Skip to main content

Menyongsong Pengharapan di Tahun 2015

Sumber gambar : http://lakesideperton.co.uk
Menjelang akhir tahun, biasanya banyak yang berpikir tentang resolusi untuk tahun depan. Dalam hal inimenyambut tahun 2015. Saya tidak pernah berpikir tentang resolusi, tapi tahun ini saya memiliki satu pengharapan yang sangat besar. Saya juga berharap Tuhan berkenan dan menolong saya untuk mencapainya. Terus terang saja, terkadang saya memiliki keyakinan bahwa saya akan mencapainya di tahun 2015 ini, tapi terkadang juga saya merasa lemah dan tidak yakin. Saya membutuhkan masukan, dorongan untuk menyakinkan saya bahwa saya akan meraihnya.


Saya bersyukur kepada Tuhan, karena menjelang akhir tahun, dalam menyambut perayaan Natal dan tahun baru, saya mendapatkan dua pengalaman menarik yang memberikan dorongan dan kekuatan kepada saya untuk menjalani tahun 2015.


Pengalaman pertama :


Saat dalam perjalanan untuk mengikuti ibadah malam Natal di Gereja tempat mertua beribadah, saya mendapatkan kisah menarik. Saat itu saya, istri beserta anak-anak kami pergi ke Gereja dengan menumpang taksi. Supir taksi yang kami tumpangi sudah cukup berusia. Istri saya mengajak mengobrol supir tersebut dan ternyata usianya sudah lebih dari 60 tahun. Istri saya mempertanyakan mengapa ia masih tetap bekerja sebagai supir di usia senja. Sang supir taksi pun banyak bercerita, bahwa menjadi supir taksi adalah kehidupannya, sudah lebih dari 30 tahun ia menjadi supir taksi. Sejak masa mudanya ia meninggalkan kampung halamannya di Padang menuju Jakarta karena kehidupan miskin keluarganya. Di Jakarta ia tidak kenal siapapun. Saat tiba di pelabuhan tanjung priok, ia tidak tahu harus kemana. Tapi seorang ibu penjual koran yang melihat dirinya mengajak dia tinggal bersamanya dan menjadi penjual koran. Ia berjualan koran di pelabuhan tanjung priok dan dekat dengan supir-supir taksi dan akhirnya belajar mengendarai mobil yang selanjutnya menjadikannya seorang supir taksi.


Bertahun-tahun bekerja sebagai supir taksi, hingga menikah dan memiliki tiga orang anak. Yang cukup mengagumkan, meskipun ia tidak lulus SD, namun dengan pekerjaannya sebagai supir taksi, ia bisa menyekolahkan ketiga anaknya hingga lulus S1 dan bahkan anaknya-anaknya lulus S2. Ketiga anaknya memiliki jabatan-jabatan tinggi di perusahaan-perusahaan yang cukup terkenal.


Istri saya bertanya, mengapa ia masih menjadi supir taksi jika anak-anaknya sudah sukses. Ia hanya menjawab, ia menyukai pekerjaan sebagai supir taksi. Jika ia hanya berdiam diri di rumah, ia merasa tidak betah. Ia menjadi supir taksi bukan lagi untuk mencari uang, tapi menikmati pekerjaannya.


Istri saya bertanya kembali,”Apa rahasianya hingga bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai lulus S1, meskipun hanya menjadi supir taksi”


Supir tersebut menjawab,”Rahasianya hanya bekerja dengan IKHLAS dan JANGAN MENGELUH tentang pekerjaan.”


Jawaban yang sederhana namun luar biasa. Saya yang lebih banyak mendengar saat itu, cukup terkesan dengan jawabannya dan menjadi masukan buat saya sendiri. Banyak dari antara kita yang seringkali bekerja tanpa kerelaan, tapi mengejar pendapatan yang besar, bahkan kadang dengan cara-cara licik menjilat atasan demi mendapatkan promosi. Banyak dari antara kita yang juga sering mengeluh karena belum berhasil mencapai apa yang kita inginkan.




Pengalaman kedua :


Pengalaman kedua terjadi keesokan harinya, sehabis mengikuti ibadah natal di Gereja istri saya, kami pergi ke rumah nenek istri saya di daerah Senen. Karena berada disana sampai sore, seorang saudara yang juga sedang main di rumah nenek istri saya, menawarkan untuk mandi di rumahnya yang hanya berjarak satu blok dari rumah nenek istri saya. Di tempat itulah saya bertemu dengan seorang bapak yang sudah berusia diatas 60 tahun yang merupakan mertua dari saudara istri saya.


