Skip to main content

BOLEHKAH INGIN KAYA?


Topik ini menjadi pembahasan yang seru dalam pertemuan caregroup kami di bulan Februari yang baru lalu. Sebelum saya share lebih jauh, coba deh baca judul di atas baik-baik dan pelan-pelan kata demi kata... BOLEHKAH... INGIN... KAYA...? Anehnya hampir 100% orang membacanya: "BOLEHKAH KAYA?" Kalau BOLEHKAH KAYA?; ya jelas boleh-boleh aja, karena kekayaan adalah salah satu anugerah Tuhan. Tapi kalau "BOLEHKAH INGIN KAYA?"; ini yang mengundang perbedaan pendapat...


INGIN KAYA BOLEH-BOLEH AJA: PRO DAN KONTRA

1) PRO: Tuhan yang memerintahkan kita melipatgandakan harta kita (talenta= harta)
KONTRA: "Talenta" (mata uang di masa itu) dalam Injil Matius 25:14-30 dipakai sebagai perumpamaan. Judulnya aja "Perumpamaan tentang Talenta". Talenta di sini maksudnya adalah karunia khusus yang dikaruniakan secara unik kepada setiap kita, entah karunia mengajar, karunia berkesenian, karunia berdagang dan lain-lain. Kita dipanggilNya untuk mengembangkan karunia kita masing-masing. Tapi jangan lupa, karunia ini harus dipersembahkan kembali kepada Tuhan (Matius 25:19-23). Memang ada orang yang memperoleh anugerah kekayaan dalam pengembangan talentanya. Tapi kekayaan ini semata-mata bonus sampingan belaka. Fokus panggilan kita adalah mengembangkan talenta dan mempersembahkannya untuk kemuliaan Tuhan.

2) PRO: Kalau kaya bisa membelikan yang terbaik untuk keluarga
KONTRA: Ada pepatah "The best things in life are free." Ini bukan dari Alkitab tapi sangat Alkitabiah. Ada tulisan yang sangat terkenal berjudul "What Money Can Buy (Apa Yang Bisa Dibeli Dengan Uang)". Isinya kira-kira begini: "A house but not a home (rumah tapi bukan rumah tangga yang harmonis); A bed but not a goodnight sleep (tempat tidur tapi bukan tidur nyenyak); Sex but not love (seks tapi bukan kasih sayang); Companies but not friends (teman-teman tapi bukan sahabat sejati); dan seterusnya..."
Saya pernah membuatkan kostum untuk keponakan kami, Ryan. Sebenarnya saya bisa saja beli atau sewa kostum itu. Tapi dengan membuat kostum itu, kami bisa bersama-sama mengumpulkan bahan-bahannya dari barang-barang bekas, membeli bahan-bahan pelengkap yang murah meriah dan menghabiskan waktu seharian membuat kostum ini. Kalau beli atau sewa, saya akan kehilangan momen-momen seru bersama Ryan. Kadang kita terlalu mengandalkan uang kita untuk membeli "yang terbaik" untuk orang-orang yang kita kasihi. Padahal mereka akan lebih menghargai waktu dan upaya kita sebagai pemberian terbaik bagi mereka.

3) PRO: Orang yang ingin kaya adalah orang yang punya keinginan untuk maju
KONTRA: Dunia memang mengukur kemajuan dari kekayaan. Tapi Tuhan memanggil kita untuk melipatgandakan talenta kita (memajukan karunia khusus kita), tanpa memperhitungkan apakah akan memperkaya kita secara materi atau tidak. Justru banyak orang yang mengubur talentanya sekedar untuk jadi kaya. Nggak usah jauh-jauh deh.. di negara kita aja berapa banyak orang-orang bertalenta pemimpin yang akhirnya mengubur kepemimpinannya karena fokus panggilannya bergeser ke duit? Justru keinginan kayalah yang menjerumuskan orang untuk mundur dari kemajuan yang sebenarnya.

4) PRO: Kalau kaya, hidup jadi lebih tenang dan masa depan lebih terjamin
KONTRA: Bukankah "Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari padaNyalah keselamatanku." (Mazmur 62:1-13)? Sebaliknya kekayaan justru bisa menciptakan ketegangan, bukan kete-nangan. Saya pernah berkunjung ke rumah teman saya yang bisa dibilang rumah mewah. Yang menakjubkan, setiap sudut ruangan-ruangan di rumah itu dilengkapi kamera CCTV (pemantau) termasuk kamar-kamar tidurnya! Mungkin tujuannya untuk "menghadirkan rasa aman (ketenangan)" bagi seisi rumah; tapi bukankah ini justru ekspresi ketegangan? Memang kekayaan bisa menghadirkan ilusi rasa aman, seolah-olah masa depan kita terjamin oleh uang kita; padahal menurut Yakobus 4:14, "sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap." Tapi kalau pun kekayaan bisa-bisanya menenangkan kita, ini malah lebih gawat lagi... artinya iman kita sudah bergeser dari "Hanya dekat Allah saja aku tenang" menjadi "Hanya dekat uang saja aku tenang."

