Suatu hari saya sedang
berbincang-bincang dengan teman saya. Pembicaraan kami menjurus ke
arah mujizat dan orang-orang yang katanya punya kemampuan
menyembuhkan termasuk di dalam lingkungan Gereja. Teman saya percaya
dengan adanya kesembuhan-kesembuhan ilahi. Tapi saya menjelaskan
kepadanya tentang trik-trik bagaimana melakukan penyembuhan ilahi itu
yang sebenarnya hanya tipuan. Teman saya mendengarkan dengan seksama,
dan saya dengan semangat menjelaskan trik-trik tersebut yang banyak
dilakukan oleh para pendeta, meskipun pendeta tersebut tidak
menyadarinya. Lalu, kemudian teman saya menyeletuk :
“Judy, jadi apa yang kamu percaya
sebagai orang Kristen? Bukannya penyembuhan ajaib itu terdapat di
Alkitab? Bukannya Yesus juga melakukan banyak mujizat?”
Teman saya menganggap sebagai orang
Kristen saya seringkali menentang kekristenan itu sendiri. Saya
seperti tidak percaya Tuhan, Alkitab apalagi percaya mujizat termasuk
kesembuhan ilahi. Tapi disinilah saya berkesempatan menjelaskan
kepada teman saya apa perbedaannya kesembuhan ilahi dan mujizat yang
tercatat di dalam Alkitab dengan yang dilakukan oleh banyak Gereja
sekarang ini. Keduanya sangat bertentangan. Saya menjelaskan dengan
panjang lebar dan juga menjelaskan akibat-akibat dari kesembuhan
ilahi palsu yang dilakukan oleh banyak Gereja.
Tuduhan sesat, tidak percaya mujizat,
tidak percaya Tuhan, orang Kristen duniawi, suka menghakimi, sok
rohani, dll sudah sering saya dapatkan. Ini dimulai justru ketika
saya mulai serius untuk belajar Alkitab dan mencari kebenaran.
Dahulu, ketika saya masih Kristen yang
biasa-biasa saja, semuanya aman. Kebutuhan terpenuhi, tidak ada yang
mengatakan ejekan di atas. Saya disukai banyak orang. Hidup saya
nyaman. Tapi sejak saya mulai ingin sungguh-sungguh mengenal
kebenaran, hidup saya berubah. Banyak hal yang tidak menyenangkan
harus saya jalani, tapi saya bertahan dan terus maju sampai hari ini.
Saya teringat di awal saya menginjakkan
kaki di Jakarta. Enam bulan pertama, saya sama sekali tidak pernah ke
Gereja. Dikampung halaman saya, saya cukup rajin ke Gereja, meskipun
hanya sekedar rutinitas ditambah sedikit “pelayanan”. Ketika saya
menghubungi orangtua saya, mereka bercerita Gereja saya dulu,
sekarang sudah bangkrut. Gembala sidangnya korupsi. Banyak jemaatnya
yang pindah Gereja, termasuk orangtua sayapun pindah Gereja.
Enam bulan sendirian di kota Jakarta,
saya mulai merasa sepi. Ada sesuatu yang kosong dalam diri saya.
Meskipun saya memiliki banyak teman, tapi saya tetap merasa ada
sesuatu yang hilang. Saat itulah, di siang hari, di kamar kos saya,
sayapun berlutut dan berkata kepada Tuhan :
“Tuhan, aku rindu GerejaMu, tapi aku
mau Gereja yang mengajarkan kebenaran bukan kepalsuan. Gerejaku yang
dahulu sudah hancur, karena pendetanya yang tidak benar. Aku mau
kebenaran. Bawalah Aku ke rumahMu Tuhan.”
Kurang lebih seperti itulah yang saya
katakan saat itu karena saya sudah tidak dapat mengingatnya dengan
jelas lagi. Selesai mengatakan hal itu, hati saya merasa tenang, dan
saya tahu Tuhan menjawabnya. Tapi jawaban tersebut saya terima enam
bulan berikutnya.
Itulah pertama kalinya saya rindu
dengan kebenaran. Kehidupan saya selanjutnya tetap berjalan biasa
saja, dan enam bulan kemudian saya baru di ajak seorang teman ke
sebuah Gereja. Saat itu saya tidak punya Alkitab, teman saya
memberikan Alkitabnya kepada saya, sebuah Alkitab yang sudah lusuh,
mungkin karena sering di baca.
