Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2017

Lelah Kuikut Tuhan

Seandainya aku tidak merindukan Kebenaran-Mu, seandainya aku tidak memohon kepada-Mu untuk mengajarkan Kebenaran kepadaku, seandainya aku cukup hanya dengan sukacita dari-Mu tanpa tahu pengorbanan-Mu, seandainya aku cukup hanya memuji nama-Mu tanpa tahu yang Kau kehendaki dariku, seandainya didikan-Mu tidak sampai sedalam dan sejauh ini. Tentunya hidupku akan lebih tenang dan bahagia,” Begitu kata pikiranku. Siapakah aku yang ketika berlutut dengan bercucuran airmata dihadapan-Mu, yang tertunduk memohon belas kasihan-Mu, yang berharap aku bisa menjadi murid-Mu, yang sungguh-sungguh ingin menemukan Kebenaran-Mu, lalu Engkau-pun mendengarkan dan menjawab Aku. Ketika Engkau membongkar kesalahanku, ketika Engkau mendobrak kekerasan hatiku, ketika Engkau tetap tersenyum penuh Kasih padaku di saat aku memandang sinis kepada-Mu. Oh Tuhan..., mengapa Engkau mengasihi aku? Lalu, apakah yang harus kubanggakan dari diriku, sehingga aku menyombongkan diri? Apakah kehebatanku sehingg

Ketika Berkat Itu Tidak Kuinginkan, Unwanted Blessing

Pagi ini, dalam perjalanan menuju ke kantor, saya teringat dengan seminar yang akan diadakan minggu depan. Seminar ini mengambil tema “Unwanted Blessing”. Tema yang menarik, menurut saya. Ketika di umumkan pertama kali di GRII Buaran, mungkin sekitar 1 bulan lalu, saat melihat gambarnya, saya langsung menduga, pasti membahas tentang Ayub, atau setidaknya pasti ada tentang Ayub. Sebagai orang Kristen, siapa yang tidak mengenal kisah Ayub? Meskipun jarang membaca Alkitab, setidaknya semua orang Kristen pasti pernah mendengar tentang kisah Ayub. Kisah Ayub seolah menjadi simbol bagaimana sebuah penderitaan berat itu bisa terjadi kepada orang-orang percaya, bahkan kepada orang yang begitu taat kepada Tuhan. Ayub adalah salah satu tokoh yang saya kagumi di dalam Alkitab. Ayub seringkali dijadikan contoh bagaimana kita harus bersabar menghadapi kesulitan dan tetap taat kepada Tuhan. Bahkan ada juga yang lebih menonjolkan akhir kisah Ayub, bagaimana Tuhan akan memberikan “kelim