kita harus menyerahkan beban hidup kita kepada Yesus,
itu seolah kita mengoper beban yang kita bawa kepada Yesus dan
meminta Ia yang memikulnya. Itu sebabnya tidak heran jika seringkali
kita berdoa MEMINTA Yesus untuk mengangkat BEBAN kita. Kita MEMINTA
Yesus menggantikan kita membawa beban. Padahal yang dimaksudkan Yesus
tidak seperti itu.
Kita datang kepada Yesus agar Yesus
memberikan kesegaran pada kita yang lelah menanggung beban. Yesus
memberikan AIR dan MAKANAN rohani untuk menyegarkan kembali beban
kita agar kita kuat memikulnya kembali. Pertanyaannya lagi,”Apa
maksudnya kita menyerahkan beban kita kepada Yesus?”
Apakah anda tidak memperhatikannya?
Kita membawa beban kita, itu ada tujuannya. Kalau anda mau
memperhatikan, setiap beban yang kita bawa, itu ada tujuannya. Ketika
lelah, kita datang kepada Yesus untuk beristirahat dan Ia akan
menyegarkan kita kembali. Lalu kita bawa kembali beban kita dan
setelah sampai di tujuan beban kita, serahkan beban itu kepada Yesus,
jangan anda bawa terus.
Loh kok aneh, saya membawa beban untuk
diserahkan kepada Yesus, pada saat saya lelah, saya datang kepada
Yesus, mengapa tidak langsung saat itu saya menyerahkan beban itu
kepada Yesus. Untuk apa lagi saya bawa, dan kemana lagi saya bawa
jika tujuannya adalah Yesus?
Lucu dan memang lucu, saya pun merasa
lucu ketika memikirkan hal ini. Saya akan mencontohkan seorang petani
sayuran yang akan menjual sayurannya kepada pedagang sayuran yang
berjarak 4 kilometer darinya. Pedagang sayuran ini adalah seorang
yang baik. Ia tahu bawa petani ini harus berjalan kaki sambil memikul
sayuran yang cukup berat untuk sampai ke tujuannya yaitu lokasi si
pedagang sayur ini. Karena kebaikannya, ia menawarkan dan menyediakan
sebuah tempat peristirahatan untuk petani sayuran ini pada jarak 2
kilometer. Jika si petani bersedia datang, maka pedagang sayuran ini
mengatakan bahwa ia dapat beristirahat agar tubuhnya disegarkan
kembali, dan tubuhnya kembali kuat mengangkat sayurannya. Meskipun
sang pedagang sayur juga sedang berada di tempat peristirahatannya,
pantaskah petani sayuran ini menyerahkan sayurannya kepada pedagang
di tempat peristirahatannya yang berada pada jarak 2 kilometer, dan
meminta si pedagang yang melanjutkan membawanya sendiri sejauh 2
kilometer? Meskipun sudah bertemu di jarak 2 kilometer, si petani
tetap bertanggung jawab membawanya sejauh 2 kilometer lagi agar
sampai ditujuannya, baru kemudian ia boleh menyerahkannya kepada si
pedagang. Pedagang yang sudah berbaik hati menyediakan tempat
peristirahatan, jangan lagi anda peralat untuk melanjutkan mengangkat
beban anda sebelum waktunya. Begitu juga dengan Yesus, Ia menyediakan
tempat peristirahatan, Ia memberikan kesegaran, bukan berarti saat
itu juga anda serahkan beban anda kepadaNya. Bersyukurlah anda yang
diberikan istirahat dan kesegaran baru, jangan memanipulasi kebaikan
Tuhan.
Matius 11:29-30
Kalimat pada kedua ayat ini bersambung,
itu sebabnya saya akan jelaskan sekaligus.
Setelah memberikan kesegaran, Yesus
berkata,”Pikullah Kuk-Ku atasmu”. Yesus tidak mengatakan akan
memikul beban kita, tapi Yesus meminta kita memikul Kuk-nya Dia.
Bukankah ini berarti Yesus menambahkan beban kepada kita. Setelah
kita membawa beban kita sendiri, lalu Yesus menambahkan Kuk itu.
Bukankah itu berarti beban kita bertambah dan menjadi lebih berat?
Meskipun kuk ini akan dipikul kita dan Yesus bersama sama, bukankah
ini berarti beban kita tetap bertambah?