Pertama kali pulang dari Gereja
tersebut di kendaraan umum yang kami tumpangi, teman saya bertanya
“Bagaimana kotbahnya menurut kamu?” Saya sedikit terkejut ditanya
seperti itu dan sebagai seorang kristen yang belum tahu apa-apa, saya
hanya bisa menjawab “Lumayanlah”. Teman saya tersenyum saja
mendengar jawaban itu.
Kedepannya, pendeta Gereja inilah yang
pertama kali mengajarkan saya untuk mengenal kebenaran dengan
sungguh-sungguh, hingga akhirnya saya di babtis di Gereja tersebut,
meskipun saat ini saya sudah tidak pernah lagi berGereja di Gereja
tersebut.
Anda tahu, mengenal kebenaran itu
berbeda dengan beragama. Percaya Tuhan itu berbeda dengan
mempercayakan diri kepada Tuhan. Saya pernah pergi ke berbagai
Gereja, dari bermacam denominasi. Semuanya merasa diri paling benar.
Tidak jarang mereka mengatakan ajaran yang diluar ajaran mereka itu
adalah salah.
Saya pernah datang ke Gereja yang
pendetanya bisa mengocok perut anda, saya juga pernah datang ke
Gereja yang tampak begitu serius berkotbah, saya juga pernah datang
ke Gereja dengan tata ibadah yang begitu kaku, saya juag pernah
datang ke Gereja dengan musik yang hingar bingar dan memekakkan
telinga. Semuanya merasa paling benar.
Kalau semuanya benar, mengapa ada
perbedaan dalam pengajarannya, mengapa ada perbedaan dalam tata
ibadahnya, mengapa ada perbedaan dalam musiknya? Ada yang
menjawab,”Yang penting semuanya memberitakan tentang Yesus sebagai
Tuhan dan Juru Selamat.” “Yang penting kita merasa bertumbuh di
Gereja tersebut.” Begitukah?
Saya tidak tahu mengapa saya jadi
sering pergi ke berbagai macam Gereja, tapi dari situ jugalah saya
mulai mengenal apa itu yang benar dan apa itu yang salah. Saya sering
mendengar seseorang dari jemaat Gereja tertentu menjelekkan pendeta
Gereja lainnya, padahal dia tidak tahu apa-apa. Saya sendiri pernah
mengalami, ketika mengatakan akan pergi ke Gereja A, teman saya
mengatakan “Disanakan pendetanya ga beres, suka korupsi.” Saya
bertanya kembali kepada dia “Darimana kamu tahu, apa kamu pernah
datang ke Gerejanya?” Dia menjawab,” Belum pernah sih ke
Gerejanya, tapi teman-teman saya yang bilang. Jadi kalau udah tahu
pendetanya ga beres, buat apa kesana?”
Seperti itu bukan, ketika anda
mengatakan Gereja ini tidak beres, pendetanya tidak beres, ajarannya
tidak beres? Anda hanya mendengarnya dari teman-teman anda, yang
mungkin juga mendengarnya dari teman-temannya yang lain dan
teman-temannya yang lain juga mendengarnya dari teman-temannya yang
lain lagi.
Kalau seperti itu jawaban anda, bukan
Gerejanya, Pendetanya atau Ajarannya yang tidak beres, tapi andalah
yang tidak beres. Inilah yang saya sebut suka menghakimi, menuduh
tidak ada dasar.
Saya sudah ke banyak Gereja, sudah
mendengar bermacam ajaran. Itu sebabnya saya bisa membedakannya. Tapi
yang paling awal membuat saya menilai suatu ajaran itu benar atau
salah adalah Alkitab. Pendeta dimana saya pertama kali bergereja saat
di Jakarta, mengajarkan untuk “kembali ke Alkitab”. Disinilah
saya ketika sudah mendengar berbagai macam ajaran, dan semua merasa
paling benar, saya kembali ke Alkitab.
Perlahan tapi pasti, saya mulai membaca
Alkitab dengan lebih serius untuk mencari kebenaran. Banyak hal belum
bisa saya pahami saat itu. Karena kerinduan saya untuk belajar ini,
saya pernah bertanya kepada seorang hamba Tuhan, teman saya. Saat itu
ia masih penginjil, dan sekarang sudah menjadi pendeta yang cukup
dikenal. “Bisakah saya sekolah teologi, saya hanya ingin belajar,
tidak perlu diberi gelar apapun, saya juga tidak tergerak untuk jadi
pendeta, saya hanya ingin belajar kebenaran.” Sayangnya ia menjawab
harus ada panggilan Tuhan untuk bisa sekolah teologi.