Sambil menunggu istri dan anak-anak saya mandi, saya ngobrol dengan bapak tersebut. Ia ternyata seorang mantan pembalap motor yang pernah memenangkan kejuaraan dimasa mudanya. Ia bercerita banyak banyak bagaimana ia mencintai dunia balap dan otomotif, hingga ia menguasai bermacam hal tentang otomotif. Saya cukup kagum dengan pengetahuanya tentang cara-cara memperbaiki kendaraan, tidak hanya mobil atau motor, namun ia juga bisa memperbaiki speedboat. Ia banyak bercerita tentang kesuksesan di masa mudanya. Ia juga suka berbagi ilmu yang dimilikinya dengan anak-anak muda yang ingin belajar. Ia mengatakan sepanjang jalan dari Jakarta ke Surabaya, cukup banyak bengkel-bengkel mobil yang pemiliknya pernah belajar dari dia.


Kehidupannya saat ini biasa-biasa saja, namun ia tetap memiliki semangat untuk bekerja di bengkel. Di usia senjanya, tidak hanya masih bekerja di bengkel, tapi juga masih sanggup mengendarai mobil sendiri ke luar kota.


Ia juga banyak bercerita tentang kesehatannya. Dahulu banyak anak-anak yang dia kenal, yang usianya lebih muda dari dia sudah sakit-sakitan, bahkan banyak dari mereka yang memiliki kekayaan besar, merasa iri dengan dirinya yang jauh lebih sehat dari mereka. Meskipun tubuhnya kurus, saya melihat bapak ini sangat sehat dan tetap bersemangat. Belum sempat saya tanyakan rahasianya, ia sudah menceritakan bahwa ia pada masa mudanya suka menolong banyak orang, mengajarkan tentang servis kendaraan dengan ikhlas, dan tidak menipu.


Ia mengatakan dengan tegas, prinsip hidupnya adalah TIDAK MENIPU, tidak membohongi orang lain (JUJUR) dan SUKA MENOLONG dengan rela. Ia mengatakan setiap perbuatan baik kita, kejujuran kita pasti akan mendapatkan balasannya, meskipun kita tidak tahu seperti apa balasannya, tapi itu pasti ada. Ia mengatakan dirinya sehat saat ini, karena ia percaya banyak teman-temannya yang pernah ia bantu di masalalunya, selalu mendoakan dia. Kesuksesan bukanlah masalah materi, tapi kehidupan yang baik dan bahagia. Ia bisa melakukan apa yang ia sukai, itu lah yang memberikan kebahagiaan. Satu hal lagi, ia mengatakan memiliki pengetahuan tentang otomotif yang tidak kalah dengan para sarjana atau insinyur adalah berkat ketekunannya. Ia mengatakan orang Indonesia banyak yang tidak tekun, mau langsung enak tanpa mau susah dan tidak mau belajar baik-baik.


Menyambut Tahun 2015


Mendapatkan dua kisah menarik menjelang akhir tahun ini, saya seolah memperoleh pesan khusus menyambut tahun 2015. Kisah pengalaman dua orang yang sudah berusia diatas 60 tahun. Kesuksesan dan keberhasilan bukanlah masalah materi. Seorang supir taksi hidup sederhana bersama istrinya, meskipun anak-anaknya sudah menjadi orang kaya, namun mereka bahagia. Seorang mantan pembalap yang suka menolong orang lain dan hidup jujur, meskipun kehidupannya biasa saja, namun banyak yang iri kepadanya di usia senja yang tetap sehat dan dapat bekerja dengan baik.


Saya bersyukur kepada Tuhan mendapatkan kisah dua orang tua dalam menjalani hidup. Saya mendapatkan dorongan yang menyakinkan bahwa saya bisa meraih apa yang saya harapkan dengan menerapkan prinsip-prinsip dalam kisah di atas. Mungkin ini juga bisa menjadi masukan untuk anda semua. Berikut beberapa poin sebagai pedoman kita di tahun 2015 :
  1. Ikhlas
  2. Tidak mengeluh
  3. Tidak menipu (Jujur)
  4. Suka menolong
  5. Tekun
Terima kasih Tuhan Yesus.


Allow yourself to HOPE, to BELIEVE and to TRUST again. Don't let few bad memories stop you from having a good life NOW.

Comments