Apakah Kuk itu? Saya mengutipnya dari
Wikipedia “Kuk adalah palang kayu dengan jepitan vertikal
yang memisahkan kedua binatang penarik sehingga bersama-sama dapat
menarik beban berat”. Kuk harus dipasang pada dua binatang. Kuk
yang dikenakan pada dua binatang akan membuat beban lebih ringan.
Bentuk kuk bisa anda lihat seperti pada gambar.
Gambar Kuk |
Kuk yang di pasang di kedua hewan akan memperingan beban hewan tersebut. |
Yesus menggunakan istilah kuk ini. Kuk
harus di pikul berdua, itu sebabnya Yesus mengatakan Kuk-Ku,
terjemahan ini lebih tepat. Jika dikatakan “Kuk yang Kupasang”,
maka ini menunjukkan seolah Yesus hanya memasangkannya pada kita,
tanpa ia terlibat. Tapi “Kuk-Ku”, menunjukkan Yesus-pun memikul
Kuk ini. Apakah kuk itu beban? Ya, kuk termasuk beban, meskipun
dipikul berdua. Jadi jika anda lihat, Yesus memberikan istirahat
kepada kita yang datang kepadaNya dengan membawa beban berat. Setelah
itu Yesus meminta kita untuk turut memikul Kuk-Nya. Bukankah ini
memang berarti Yesus menambahkan beban kita, bukankah ini juga
berarti beban kita bukan semakin ringan, tetapi semakin berat?
Jika anda mengira dengan ditambahkan
beban Kuk, maka beban anda menjadi lebih berat, maka anda salah. Kuk
adalah alat yang digunakan justru untuk memperingan beban, bukan
memperberat. Mengapa kuk memperingan? Itu karena bebannya akan
terbagi.
Ketika anda membawa beban 100 kilogram,
lalu ditambahkan beban kuk 20 kilogram, apakah beban anda menjadi
120kg?, tentu tidak. Karena kuk harus dikenakan berdua, maka beban
yang sebelumnya anda bawa akan diletakan di bagian yang seimbang,
sehingga perjalanan tidak menjadi timpang. Itu sebabnya beban yang
kita bawa sebelumnya pun akan terbagi dua. Jadi beban 120kg itu akan
terbagi dua, yaitu masing-masing akan membawa beban hanya 60kg. Lebih
ringan bukan?
Ketika Yesus memasang Kuk-Nya, maka itu
bearti Ia berkenan memikul beban kita bersama-sama dengannya.
Mengenakan kuk Yesus dan turut berjalan bersamanya, dan membiarkan
Dia menjadi pengendali, itu akan meringankan beban kita.
Bagaimana dengan cerita petani dan
pedagang sayur di atas, bukankah saya sebelumnya bercerita petani
sayur tersebut belum dapat menyerahkan bebannya kepada pedagang sayur
di tempat peristirahatannya? Lalu mengapa saya mengatakan seperti ada
beban yang sebagian diserahkan di tempat peristirahatan?
Pedagang sayur memang seorang yang
sangat baik. Kebaikannya memang luar biasa. Meskipun ia membayar
harga sayuran kepada si petani, namun ia tidak mau mempersulit si
petani. Setelah menyediakan tempat peristirahatan, si pedagang sayur
mengatakan,”Aku memiliki sebuah kuk yang dibelakangnya terpasang
gerobak. Kita bisa membawanya bersama-sama menuju tempat saya
berdagang. Mau kah engkau, memikulnya bersama dengan saya agar
bebanmu ringan?”
Inilah luar biasanya Tuhan Yesus, Ia
tidak hanya memberikan kesempatan kepada kita beristirahat, menjadi
kita segar kembali, tapi Ia juga menyediakan perangkat untuk membantu
kita, yang Ia turut bersama dengan kita membawa beban kita.
Anda tentu tahu bahwa Kuk yang
dikatakan oleh Yesus adalah sebuah kiasan. Apakah Kuk yang
dimaksudkan oleh Yesus? Kuk yang dimaksudkan oleh Yesus pada masa itu
sebenarnya mudah di mengerti oleh bangsa Israel. Injil Matius di
tulis untuk bangsa Yahudi, itu sebabnya, meskipun tidak dijelaskan,
bangsa Yahudi umumnya sudah mengetahuinya maksudnya. Bangsa
Yahudi/Israel sudah mengetahui bahwa istilah Kuk itu adalah “Hukum
yang harus di taati”. Itu sebabnya mudah dimengerti bahwa “Kuk-Ku”
yang dimaksudkan Yesus adalah tentang Hukum-hukumNya yang harus
ditaati. Hukum ini adalah sesuatu yang dibebankan kepada bangsa
Israel. Hukum Taurat telah memberikan beban yang berat kepada bangsa
Israel, tetapi Hukum Yesus memerikan beban yang ringan.