Pada akhirnya, saya hanya bisa membaca
Alkitab yang isinya banyak tidak saya mengerti. Saya hanya terus
membacanya, meskipun tidak rutin. Dan seiring berjalannya waktu,
ketika membaca ulang Alkitab, saya menyadari saya mulai mengerti dan
memahami isinya. Lalu, saya pun mulai menemukan banyak hal yang
berbeda dengan ajaran-ajaran yang saya terima dari Gereja, dan ini
membuat konflik dalam diri saya.
Satu kali, saya merasa begitu lelah
dengan pikiran saya sendiri, saya berbaring di tempat tidur dan
menatap langit-langit atap rumah. Dalam diri saya muncul kebingungan
dan pertanyaan “Tuhan, mengapa apa yang saya baca di Alkitab,
seringkali ada perbedaan dengan ajaran Gereja yang sudah saya terima.
Jadi mana yang benar, apakah saya yang salah memahami atau memang
ajaran Gereja itu yang salah?”. Dari pertanyaan seperti inilah
muncul jawaban sekaligus pertanyaan baru buat saya maupun buat anda :
“Pada saat kamu membaca Alkitab, dan
kamu menemukan ternyata apa yang dituliskan di Alkitab berbeda dengan
ajaran yang selama ini kamu terima, mana yang akan kamu pilih?
Alkitab sebagai firman Tuhan ataukah ajaran yang sudah bertahun-tahun
berdiam dalam dirimu?”
Saya mengerti, sebagai seorang yang
percaya Yesus, yang mempercayai Alkitab sebagai kebenaran, bukankah
seharusnya Alkitab yang menjadi standar ukuran sebuah kebenaran?
Saya seringkali menemukan orang-orang
yang sekalipun mengakui Alkitab sebagai standar kebenaran, tapi
ketika ditunjukkan ayat yang berbeda pemahamannya dengan pemahaman
dia selama ini, orang tersebut dengan berbagai alasan manis akan
berusaha membela ajarannya, pendetanya dan Gerejanya. Dia akan
mencari alasan :”Tanya dulu ke pendeta.”, “Itu bagiannya
pendeta yang sudah sekolah teologi”, dll. Kalaupun mereka menyadari
kesalahannya, mereka tetap akan membela diri dengan mengatakan “Itu
urusan Tuhan, kalau pendeta itu salah, biar Tuhan yang menghukumnya,
kita tidak berhak menghakimi.”
Setelah saya mengetahui kebenaran
seperti ini, Alkitablah yang menjadi andalan saya. Saya mulai bisa
melihat banyaknya ajaran-ajaran yang selama ini kita percaya,
sebenarnya banyak yang bertentangan dengan Alkitab. Saya tidak
mengatakan bahwa semua ajaran Gereja itu salah, tapi ada kalanya
ketika kita membaca Alkitab, ternyata menemukan bahwa apa yang
tercatat di Alkitab dengan yang selama ini kita percaya adalah
berbeda. Jangan merasa anda yang salah tafsir Alkitab, tapi cobalah
membacanya berulang kali agar anda memahaminya. Silakan saja tanyakan
pada pendeta anda, tapi jelaskan kepadanya apa yang anda temukan, dan
jangan langsung percaya dengan penjelasan pendeta anda, tapi uji
kembali dengan Alkitab sebagai standar kebenaran.
Saya belum berani menunjukkan diri saat
itu. Bukan hanya karena saya takut dianggap berbeda atau sesat, tapi
masih terlalu sedikit yang saya pahami dari Alkitab. Saya masih
terlalu bodoh, itu sebabnya sampai saat inipun saya masih terus
belajar dari Alkitab.
Masih ada beberapa kejadian lain yang
saya alami yang kemudian menguatkan saya untuk mulai menulis tentang
kekristenan dan mulai berani menyatakan kesalahan.
Suatu kali saya diundang oleh teman
saya untuk menghadiri KKR Natal Gerejanya. Saat itu acar diadakan di
Gelora Bung Karno. Saya hadir disana bersama dengan adik saya. Luar
biasa sekali, Gelora Bung Karno penuh sekali, bahkan sampai ke tengah
lapangan. Saya pun pindah ke tengah lapangan. Ketika ibadah dimulai,
musik begitu keras dimainkan, tapi saya masih bisa menikmatinya,
sampai akhirnya kotbah disampaikan. Saya tertegun mendengar
kotbahnya. Bukan karena kotbahnya yang bagus, tapi karena menurut
saya tidak ada isinya sama sekali. Pendeta itu hanya sibuk bercerita
pengalamannya pulang-pergi ke surga. Sama sekali tidak ada pengajaran
Alkitab, meskipun sempat dibacakan beberapa ayat.
