28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 29 Pikullah kuk yang Ku-pasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. 30 Sebab kuk yang Ku-pasang itu enak dan beban-Ku-pun ringan (Mat 11 : 28 – 30)
Matius 11 : 30 merupakan satu ayat yang sudah pernah saya dengar bertahun-tahun yang lalu. Ayat ini menarik bagi saya pada saat itu. Menarik bukan dalam arti seperti yang dituliskan, melainkan ini menjadi satu pertanyaan buat saya. Mungkinkah sebuah kuk yang di pasang itu enak dan beban yang saya bawa juga ringan, sekalipun itu berasal dari Tuhan?
Memang Tuhan Yesus sendiri yang berkata mengenai ayat di atas. Tetapi bukankah itu berarti menempatkan beban kepada saya? Yang juga berarti bahwa ada sesuatu yang saya pikul. Kalau kita bertanya kepada setiap orang, siapa yang mau membawa beban di pundaknya, pasti semua akan menolaknya. Membawa sebuah kuk saja rasanya pasti tidak enak, apalagi ditambah dengan beban, lalu mengapa Yesus mengatakan hal tersebut?
Ini adalah sebuah pertanyaan yang sudah lama saya lupakan, tapi teringat kembali oleh saya baru-baru ini. Ingatan ini berhubungan dengan kehidupan saya. Saya adalah seorang manusia berdosa yang dahulu sering melakukan dosa yang sama dengan berulang-ulang. Saya sudah mencoba menghentikan untuk melakukannya, tetapi seringkali terjatuh kembali, terutama bila saya sedang menghadapi masalah yang cukup berat.
Jika kita membaca dari ayat 28 sampai 30, ayat ini merupakan sebuah ajakan dari Tuhan Yesus untuk membawa keletihan dan beban kita kepada-Nya, dan Tuhan menjanjikan sebuah kelegaan. Di dalam kotbah-kotbah Gereja-pun ayat ini sudah tidak asing lagi. Tapi pertanyaannya seperti apakah yang di maksud dengan menyerahkan keletihlesuan dan beban kita kepada Tuhan?
Suatu kali, saya menghadapi masalah yang cukup berat menurut ukuran saya. Cukup stress juga setiap hari saya harus menjalaninya, bahkan membuat saya tidak bersemangat, dan ini ditambah lagi dengan pekerjaan saya di kantor. Letih sekali rasanya pikiran saya, begitu banyak yang menjadi beban pikiran saya dan saya tidak tahu jalan keluarnya. Saya tetap teringat pada Tuhan dan tidak pernah melupakanNya. Permasalahan saya, saya bawa dalam Doa kepada Tuhan, dan saya serahkan semuanya ke dalam tangan Tuhan. Tetapi seperti tidak ada jawaban. Bukannya semakin ringan tapi justru semakin berat. Permasalahan semakin bertambah. Jalan keluar yang ada dalam pikiran saya semuanya tidak ada yang berhasil.
Doa saya seolah tidak menghasilkan apa-apa, Tuhan seolah tidak mendengar. Saya teringat dengan hal-hal yang mengatakan untuk menyerahkan seluruh beban kita kepada Tuhan. Ini sudah saya lakukan, tetapi mengapa saya tetap menghadapi kesulitan. Saya dalam stress itulah dosa yang sudah lama saya tinggalkan kembali menggoda. Menggoda saya untuk melakukannya. Saya sempat sedikit terserempet dalam dosa itu dan ketika saya menyadarinya, ini justru kembali menambah beban saya. Saya menjadi semakin stress dan merasakan sesuatu kesendirian.
Tapi dalam peristiwa yang saya alami, aneh rasanya, saya tetap merasakan kehadiran Tuhan. Hanya saja seperti ada sesuatu yang salah. Sepertinya ada yang Tuhan inginkan dari saya, saya merasa mengetahuinya tapi saya tidak dapat melakukannya saat itu.