Pikullah
kuk-Ku atasmu dan
belajarlah dari-Ku, sebab Aku lemah lembut dan rendah hati dan kamu
akan mendapatkan kelegaan bagi jiwamu (Matius 11:29)
Sambil
memikul Kuk, Yesus meminta kita belajar dariNya. Kita mengenal Hukum
Yesus dengan Hukum kasih. Selain tentang Hukum Yesus, Yesus juga
meminta kita belajar dari-Nya. Bagaimana caranya kita bisa belajar
dari Yesus? Alkitab adalah sarananya. Jika anda mengaku percaya
Yesus, tapi tidak mau belajar dari Alkitab yang memberikan pengajaran
tentang Yesus dan tempat dimana kita bisa belajar dari Yesus, maka
jangan merasa yakin Yesus akan mempercayakan dirinya kepada anda. Apa
motivasi anda datang kepada Yesus, untuk menyerahkan beban anda
kepadaNya, untuk meminta berkat atau karena dijanjikan sesuatu? Tapi
anda tidak mau memikul Kuk, tidak mau taat, tidak mau belajar
dari-Nya, anda hanya akan memperalat Yesus. Ingat, Yesus tahu apa
yang ada di dalam hatimu.
Yesus
adalah sosok yang lemah lembut dan rendah hati. Seringkali istilah
lemah lembut dan rendah hati ini diartikan dengan kesabaran, berkata
lembut, merasa empati (yang sering disebut dengan mengasihi). Itu
sebabnya orang-orang yang mengaku pengikut Yesus berlomba-lomba untuk
kelihatan sabar, selalu berkata yang manis dan enak di dengar, tidak
marah-marah, mudah mengasihani orang lain, tidak menimbulkan
perselisihan, dan sebagainya anda tambahkan sendiri.
Jika
hal-hal di atas saja yang anda artikan dengan Yesus yang lemah lembut
dan rendah hati, maka itu berarti anda belum memikul Kuk-Nya, anda
tidak taat pada hukumNya dan anda belum belajar dariNya.
Sesudah
mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata:
"Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?
Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya
bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah
perkataan itu menggoncangkan imanmu? Dan bagaimanakah, jikalau kamu
melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?
Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna.
Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.
Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu
dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan
Dia. Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak
ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak
mengaruniakannya kepadanya." Mulai dari waktu itu banyak
murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
(Yohanes 6:60-66)
Ajaran
Yesus itu keras, itu sebabnya banyak pengikut-Nya yang pada akhirnya
meninggalkan Dia. Jikalau anda mengira Yesus hanya berkata yang
manis-manis saja, yang enak di dengar, itu menunjukkan bahwa anda
belum belajar dari Yesus. Jika anda mengira Yesus tidak pernah
marah-marah, maka itu berarti anda belum belajar dari Yesus. Jika
anda mengira Yesus selalu mengasihani semua orang, maka itu berarti
anda belum belajar dari Yesus.
Yesus
memberikan pengajaran yang keras, dan banyak dari anda yang membuang
ajaranNya yang keras ini, sehingga meskipun anda masih ber-Gereja,
anda sudah meninggalkanNya. Anda meninggalkan Yesus karena tidak mau
menerima ajaran yang keras dari Yesus. Jangan mengira Yesus akan
bersusah payah memanggil anda kembali. Yesus itu lemah lembut namun
tidak lemah dan tidak lembut. Yesus itu rendah hati, namun tidak
berarti ia selalu panjang sabar dan tidak pernah marah apalagi
mengamuk. Yesus tahu kapa harus lemah lembut dan kapan harus tegas
dan keras. Yesus tahu kapan harus sabar dan kapan harus marah.
Yesus
tahu tidak semua orang yang mendengarkan ajarannya akan percaya
pada-Nya. Ajaran Yesus, meskipun keras namun itu adalah kebenaran.
