Skip to main content

Yesus Melakukan Mujizat Palsu di Siloam? Bengcu Menggugat, Judy Menjawab

Saya membuat tulisan ini untuk menjawab sebuah artikel yang berjudul “Mujizat Palsu Yesus di Siloam”. Tulisan tentang mujizat palsu Yesus ini di tulis oleh seorang bernama Hai Hai di blognya yang di beri nama “Bengcu Menggugat”. Anda bisa membaca tulisannya di https://bengcumenggugat.wordpress.com/2017/08/24/mujizat-palsu-yesus-di-siloam/, tapi saya juga mengutip seluruh tulisannya di artikel saya ini berikut pembahasan saya. Hai Hai mengutip kisah Yesus menyembuhkan orang yang buta sejak lahirnya, yang terdapat di Injil Yohanes Pasal 9, Hai Hai juga mengambil bagian akhir dari Yohanes pasal 8 yaitu pada ayat ke 59.

Sebelum saya membahas tentang tulisan Hai Hai ini, saya menjelaskan sedikit tentang Hai Hai. Saya mengikuti blog Hai hai sudah sejak lama, sejak dari ia masih menulis blog di Sabda Space hingga membuat blog sendiri di Wordpress. Oleh sebab itu saya cukup tahu gaya tulisannya dan bagaimana perubahan tulisan serta sudut pandangnya dalam membahas kekristenan. Hampir semua tulisannya sudah saya baca, kecuali tulisan yang lebih bersifat umum, (bukan kekristenan) tidak semuanya saya baca.

Saya mengakui Hai Hai adalah seorang blogger yang cukup handal dalam menulis, bahkan tampak detail dan teliti. Sayangnya semakin hari Hai Hai semakin mengandalkan logika berpikirnya dalam menulis, akibatnya segala sesuatu mudah ia persalahkan kalau tidak sesuai dengan logikanya. Saya menyebutnya “Logika yang kebablasan”.

Kita Mulai :


Saya meng-copas Injil Yohanes yang di kutip oleh Hai Hai, dimulai dari Yoh 8:59 hingga Yoh 9 seluruh ayatnya.

Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah. Yohanes 8:59

Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Yohanes 9:1-2

Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.” Yohanes 9:3-5

Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya: “Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam.” Siloam artinya: “Yang diutus.” Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek. Yohanes 9:6-7

Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata: “Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?” Ada yang berkata: “Benar, dialah ini.” Ada pula yang berkata: “Bukan, tetapi ia serupa dengan dia.” Orang itu sendiri berkata: “Benar, akulah itu.” Yohanes 9:8-9

Kata mereka kepadanya: “Bagaimana matamu menjadi melek?” Jawabnya: “Orang yang disebut Yesus itu mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku dan berkata kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi dan setelah aku membasuh diriku, aku dapat melihat.” Lalu mereka berkata kepadanya: “Di manakah Dia?” Jawabnya: “Aku tidak tahu.” Yohanes 9:11-12

Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi. Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu, adalah hari Sabat. Karena itu orang-orang Farisipun bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya: “Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat.” Yohanes 9:13-15

Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu: “Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat.” Sebagian pula berkata: “Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mujizat yang demikian?” Maka timbullah pertentangan di antara mereka. Lalu kata mereka pula kepada orang buta itu: “Dan engkau, apakah katamu tentang Dia, karena Ia telah memelekkan matamu?” Jawabnya: “Ia adalah seorang nabi.” Yohanes 9:16-17

Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya, bahwa tadinya ia buta dan baru dapat melihat lagi, sampai mereka memanggil orang tuanya dan bertanya kepada mereka: “Inikah anakmu, yang kamu katakan bahwa ia lahir buta? Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?” Yohanes 9:18-19

Jawab orang tua itu: “Yang kami tahu ialah, bahwa dia ini anak kami dan bahwa ia lahir buta, tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu, dan siapa yang memelekkan matanya, kami tidak tahu juga. Tanyakanlah kepadanya sendiri, ia sudah dewasa, ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri.” Yohanes 9:20-21

Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengaku Dia sebagai Mesias, akan dikucilkan. Itulah sebabnya maka orang tuanya berkata: “Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri.” Yohanes 9:22-23

Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta itu dan berkata kepadanya: “Katakanlah kebenaran di hadapan Allah; kami tahu bahwa orang itu orang berdosa.” Jawabnya: “Apakah orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat.” Yohanes 9:24-25

Kata mereka kepadanya: “Apakah yang diperbuat-Nya padamu? Bagaimana Ia memelekkan matamu?” Jawabnya: “Telah kukatakan kepadamu, dan kamu tidak mendengarkannya; mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi? Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?” Yohanes 9:26-27