Di dalam puncak kebingungan dan stress yang saya hadapi. Hadir kembali suatu bisikan yang meminta saya kembali kepada Tuhan. Tuhan tetap mau menolong kesulitan saya. Saat itu saya dilanda oleh pikiran untuk memohon pengampunan dosa-dosa yang saya lakukan. Selanjutnya saya sadar bahwa sekalipun saya mengatakan bahwa saya menyerahkan beban saya ke dalam tangan Tuhan, tetapi saya tetap mau mengatur jalan keluarnya bukan Tuhan.
Inilah yang kemudian mengajar saya bahwa menyerahkan beban kepada Tuhan berarti juga membiarkan Tuhan yang bekerja seturut kehendakNya, bukan kehendak kita. Rasanya memang seperti tidak sabar menanti waktunya Tuhan bekerja, tetapi saya tetap mengikuti Tuhan. Dan akhirnya perlahan-lahan, Tuhan Yesus mengeluarkan saya dari setiap permasalahan yang saya hadapi. Dosa yang saya lakukan-pun saya tinggalkan, karena inilah yang diajarkan olehNya.
Memikul kuk yang di pasang oleh Tuhan dan belajar kepadaNya, pada akhirnya saya sadari sangatlah enak dan beban yang ditempatkan di pundak saya juga ternyata ringan. Yesus yang lemah lembut dan rendah hati juga mengajarkan saya untuk menjadi lemah lembut dan rendah hati. Di luar dugaan, ternyata dalam beban yang saya hadapi, datang orang-orang yang tidak pernah saya minta tetapi turut membantu. Tuhan Yesus memang sungguh ajaib, Ia memberikan ketenangan dalam jiwa saya.
Ajakan untuk datang kepada Yesus dan menyerahkan seluruh beban ke dalam tanganNya, memang memberikan kelegaan dan menenangkan jiwa. Biarkan Tuhan Yesus bekerja seturut kehendaknya, Ia hanya mau kita belajar dan taat kepadaNya. Selanjutnya kita akan merasakan kuk yang enak dan beban yang begitu ringan, sebab Ia mengasihi kita semua.
Maukah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus?
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Ku-pasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Ku-pasang itu enak dan beban-Ku-pun ringan”
Matius 11 : 30 merupakan satu ayat yang sudah pernah saya dengar bertahun-tahun yang lalu. Ayat ini menarik bagi saya pada saat itu. Menarik bukan dalam arti seperti yang dituliskan, melainkan ini menjadi satu pertanyaan buat saya. Mungkinkah sebuah kuk yang di pasang itu enak dan beban yang saya bawa juga ringan, sekalipun itu berasal dari Tuhan?
Memang Tuhan Yesus sendiri yang berkata mengenai ayat di atas. Tetapi bukankah itu berarti menempatkan beban kepada saya? Yang juga berarti bahwa ada sesuatu yang saya pikul. Kalau kita bertanya kepada setiap orang, siapa yang mau membawa beban di pundaknya, pasti semua akan menolaknya. Membawa sebuah kuk saja rasanya pasti tidak enak, apalagi ditambah dengan beban, lalu mengapa Yesus mengatakan hal tersebut?
Ini adalah sebuah pertanyaan yang sudah lama saya lupakan, tapi teringat kembali oleh saya baru-baru ini. Ingatan ini berhubungan dengan kehidupan saya. Saya adalah seorang manusia berdosa yang dahulu sering melakukan dosa yang sama dengan berulang-ulang. Saya sudah mencoba menghentikan untuk melakukannya, tetapi seringkali terjatuh kembali, terutama bila saya sedang menghadapi masalah yang cukup berat.
Jika kita membaca dari ayat 28 sampai 30, ayat ini merupakan sebuah ajakan dari Tuhan Yesus untuk membawa keletihan dan beban kita kepada-Nya, dan Tuhan menjanjikan sebuah kelegaan. Di dalam kotbah-kotbah Gereja-pun ayat ini sudah tidak asing lagi. Tapi pertanyaannya seperti apakah yang di maksud dengan menyerahkan keletihlesuan dan beban kita kepada Tuhan?