Kebenaran seringkali tidak enak di dengar, tidak nyaman di hati
orang-orang yang menolaknya. Itu sebabnya hamba-hamba Tuhan yang
memberikan pengajaran yang keras, seringkali hanya memiliki sedikit
pengikut, tapi “hamba-hamba Tuhan” yang memberikan pengajaran
yang menyenangkan, enak di dengar, yang menjanjikan sesuatu, biasanya
pengikutnya sangat ramai. Orang yang mengajar dengan keras dianggap
tidak memiliki Kasih, orang yang berani menegur dengan keras dianggap
sok suci atau bahkan dianggap sesat.
Tahukah
anda apa gunanya mengetahui Kebenaran. Mengetahui dan dan memahami
kebenaran bukanlah jaminan anda akan masuk surga. Mengetahui dan
memahmi kebenaran, bukanlah menunjukkan anda seorang yang benar, dan
tidak juga menunjukkan anda seorang yang suci. Oleh sebab itu
mengetahui dan memahami kebenaran tidak mungkin menjadikan anda
sombong dan tinggi hati. Orang yang sombong dan tinggi hati adalah
orang yang “hanya merasa” sudah paling benar. Itu sebabnya ketika
anda bertanya lebih dalam kepada orang-orang seperti ini, ia hanya
akan lari dari pertanyaan anda.
Mengetahui
dan memahami kebenaran akan membuat anda lebih mudah menjalani hidup.
Alkitab mengajarkan kebenaran. Ketika anda mengikuti setiap kebenaran
dari Alkitab, anda akan menjalani hidup lebih mudah. Rasa kuatir dan
takut akan mudah dihilangkan, itu karena anda tahu kebenarannya.
Menjalani hidup dengan lebih mudah, bukankah itu menyenangkan?
Yesus
lemah lembut dan rendah hati. Kelembutan dan kerendahhatianNya akan
memberikan kelegaan bagi jiwa kita. “karena
kuk-Ku
itu halus dan beban-Ku itu
ringan." (Matius 11:30)
Kuk
Yesus itu halus, Hukum Yesus itu halus. Itu sebabnya hukum Yesus
disebut dengan Hukum Kasih. Kuk yang dibebankan kepada kita itu
ringan, karena kita membawanya bersama dengan Yesus. Bukankah itu
mengasyikkan?
Hukum-hukum
yang Yesus ajarkan, semua pengajarannya yang terdapat di Alkitab
menunjukkan Yesus itu lemah lembut tapi tidak lemah, rendah hati tapi
tegas. Jika anda rajin dan sungguh-sungguh ketika membaca Alkitab dan
mau belajar darinya, maka anda akan menemukan pengajaran-pengajaran
yang KERAS dari Yesus. Yesus memang lemah lembut, namun Kebenaran
mengajar dengan tegas, jelas dan jujur. Itu sebabnya orang-orang yang
tidak mau kebusukannya terungkap akan menganggap ajaran itu keras.
Bagi orang yang sungguh-sungguh mencari kebenaran dan mau taat, akan
menemukan bahwa ajaran Yesus memang penuh dengan Kasih.
Bagaimana caranya memikul kuk dan belajar dari Yesus?
Kata-Nya
kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia
harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan
mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan
nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan
nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. (Lukas
9:23-24)
Memikul kuk dan belajar dari Yesus,
berarti bersedia mengikuti Dia, bersedia mengikuti apa yang
diajarkanNya. Setiap orang yang mau mengikut Yesus harus menyangkal
dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Yesus.
Menyangkal diri bisa diartikan ketika
ada sesuatu yang bertentangan dengan keinginan diri sendiri, namun
tahu bahwa itu adalah kebenaran, maka berarti anda harus mengikuti
kebenaran. Ketika ada sesuatu yang tidak nyaman anda rasakan, namun
tahu bahwa itu adalah kebenaran, maka anda harus mengikuti kebenaran
itu. Kebenaran Alkitab seringkali membuat kita merasa tidak nyaman,
namun harus tetap diikuti bukan?
Faktanya adalah kebanyakan orang yang
mengatakan hal ini adalah orang-orang yang tidak peduli dengan
kebenaran jika itu tidak memberinya kenyamanan. Itu sebabnya saya
sering mengatakan yang kamu anggap sebagai iman itu adalah perasaan
nyamanmu sendiri. Kalau itu membuatmu merasa tidak nyaman, kamu akan
menganggap yang tidak membuatmu nyaman itu adalah salah dan sesat,
sekalipun itu dari Alkitab.