Sambil mengejek mereka berkata kepadanya: “Engkau murid orang itu tetapi kami murid-murid Musa. Kami tahu, bahwa Allah telah berfirman kepada Musa, tetapi tentang Dia itu kami tidak tahu dari mana Ia datang.” Yohanes 9:28-29

Jawab orang itu kepada mereka: “Aneh juga bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia datang, sedangkan Ia telah memelekkan mataku. Kita tahu, bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya. Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta. Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa.” Yohanes 9:30-33

Jawab mereka: “Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?” Lalu mereka mengusir dia ke luar. Yohanes 9:34

Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: “Percayakah engkau kepada Anak Manusia?” Jawabnya: “Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-Nya.” Kata Yesus kepadanya: “Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!” Katanya: “Aku percaya, Tuhan!” Lalu ia sujud menyembah-Nya. Yohanes 9:35-38

Kata Yesus: “Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta.” Yohanes 9:39
Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya: “Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?” Jawab Yesus kepada mereka: “Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu.” Yohanes 9:40-41


Orang Cacat Dan Siloam


Orang Cacat dan Siloam adalah judul yang diberikan oleh Hai Hai untuk mulai membahas mujizat palsu Yesus. Saya akan menjawabnya dengan mengutip sedikit demi sedikit agar mudah menjelaskannya.

Hai Hai menulis :

YHWH (TUHAN) yang disembah oleh bangsa Israel sama jahatnya dan rasialnya dengan Front Pembela Kristen. YHWH membenci orang-orang cacat dan menganggapnya najis, itu sebabnya tidak boleh masuk jemaah TUHAN alias tidak boleh menyembah YHWH. Front Pembela Kristen juga menganggap najis mereka yang memberitakan kebenaran.

YHWH menuntut agar semua air yang digunakan untuk menyembah YHWH harus air yang mengalir. Itu sebabnya kolam Siloam yang airnya berasal dari mata air Gihon digunakan untuk berbagai upacara. Kolam itu dijaga dengan ketat.

Judy menjawab :

Sudah lama Hai Hai menganggap YHWH (TUHAN) adalah penjahat dan penipu. Sudah banyak bahasannya dalam tulis-tulisan di blognya mengenai YHWH. Saya tidak membahasnya disini. Saya hanya membahas, apakah benar kolam Siloam di jaga dengan ketat?

Saya mencari informasi tentang hal ini di Alkitab, tidak ada satu ayatpun yang menyebutkan bahwa Kolam Siloam yang berasal dari mata air Gihon di jaga dengan ketat.

Hai Hai menulis :

Pintu gerbang Mata Air diperbaiki oleh Salum bin Kolhoze, penguasa wilayah Mizpa. Pintu gerbang itu dibangunnya kembali, diberinya atap dan dipasangnya pintu-pintunya dengan pengancing-pengancing dan palang-palangnya. Juga diperbaikinya tembok kolam penampung air saluran, dekat taman raja sampai pada tangga-tangga yang menurun dari kota Daud. Nehemia 3:15

Karena pentingnya bagi Yerusalem itu sebabnya kolam Siloam di dijaga dengan ketat. Pengemis dan orang-orang cacat tidak boleh gentayangan di Bait Allah dan lingkungannya, temasuk di dalamnya kolam Siloam. Orang buta yang sembambarangan gentangan pasti dihukum rajam sampai mati.

Judy menjawab :

Tidak ada sama sekali ayat-ayat Alkitab yang mengajarkan tentang hal ini. Kolam Siloam tidak di jaga. Ayat Nehemia yang di kutip oleh Hai Hai tidak menjelaskan tentang Kolam Siloam yang di jaga, tapi menjelaskan tentang perbaikan pintu gerbang Mata Air Siloam. Kolam Siloam memang sudah ada sejak jaman Nehemia yang di sebut dengan SYILOAKH. Ada beberapa catatan di Alkitab tentang kolam Siloam dari Perjanjian Lama, hanya saja tidak seperti yang di kira oleh Logika Hai Hai.

Apakah kolam Siloam berada di lingkungan Bait Suci? Saya mencari informasi mengenai lokai kolam Siloam, dan ternyata kolam siloam tidak berada di lingkungan Bait Suci, melainkan diluarnya. Orang buta dalam kisah Yohanes tersebut, mengapa tidak di rajam, karena ia tidak berada di lingkungan bait suci. Hai Hai hanya menebak-nebak dengan logikanya.

Mengapa Hai Hai mengutip dari Yohanes 8 ayatnya yang terakhir yang menceritakan Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Suci? Itu karena Logika Hai Hai coba-coba menebak bahwa saat bertemu si buta Yesus masih berada di Bait Suci, untuk menunjukkan bahwa itu tempat suci dan orang cacat tidak boleh ada disana. Sayangnya Hai Hai tidak baca baik-baik bahwa Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Suci, itu berarti ia sudah keluar dari Bait Suci. Logika Hai Hai kebablasan.