Tiba-tiba saja saya merasa sedih, saya
menatap keliling lapangan, banyak sekali orang yang tampaknya begitu
bersuka cita. Hati saya begitu sedih, saya ingin marah dan
berteriak,” Pendeta ini tidak mengajarkan kebenaran, isinya hanya
bualan yang bertentangan dengan Alkitab!” Tapi seperti ada yang
mencegah saya untuk berteriak, dan sayapun berpikir nanti saya dikira
kerasukan setan dan sibuk di tengking-tengking. Saya hanya memandang
orang-orang yang tertipu, yang dijanjikan dengan janji-janji manis
pasti masuk surga. Ini pertama kalinya, saya merasa hati saya sangat
sedih melihat orang-orang yang tertipu oleh pendeta penipu. Saya
tidak tahu mengapa saya mengalami hal itu.
Di lain waktu saya pernah menghadiri
sebuah Gereja yang suka melayani kesembuhan ilahi. Saya lihat begitu
acara penyembuhan ilahi itu akan diadakan, jemaat berbondong-bondong
maju ke depan untuk minta disembuhkan. Anehnya bukan hanya kesembuhan
saja, tapi ada juga yang minta berkat, minta jodoh, bahkan minta agar
lulus ujian. Apakah Tuhan mengajarkan itu semua? Itulah orang-orang
yang tertipu oleh pendeta penipu.
Saya pernah menonton acara KKR
kesembuhan ilahi. Banyak jemaat yang diajak naik panggung karena
merasa sudah sembuh. Kasihan sekali saya melihatnya, karena saya tahu
dia belum sembuh. Kelihatan sekali dari cara jalannya dan gerakan
tubuhnya, tapi diklaim oleh pendeta ini kalau dia sudah sembuh.
Pernah juga saya melihat artis yang
katanya sudah disembuhkan penyakitnya di sebuah KKR kesembuhan, kalau
tidak salah penyakitnya ada hubungannya dengan paur-parunya. Ia
menyanyi dengan begitu keras dan memukul-mukul dadanya untuk
menunjukkan ia sudah sembuh, padahal saya yakin belum. Dalam hati
saya berkata,”Pulang kerumah penyakitnya akan kambuh kembali bahkan
lebih parah karena ia memukul-mukul dadanya dengan keras. Tidak lama
kemudian di televisi diberitakan ia meninggal dengan penyakit yang
sama yang katanya sudah disembuhkan. Kasihan sekali.
Saya pernah bertemu dengan seorang
hamba Tuhan yang begitu bersemangat menceritakan kisahnya bagaimana
ia di pilih dan di pakai oleh Tuhan. Ia mengatakan pernah menghadapi
5 dukun sekaligus dan dengan kuasa Yesus ia menang. Tapi sayangnya
ajarannya sangat bertentangan dengan Alkitab. Para pengikutnya hanya
terpesona dengan kisah-kisahnya yang tampak mengagumkan, tapi isi
firman Tuhan-nya hampir tidak ada. Saat ia mengatakan menang
menghadapi 5 dukun sekaligus, sebenarnya saya ingin menjawab, saya
bisa menghadapi 10 dukun sekaligus dan saya pasti menang tanpa harus
menjual nama Yesus, tapi saya saat itu sedang mengamati ajarannya,
jadi saya hanya mendengar saja. Mau tahu trik menang menghadapi 10
dukun sekaligus?
Saya juga pernah menonton sebuah video
dari seorang bapak yang menceritakan anaknya yang mati bunuh diri.
Anak ini menderita sakit. Sewaktu mengikuti KKR, dia dinyatakan sudah
sembuh oleh pendetanya. Seluruh keluarga yang hadir bersukacita. Tapi
begitu pulang kerumah, penyakit anak ini kambuh kembali. Keluarga ini
heran, lalu ia di bawa kembali ke pendeta tersebut. Pendeta itu
mengatakan, penyakitnya kambuh kembali karena kurang beriman dan
masih ada dosa yang disembunyikan olehnya. Ia harus mengakuinya untuk
bisa sembuh. Anak ini tidak bisa menjawab apa-apa. Sejak itu ia
menjadi pendiam karena berusaha mencari apa dosanya. Tahun berikutnya
ia ditemukan bunuh diri oleh keluarganya. Anak ini begitu frustasi,
ia tidak dapat mengerti apa dosanya. Mungkin anda mengatakan anak ini
bunuh diri karena memang menunjukkan ia tidak punya iman dan memang
memiliki dosa yang disembuyikan, pendeta itu benar. Tapi, ini jawaban
saya, Anak itu sudah di bunuh oleh pendeta penipu tersebut! Karena
pada dasarnya ia memang tidak sembuh dan ia ditakut-takuti dengan
kata iman dan dosa. Jangan menipu jemaat dengan mengatakan ia sembuh
lalu ketika kambuh dianggap kurang beriman atau ada dosa yang
disembunyikan. Inilah kata-kata yang umumnya digunakan oleh
pendeta-pendeta penipu untuk membenarkan diri.