Berapa banyak dari kita sampai hari ini
mengaku sebuah ajaran itu benar adalah ketika membuatku bertumbuh,
membuatku terhibur, membuat aku merasa dikuatkan, membuat aku merasa
ditegur namun teguran yang lembut dan mesra, membuat aku menangis
karena merasakan kasih Tuhan yang begitu besar. SADARKAH anda!
Perasaan-perasaan ini hanya demi kepentingan dirimu sendiri! Demi
“AKU” sendiri. Ini adalah ajaran SESAT!, bukan ajaran Alkitab.
Anda masih terus mengukur kebenaran berdasarkan apa yang anda
rasakan? Itu artinya anda memang SESAT, dan itu juga menunjukkan anda
tidak pernah memikul Kuk dan tidak pernah belajar dari Yesus.
Jika anda tidak pernah memikul Kuk, itu
berarti anda tidak pernah menyangkal diri, apalagi memikul salib.
Jika anda tidak menyangkal diri dan memikul salib, anda belum menjadi
pengikut Yesus. Memikul salib itu setiap hari, ada hal-hal yang
mungkin kita rasakan tidak enak setiap hari karena kebenaran, karena
kegelisahan kita sebab kebenaran menegur kita. Namun ketika kita
menerima dan mengikuti kebenaran itu, JIWA kita akan mendapatkan
KELEGAAN.
Kesimpulan:
Setiap yang lelah dan berbeban berat
datang kepada Yesus tidak berarti bebannya akan dilepaskan saat itu
juga. Yesus menerima kita agar kita bisa beristirahat untuk
menyegarkan kembali jiwakita, agar kita kembali kuat memikul beban.
Memikul kuk tidak berarti beban kita dialihkan dan di bawa oleh
Yesus. Memikul kuk berarti Yesus memberikan beban tambahan kepada
kita, tetapi beban tambahan itu bukan untuk semakin memperberat beban
kita, melainkan untuk memperingan beban kita, karena Yesus pun turut
memikul Kuk-Nya. Yesus tidak melepaskan Kuk-Nya dan meminta kita
menanggungnya sendiri, tapi Dia turut memikul Kuk-Nya itu.
Kuk adalah hukum yang berisi kebenaran
pengajaran Yesus. Itu sebabnya Yesus menginginkan kita belajar
dari-Nya, bukan hanya sekedar percaya, namun mengikuti ajaran-Nya.
Ajaran Yesus terdapat di dalam Alkitab. Oleh sebab itu, mengaku
percaya Yesus tapi tidak mau belajar dari Alkitab, itu tandanya anda
tidak percaya Yesus.
Sangkal diri, pikul salib setiap hari,
adalah awal untuk mengikut Yesus. Menyangkal diri dan memikul salib
bukanlah di lihat dari perasaan pribadi. Kebenaran tidak dilihat dari
apa yang anda rasakan. Kebenaran adalah kebenaran. Kebenaran
terkadang terasa tidak enak. Kebenaran terkadang seperti pedang
bermata dua. Ada rasa sakit dan tidak nyaman ketika mengetahui
kebenaran, tetapi kalau kita memahami dan menerimanya, kebenaran akan
memberikan kelegaan kepada jiwa kita.
Terpujilah Tuhan Yesus, yang menawarkan
dirinya memberikan tempat istirahat, yang turut bersama kita memikul
kuk-Nya, dan yang meberikan kelegaan untuk JIWA kita.
Yesus menambah Beban kita untuk
meringankan Beban kita.
Comments
" פנו אלי כל העמלים והתעומים ואני אניח לכם. קבלו עליכם את עלי ולמדו ממני כי ענו ושפל רוח אנכי ומצאו מרגוע לנפשותיכם. כי עלי נעים וקל משאי. "
" Penu Elai kol ha'amelim vehate'unim vaAni aniakh lakhem. Qablu aleikhem et Uli velimdu mimeni ki anav ush'fal ruakh Anokhi umitzeu margoa lenafshoteikhem. Ki Uli naim veqal masai. "
Kuk Yeshua ( nama Ibrani Yesus yang dalam aksara Ibrani ditulis : ישוע ) itu tidak lain adalah Torah!
🕎✡🐟🕊📖🇮🇱✝
Post a Comment