Hai Hai menulis :

Itu sebabnya, ketika tetangga-tetangganya memergoki wajahnya mirip pengemis buta, di kolam Siloam mereka langsung menggelandangnya kepada orang-orang Farisi. Orang-orang Farisi lalu mewawancarainya sehingga terjadilah perdebatan di antara mereka sendiri. Orang-orang buta tidak boleh gantayangan di Bait Allah dan sekitarnya kecuali di kolam Bethesda.

Judy menjawab :

Apakah tetangga-tetangga si orang buta tersebut menemukannya di Kolam Siloam?

Bacalah ulang Yohanes 9:6-19.

Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya: “Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam.” Siloam artinya: “Yang diutus.” Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek. Yohanes 9:6-7

Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata: “Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?” Ada yang berkata: “Benar, dialah ini.” Ada pula yang berkata: “Bukan, tetapi ia serupa dengan dia.” Orang itu sendiri berkata: “Benar, akulah itu.” Yohanes 9:8-9

Yoh 9:7 mencatat bahwa setelah orang buta itu membasuh dirinya, maka ia KEMBALI dengan mata yang sudah melek. Kembali kemana? Apakah kembali kepada Yesus? Alkitab tidak mencatatnya, tapi tampaknya ia kembali ke rumahnya, itu sebabnya tetangga-tetangganya melihat dia dan terkejut, dan di ayat berikutnya ia ada bersama dengan orang tuanya. Itu yang menunjukkan bahwa ia kembali ke rumah.

Hai Hai mengira orang buta ini ditemukan oleh para tetangganya di kolam Siloam. Kalau memang demikian, maka saya punya satu pertanyaan, sedang apa para tetangga si buta ini berada di kolam Siloam? Apakah mereka sedang mengambil air, atau sedang kumpul-kumpul, atau sengaja mengikuti orang buta ini? Logika Hai Hai kebablasan, itu sebabnya ia mengira para tetangga si buta sedangn ngerumpi di kolam Siloam. Kalau benar demikian, maka ini justru membantah perkataan Hai Hai sebelumnya yang mengatakan kolam Siloam di jaga ketat. Kalau di jaga ketat, mengapa para tetangga bisa beramai-ramai kumpul di kolam? Apalagi bisa menangkap basah si buta yang sedang berendam di kolam Siloam. Logika Hai Hai kebablasan.

Hai Hai menulis :

Kerabatku sekalian, kenapa kita menuduh Yesus melakukan mujizat palsu? Karena Yohanes 9:1-41 menunjukkan dengan gamblang bahwa mujizat tersebut palsu. Pengemis tersebut tidak buta. Dia hanya berlagak buta. Yesus tidak melakukan mujizat.
Dari mana kita tahu dia berlagak buta? Karena orang buta mustahil berjalan sendirian ke kolam Siloam. Dia bisa dirajam sampai mati. Orang buta juga mustahil bersaksi, “Yesus mengaduk tanah lalu mengoleskannya pada mataku.” Hanya orang yang berlagak buta yang tahu persis apa yang dilakukan Yesus saat itu.

Judy menjawab :

Pengemis tersebut berlagak buta? Jika pengemis tersebut berlagak buta, maka para tetangga tidak mungkin terkejut melihat kedatangannya dengan mata yang sudah melek. Bahkan para tetangga mengira si buta itu adalah orang lain atau orang yang mirip dengannya. Memang tidak di catat respon si buta ketika melek, apakah ia girang setangah mati atau santai saja. Tapi, respon para tetangga justru menunjukkan dengan jelas perubahan pada diri si buta, yaitu MELEK. Logika Hai Hai kebablasan.

Hai Hai mengira karena si buta bisa berjalan sendiri ke kolam Siloam, maka itu menunjukkan ia pura-pura buta. Tampaknya Hai Hai tidak pernah melihat orang buta yang berjalan sendirian di jalanan. Si buta tersebut pasti tinggal dekat daerah situ, dan sejak lahir dia tinggal di situ bersama orangtuanya, itu sebabnya tetangganya mengenal dia. Karena sejak kecil tinggal di daerah itu, bukan hal aneh jika tanpa melihatpun, ia akan mengenal jalan-jalan di wilayah itu. Logika Hai Hai kebablasan.