Saya belajar banyak hal dalam pencarian
saya akan kebenaran. Semakin banyak penipuan-penipuan oleh para
pendeta penipu yang saya ketahui. Trik-trik yang dilakukan mereka,
kepalsuan ajaran-ajaran mereka dan masih banyak lagi. Sayangnya,
umumnya orang Kristen begitu terpesona jika ada kisah-kisah yang
menyentuh terutama yang dibumbui dengan hal-hal yang kelihatannya
berbau supratural. Mereka begitun terpesona sehingga tidak peduli
lagi dengan Alkitab, cukup mendengar ajaran pendeta-pendeta penipu
seperti ini. Bukankah mereka adalah hamba-hamba Tuhan yang diurapi
Tuhan, yang diurapi dengan kuasa mengusir setan, yang diurapi dengan
kuasa penyembuhan, yang diurapi dengan kuasa Roh Kudus, dan
kuasa-kuasa lainnya.
Saya adalah seorang yang sangat percaya
dengan hal-hal supranatural sejak saya kecil. Saya tertarik dengan
sulap, ilmu-ilmu kesaktian, mantra-mantra, ramalan, dan hal-hal
lainnya yang berbau supranatural. Beberapa diantaranya bahkan pernah
saya pelajari.
Tapi kekuatan terbesar saya adalah
mencari kebenaran, dan saya gagal menemukan kebenaran itu sampai
kebenaran itu sendiri yang menghampiri saya. Setelah banyak
mengetahui kebenaran dalam dunia supranatural, saya baru bisa melihat
bagaimana penipuan-penipuan yang berbau suprantural, dan begitu
banyak orang kristen yang tertipu. Hati saya menangis melihat hal
ini.
Ketika saya membongkar
penipuan-penipuan oleh pendeta-pendeta penipu, mungkin banyak yang
berpikir saya orang yang sombong, sok tahu, suka menghakimi, tidak
memiliki kasih, merasa diri paling pintar dan benar, dan lainnya,
anda tambahkan sendiri.
Mengapa saya seringkali tampak seperti
orang yang tidak percaya Tuhan, tampak seperti orang yang menentang
kekristenan? Mungkin begitulah saya. Kalau sedang marah kepada Tuhan
pun saya katakan terus terang saya marah kepadaNya. Justru dari
situlah saya tahu saya jujur mengungkapkan isi hati saya apa adanya,
dan buktinya Tuhan tidak marah, justru menghibur saya. Mungkin saya
terlalu polos menulis, menyatakan apa adanya, sehingga terkesan lebih
menjelekkan kekristenan. Apapun itu, terserah penilaian anda.
Tapi ketahuilah, hati saya yang
menangislah yang membuat begitu marah dengan penipuan-penipuan dengan
atas nama Tuhan dan Gereja. Saya sendiri tidak mengerti mengapa
begitu sedih melihat orang-orang kristen yang tertipu dan mudah
sekali tertipu. Saya ingin mengajak setiap orang untuk belajar
sungguh-sungguh jika memang anda benar-benar mengasihi Yesus. Saya
bukan orang yang pandai bicara, saya juga bukan orang suci, saya
bukan orang pintar, saya hanya orang bodoh yang ingin terus belajar
agar menjadi pintar, tapi setidaknya saya tahu anda yang tidak mau
belajar pasti lebih bodoh dari saya. Dan saya hanya ingin membagikan
apa yang saya ketahui dari kebenaran Alkitab. Terserah anda mau
percaya atau tidak.
Judy, jadi Apa yang Kamu Percaya
Sebagai Orang Kristen? Saya percaya Tuhan Yesus dan saya percaya
Alkitab adalah kebenarannya yang diberikan Tuhan untuk bisa kita
pahami.
Comments
Malahan ada pendeta yg sdh di-ingatkan berkali2 spy kembali kejalan yg benar tetap saja melakukan penyimpangan dan hanya mengejar materi saja dengan menghalalkan semua cara yg jauh dari kebenaran.