5) PRO: Kalau kaya, bisa membagikan lebih banyak berkat buat lebih banyak orang
KONTRA: Kekayaan itu adalah anugerah. Seperti halnya karunia, anugerah bersifat netral, belum tentu jadi berkat. Misalnya, karunia berorasi di depan umum bisa dipakai untuk menghasut, memprovokasi dan menggerakkan massa untuk melakukan kerusuhan. Demikian juga dengan anugerah kekayaan. Bukan berarti berkat menjadi lebih melimpah dengan duit yang banyak. Seolah-olah Tuhan tidak bisa melakukan apa-apa tanpa duit. Justru duitlah yang tidak bisa jadi apa-apa tanpa Tuhan. Salah seorang rekan caregroup membagikan hal yang menarik, "Orang-orang yang tidak kaya malah membagikan berkat melalui kesaksian mereka jauh melebihi orang-orang kaya." Ini pun disaksikan sendiri oleh Yesus (Persembahan Seorang Janda Miskin – Markus 12:41-44)


ALKITAB BICARA TENTANG KECUKUPAN DAN KEINGINAN KAYA

Matius 6:11
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya (... diambil dari Doa Bapa Kami yang diajarkan Tuhan Yesus)

Ibrani 13:5
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."

1 Timotius 6:3-10
Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat - yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kirstus - dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita, ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga, percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan. Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan adalah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

Amsal 23:4
Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini.

Kecukupan adalah janji pemeliharaan Tuhan. Kecukupan adalah respon iman kita mensyukuri berkat Tuhan. Rasa cukup bukan ekspresi kemalasan. Justru orang yang memiliki rasa cukup akan terdorong untuk lebih maju dan bekerja lebih baik lagi mengembangkan talentanya dengan penuh rasa syukur. Dengan kecukupan, kita sadar bahwa hanya dengan pemeliharaan Tuhan semata, segala keperluan (uang) dan kebutuhan (sandang, pangan, papan) kita bisa terpenuhi hari lepas hari. Kecukupan memungkinkan kita untuk bersandar dan menggantungkan hidup kita kepada Tuhan secara terus-menerus.

Nah, andai suatu hari Anda dianugerahkanNya kekayaan, jangan lupa sama kita-kita ya...

Dirangkum oleh Bam dari pertemuan caregroup “Lenong Parousia”, Februari 2010

Comments

Anonymous said…
sebenarnya yang dimaskudkna Tuhan mengenai talenta itu bukan keahlian khusus, jika yg dimaksudkan "keahlian khusus", logikanya anak duniawi pun pasti punya keahlian yang hebat dan banyak yang lebih hebat.
Jadi yang dimaksud Tuhan Yesus mengenai talenta ialah sifat dasar Kristus yang Tuhan taruh dalam hidup kita untuk kita kembangkan. Dan jika kita tidak mengembangkan maka kita akan binasa ( Yun : apollumi = terhilang dari hadirat Allah ).
Unknown said…
Dear Anonim,
"talenta" memang maksudnya karunia khusus (tidak selalu keahlian/ skill). Anak dunia pun diberikan karunia khusus ini. Bedanya? Anak dunia tidak mempersembahkan kembali kepada Tuhan, sekalipun mereka lebih hebat. Nah. Bagi Anak2 Tuhan yang mengembangkan talenta PLUS mengembalikan kepadaNya akan diberikan tanggung jawab yang besar. "Masuk dalam KemuliaanNya" tidak dimaksudkan surga, melainkan Kemuliaan Tuhan di bumi semasa hidup. Bagi yang tidak mengembangkan atau memuliakan Tuhan dengan talentanya (entah anak Tuhan atau anak dunia) akan dilempar ke dalam kegelapan, ini bukan neraka, melainkan kesengsaraan (penyesalan) yang berkepanjangan di dalam hidupnya. Syarat masuk surga cuma satu: menerima anugerah keselamatan melalui darah Yesus Kristus. Talenta tidak ada kaitannya di sini. God bless..