Suatu kali, saya menghadapi masalah yang cukup berat menurut ukuran saya. Cukup stress juga setiap hari saya harus menjalaninya, bahkan membuat saya tidak bersemangat, dan ini ditambah lagi dengan pekerjaan saya di kantor. Letih sekali rasanya pikiran saya, begitu banyak yang menjadi beban pikiran saya dan saya tidak tahu jalan keluarnya. Saya tetap teringat pada Tuhan dan tidak pernah melupakanNya. Permasalahan saya, saya bawa dalam Doa kepada Tuhan, dan saya serahkan semuanya ke dalam tangan Tuhan. Tetapi seperti tidak ada jawaban. Bukannya semakin ringan tapi justru semakin berat. Permasalahan semakin bertambah. Jalan keluar yang ada dalam pikiran saya semuanya tidak ada yang berhasil.
Doa saya seolah tidak menghasilkan apa-apa, Tuhan seolah tidak mendengar. Saya teringat dengan hal-hal yang mengatakan untuk menyerahkan seluruh beban kita kepada Tuhan. Ini sudah saya lakukan, tetapi mengapa saya tetap menghadapi kesulitan. Saya dalam stress itulah dosa yang sudah lama saya tinggalkan kembali menggoda. Menggoda saya untuk melakukannya. Saya sempat sedikit terserempet dalam dosa itu dan ketika saya menyadarinya, ini justru kembali menambah beban saya. Saya menjadi semakin stress dan merasakan sesuatu kesendirian.
Tapi dalam peristiwa yang saya alami, aneh rasanya, saya tetap merasakan kehadiran Tuhan. Hanya saja seperti ada sesuatu yang salah. Sepertinya ada yang Tuhan inginkan dari saya, saya merasa mengetahuinya tapi saya tidak dapat melakukannya saat itu.
Di dalam puncak kebingungan dan stress yang saya hadapi. Hadir kembali suatu bisikan yang meminta saya kembali kepada Tuhan. Tuhan tetap mau menolong kesulitan saya. Saat itu saya dilanda oleh pikiran untuk memohon pengampunan dosa-dosa yang saya lakukan. Selanjutnya saya sadar bahwa sekalipun saya mengatakan bahwa saya menyerahkan beban saya ke dalam tangan Tuhan, tetapi saya tetap mau mengatur jalan keluarnya bukan Tuhan.
Inilah yang kemudian mengajar saya bahwa menyerahkan beban kepada Tuhan berarti juga membiarkan Tuhan yang bekerja seturut kehendakNya, bukan kehendak kita. Rasanya memang seperti tidak sabar menanti waktunya Tuhan bekerja, tetapi saya tetap mengikuti Tuhan. Dan akhirnya perlahan-lahan, Tuhan Yesus mengeluarkan saya dari setiap permasalahan yang saya hadapi. Dosa yang saya lakukan-pun saya tinggalkan, karena inilah yang diajarkan olehNya.
Memikul kuk yang di pasang oleh Tuhan dan belajar kepadaNya, pada akhirnya saya sadari sangatlah enak dan beban yang ditempatkan di pundak saya juga ternyata ringan. Yesus yang lemah lembut dan rendah hati juga mengajarkan saya untuk menjadi lemah lembut dan rendah hati. Di luar dugaan, ternyata dalam beban yang saya hadapi, datang orang-orang yang tidak pernah saya minta tetapi turut membantu. Tuhan Yesus memang sungguh ajaib, Ia memberikan ketenangan dalam jiwa saya.
Ajakan untuk datang kepada Yesus dan menyerahkan seluruh beban ke dalam tanganNya, memang memberikan kelegaan dan menenangkan jiwa. Biarkan Tuhan Yesus bekerja seturut kehendaknya, Ia hanya mau kita belajar dan taat kepadaNya. Selanjutnya kita akan merasakan kuk yang enak dan beban yang begitu ringan, sebab Ia mengasihi kita semua.
Maukah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus?
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Ku-pasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Ku-pasang itu enak dan beban-Ku-pun ringan”
Comments
Post a Comment