Selamat berjuang Julie sahabat didalam Kristus.
God be with all of us till the end of time.
Saya sudah cukup lama mangamati tentang mujizat. Saya juga membaca sejarah dan mempelajari cara kerja otak. Kalau anda melakukan hal yang sama, mungkin bedanya saya menguji mujizat sedangkan anda hanya mempelajari berdasarkan literatur dan ilmu pengetahuan saja. Mungkin, itu sebabnya saya masih mempercayai Tuhan ada dan anda percaya Tuhan tidak ada.
Derren Brown memang pernah membongkar tipuan mujizat, videonya sudah lama saya tonton bahkan juga membantu saya untuk menguji mujizat. Bukan hanya Derren Brown masih ada orang-orang lain yang juga pernah membongkar praktik perdukunan dan mujizat. Mereka bukan sekedar belajar dari sejarah/literatur, tapi pernah mengujinya, itu sebabnya tetap ada dari mereka yang percaya Tuhan itu ada.
cari di Alkitab bila Tuhan itu apa? Tuhan itu seperti apa? cari di Google juga tentang keTuhanan dan bandingkan dgn isi Alkitab, dan cari pengetahuan juga tentang agama lain yang pengikutnya melakukan seperti apa yg di perintahkan Alkitab, bila tidak ada cari saja, pasti saya yakin ada, karena menurut saya semua agama berasal dari satu titik, jadi tidak harus mengecam sesat karena semua bagaimana sudut pandangnya, bila kita mulai tahu ajaran murni dari Alkitab, bandingkan dgn agama lain, ini bukan karena sesat tapi hanya sebagai bandingan saja untuk menunjukan kebenaran, dari pada kita hanya bertanya-tanya kenapa gereja tidak mengajarkan apa yg di ajarkan yesus?
INTINYA JANGAN SLALU BERANGGAPAN AGAMA KITA YG PALING BENAR APALAGI INI AGAMA YG DIBERIKAN OLEH ORANGTUA, KECUALI KITA SENDIRI YG MENEMUKAN AGAMA ITU KARNA KEBENARANYA....karna jujur saya juga slalu membandingkan agama saya dgn agama lain,,,tapi bukan menjelek-jelekan hanya sekedar mengamati saja,,,dan mengamatinya harus dari sumber yg dapat dipercaya,,,karna banyak juga yg hanya sekedar fitnah saya sudah bnyak menemukannya,,,kalo saya pertama download kitab suci agama2 besar di dunia,,,baca sendiri dan bandingkan,dan ingat buang dulu ke egoisan agama kita,,,lalu setelah di pahami lihat mereka yg menganut agama itu yg sesuai ajaranya bandingkan juga dgn agama kita,,,itumah saran dari saya saja
Hati2 dah guys dgn pendeta2 zaman skrg dan kedepan, byk yg musrik. sejak kejadian ini sy bener2 memahami karakter org dan jd ekstra hati2. sy percaya ada saatny kebenaran akan terungkap dan hukum Tuhan jauh lbh berbahaya drpd hukum yg dibuat oleh manusia.
just share my story.
Sebuah pertanyaan bagus, Pak. Saya dulu mengajukan pertanyaan serupa, hingga akhirnya ada teman yg memperkenalkan situs ini:
https://www.jw.org/id/ajaran-alkitab/pertanyaan/
Semoga Bapak sehat dan diberkati Tuhan
Itu website dari kelompok saksi Yehuwa. Banyak ajaran mereka yang patut dipertanyakan. Mereka hanya mencocokkan Alkitab dengan pikiran mereka sendiri. Senoga anda cukup teliti dan kritis untuk mempelajarinya.
Terima kasih pendapat Bapak.
Benar, itu website dari Saksi Yehuwa, dan sejauh yg saya telusuri ajaran mereka belum ada yg saya jumpai menyimpang dari Alkitab, Pak. Malah, tadi malam saya diajak ikut ke satu pembahasan Alkitab mereka, mereka sebut pembahasan Alkitab sidang, mereka gunakan buku berjudul Tirulah Iman Mereka. Pembahasannya pd pasal 22 ("Ia Loyal Menghadapi Berbagai Ujian"), mulai paragraf 14-24, ini ttg tokoh Alkitab rasul Petrus. Yang menarik, dan saya kagum di situ (terutama di pargf 16-17) adalah bahasan ttg perkataan yg cukup keras dari Yesus kepada Iblis dan Petrus, yaitu: ”Pergilah, Setan" (Yesus kepada Iblis di Matius 4:10) dan "Pergilah ke belakangku, Setan!" (Yesus kepada Petrus di Matius 16:23). Kedua kutipan itu diambil dari Alkitab mereka, Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru (TDB). Mengapa menarik menurut saya? Karena malam itu juga, sepulang dari pertemuan, saya ambil Alkitab TB-LAI saya dan langsung buka di ayat-ayat tadi. Penasaran saya belum terjawab karena di TB-LAI justeru saya jumpa kata-kata yg sama utk dua jenis hardikan tadi. TB-LAI Matius 4:10 & 16:23 menulis: Enyahlah Iblis!
Sampai di sini Bapak yg jeli pasti juga tak puas kalau hanya perkutat pada naskah TB-LAI & TDB, bukan? Nah, saya sendiri melakukan riset kecil utk mencari tahu kata-kata asli bahasa Yunani di ayat-ayat itu. Dan yg saya temukan, kemudian saya simpulkan, justeru Alkitab TDB lebih akurat dalam menyampaikan perbedaan maksud dua pernyataan/frase asli Yunani itu, yaitu: 'Pergilah, Setan' ("hupago satanas") dan 'Pergilah ke belakangku, Setan' ("hupago opiso, satanas") ketimbang TB-LAI yg hanya menyamaratakan dua peristilah itu dengan satu seruan saja: Enyahlah, Iblis.
Dari hal-hal "kecil" seperti itu lah saya mulai memupuk kekaguman saya kepada Saksi Yehuwa.
Alkitab Terjemahan Dunia Baru di terjemahkan oleh Saksi Yehuwa bukan mengikuti bahasa aslinya, tapi dari Alkitab bahasa Inggris (KJV) dan dicocokkan dengan ajaran mereka. Kalau ada yang berbeda dengan ajaran mereka, mereka akan mengubahnya.
Anda hanya diperlihatkan sebagian ayat yang kelihatannya memiliki terjemahan yang lebih tepat dengan bahasa aslinya, kalau anda mau pelajari dan bandingkan lebih lanjut, ada banyak ayat yang diterjemahkan justru sangat menyimpang dari bahasa aslinya. Penyimpangan ini terjadi karena mereka tahu ajaran mereka bertentangan dengan Alkitab. Oleh sebab itu mereka berusaha mencocokannya. Akibatnya malah jadi aneh.
Terima kasih pendapat Bapak.
Memang, untuk jangka waktu yang cukup lama Saksi Yehuwa pernah menggunakan beberapa terjemahan Alkitab, termasuk diantaranya KJV yg Bapak sebut itu. Namun, sejak 1950 mereka merilis terjemahan sendiri yg dikenal sebagai TDB itu, atau dalam bahasa Inggris disingkat NWT. Alkitab ini, menurut Saksi Yehuwa, dihasilkan dari riset yg lama atas banyak manuskrip salinan tua Ibrani, Yunani & Latin yg berterima, seperti karya Jerome (Vulgata), Biblia Hebraica serta versi Aland-Nestle. Jadi, berbeda dengan anggapan Bapak, sumber utama terjemahan TDB, bukanlah KJV. Justeru menurut mereka KJV punya banyak kelemahan dalam segi keakuratan dan keandalan naskah tertua.
Saya temukan bahan tambahan di website mereka, ttg topik yg kita diskusikan ini: "Apakah Terjemahan Dunia Baru Akurat?" https://www.jw.org/id/saksi-saksi-yehuwa/pertanyaan-umum/terjemahan-dunia-baru-akurat/
Semoga Bapak & keluarga dilimpahkan kedamaian dari Tuhan
Anda ini lucu, ingin menunjukkan terjemahan Dunia Baru Akurat tapi link yang diberikan adalah link dari TDB sendiri alias website Saksi Yehuwa. Jelas aja mereka akan menunjukkan terjemahan mereka paling akurat, mana ada orang yang mau menyalahkan produk sendiri. Itu namanya anda bermain curang dan tidak bersikap adil. Harus ada bukti di luar website Saksi Yehuwa yang menunjukkan terjemahan mereka lebih akurat.
Saya baru membaca satu pasal saja dari TDB (dari website jw.org yang anda tunjukkan) sudah bisa melihat ngaco-nya dimana, apalagi kalau harus di bahas semua, yang ada saya cuma geleng-geleng kepala melihat betapa bodohnya pengikut Saksi Yehuwa yang tidak dapat menggunakan otaknya.
Terima kasih utk pendapat Bpk.
Sebetulnya tidak ada maksud untuk 'lucu-lucuan' apalagi 'bermain curang' atau 'tidak bersikap adil' di sini; dan tidaklah pada tempatnya juga bapak mengomentari dgn nada pongah bhw pihak lain itu 'bodoh' dan 'tidak dapat menggunakan otaknya'. Karena siapa kita ini sehingga merasa sudah paling benar sendiri lalu menuding serta merendahkan pihak lain bodoh, tak pakai otak bahkan sesat? Jangan-jangan justeru Saksi Yehuwa yang benar, sementara bapak dan kelompok bapak-lah yg salah, salah-besar, bahkan sesat dan menyesatkan?!
Poin saya sederhana saja, Pak. Intinya: Sekalipun Website atau Link yg saya berikan itu milik Saksi Yehuwa..., bukankah materi yg disajikan di sana memuat pendapat pakar (NB: orang luar) tentang terjemahan Alkitab TDB itu? Dan bukankah penyajian di Website tersebut bisa diakses siapa saja dan dari belahan dunia mana pun, termasuk mereka yg otoritas kepakarannya telah dikutip dlm situs dimaksud? (Balik lihat: https://www.jw.org/id/saksi-saksi-yehuwa/pertanyaan-umum/terjemahan-dunia-baru-akurat/)
Saya kira nama-nama seperti Profesor Edgar J. Goodspeed, Profesor Allen Wikgren, Profesor Alexander Thomson, Profesor Benjamin Kedar, Jason David BeDuhn, Robert M. McCoy, dan lain-lain bukanlah orang biasa yg omongannya bisa ngaco dan bikin geleng-geleng kepala.
Siapa mereka dan apa reputasinya dlm dunia Teologi Biblika, Penerjemahan Alkitab dan Perbandingan Agama-agama bisa bapak telusuri sendiri.
Terima kasih untuk waktu dan tanggapan bagus yg telah Bapak berikan terhadap saya. Sejauh ini, bukan maksud saya ingin berdebat dgn Bapak, namun saya hanya menyuarakan apa yg saya rasa baik, yg orang lain perlu tahu juga. Mohon maaf bila dlm penyampaian ada hal-hal yg kurang berkenan di hati Bapak. Saya undur diri..
Sayang sekali, padahal saya baru mau mengajak diskusi lebih lanjut. Tapi tidak apa, mungkin lain waktu. Tidak perlu tersinggung ketika saya menggunakan kata "bodoh" atau "tidak pakai otak", karena itu bukan untuk menghina, tapi mengingatkan. Yang bijaksana, akan memperhatikannya, jika benar ia bodoh maka ia akan belajar, tapi jika ia tidak bodoh ia akan menjelaskan kebenarannya.
Saya baru mau menulis satu artikel tentang salah satu pasal yang saya baca dari Alkitab terjemahan TDB, dan mengajak anda berdiskusi disana, karena tulisan saya disini tidak berhubungan dengan komentar yang anda sampaikan. Tadinya saya pikir saya akan kejar deadline agar anda tidak terlalu lama menunggu tulisan saya, tapi karena anda tidak mau berdebat, saya jadi punya lebih banyak waktu untuk menulis. Terima kasih.
Satu hal lagi, semua tulisan di blog ini adalah tulisan saya pribadi, bukan kelompok. Saya juga tidak memiliki kelompok apapun untuk mendukung apa yang saya tuliskan disini. Saya hanya harus bertanggung jawab kepada Tuhan untuk semua tulisan saya.
Tulisan ini adalah tulisan pribadi, bukan bertujuan mencari sensasi atau mencari jumlah pengunjung yang besar. Saya juga tidak mengikuti kaidah-kaidah menulis. Apa yang ada di otak saya saat menulis, itulah yang saya tuangkan. Sebagian besar tulisan saya juga tidak saya periksa kembali dan langsung di publish. Saya menulis di waktu-waktu kosong saya di kantor yang terkadang singkat. Itu sebabnya saya menamakan blog ini "Sekilas Catatanku"
Terkadang setelah beberapa waktu kemudian saya membaca kembali tulisan-tulisan saya, seringkali terdapat kesalahan ketik dan kekurangan untuk apa yang ingin saya sampaikan. Tapi semua saya biarkan, ke depannya jika saya ingin menulis kembali, saya akan melakukan perbaikan di tulisan saya yang baru.
Anda tahu kekurangan tulisan ini, berarti anda cukup teliti membacanya.
Terimakasih atas sarannya.
Post a Comment