Orang buta bersaksi bahwa ia tahu kalau “Yesus mengaduk tanah”, itu sebabnya ia pura-pura buta? Orang buta adalah orang yang tidak bisa melihat, bukan tidak bisa merasakan, bukan tidak bisa mendengar. Indranya yang lain tidak disebutkan cacat. Jadi, ia tahu Yesus mengaduk tanah karena telinganya tidak tuli. Ia tahu Yesus mengaduk tanah karena setelah mendengar suara adukan tanah, ia merasakan tanah itu dioleskan ke matanya. Bagaimana orang buta itu tahu bahwa yang di aduk dan yang dioleskan adalah tanah? Tahukah anda, karena tidak bisa melihat, orang buta pasti belajar meraba dan merasakan. Itu sebabnya bukan hal aneh kalau dia tahu yang di aduk Yesus dan dioleskan ke matanya adalah tanah. Logika Hai Hai sekali lagi kebablasan.

Satu hal lagi yang membuktikan bahwa orang buta tersebut benar-benar buta. Yesus meludah terlebih dahulu ke tanah baru mengaduknya, sementara si buta hanya mengatakan tentang adukan tanah. Mengapa demikian? Itu karena ia tidak bisa melihat Yesus meludah ke tanah.

Lalu, apakah ia tidak mendengar Yesus meludah? Mungkin sekali ia mendengar. Tapi saat Yesus meludah, ia tidak tahu apa yang sedang dilakukan Yesus, karena Yesus tidak mengatakan apa-apa padanya. Ia mulai memperhatikan saat Yesus mengoleskan tanah kematanya, itu sebabnya ia mengingat sebelumnya Yesus seperti mengaduk sesuatu, hanya saja ia sudah tidak memperhatikan masalah Yesus meludah. Logika Hai Hai melewatkan hal ini.

Hai hai menulis :

Orang buta yang tiba-tiba celik pasti girang setengah mati. Orang tua yang anaknya buta sejak lahir mustahil tenang-tenang saja ketika menghadapi kenyataan bahwa anaknya tiba-tiba celik. Namun aneh bin ajaib. Dia tenang-tenang saja dan orang tuanya langsung cuci tangan tidak mau terlibat.
Kenapa ketika bertemu lagi, baik Yesus maupun pengemis itu sama-sama tidak menyinggung masalah tersebut? Karena keduanya sama-sama tahu tidak ada mujizat sama sekali.

Judy menjawab :

Alkitab tidak mencatat apakah orang buta tersebut girang setengah mati atau tidak. Saya juga yakin jika mujizat tersebut benar terjadi, maka orang buta tersebut pasti girang setangah mati. Masalahnya adalah, Alkitab tidak mencatat ia girang setengah mati atau tidak tidak membuktikan bahwa orang buta tersebut girang atau tidak. Yohanes tidak mencatat orang tersebut girang atau tidak karena memang ia tidak melihatnya, karena orang tersebut setelah melek, ia tidak langsung kembali kepada Yesus, tapi pulang ke rumah. Sangat mungkin sekali ia girang sekali, itu sebabnya ia pulang ke rumah untuk menunjukkan kepada keluarganya mujizat yang baru dialaminya.

Jika anda bertanya mengapa Yohanes tidak mencatat orang tersebut girang, tapi bisa mencatat tentang tetangganya dan orang Farisi yang bertemu dengan orangtuanya? Itu karena berita tersebutlah yang tersebar dan di dengar oleh Yohanes, sehingga ia menuliskannya. Kabar mengenai mujizat yang di alaminya oleh orang ini di lihat oleh tetangganya dan orang Farisi mengetahuinya, bahkan mengecek kebenarannya hingga menemui orangtua dari si buta ini. Berita seperti ini akan sangat mudah menyebar pada saat itu. Jadi ini bukan hal aneh. Logika Hai Hai yang tidak dapat menangkap ini.

Apakah orang tuanya cuci tangan dan tidak mau terlibat? Ya, itu benar, tapi alasannya bukan karena penipuan anaknya terbongkar, melainkan karena takut dengan orang Yahudi. Mengapa takut? karena kalau ada yang menyebut Yesus Mesias, maka akan dikucilkan. Sama sekali bukan karena takut penipuan anaknya sudah terbongkar. Logika Hai Hai tidak jalan dan tidak teliti membaca Alkitab.

Hai Hai menulis :

Kenapa ketika Yesus mengaku diri-Nya Anak Manusia dan bertanya, “Percayakah engkau kepada Anak Manusia?” dia langsung bertekuk lutut dan menyembah-Nya? Karena kalau rahasia terbongkar, dia dan orang tuanya pasti mati dirajam oleh orang Yahudi. Ha ha ha …

Judy menjawab :

Lucu kalau Hai Hai memakai kalimat ini untuk menyatakan bahwa orang buta tersebut takut rahasianya terbongkar. Bacalah baik-baik perkataan Yesus. Perkataan Yesus adalah sebuah kalimat tanya, bukan kalimat ancaman. Yesus sama sekali tidak mengancam orang tersebut untuk membongkar rahasianya. Yesus bertanya karena setelah mengalami mujizat, apakah orang tersebut mau percaya kepada-Nya. Mengapa orang tersebut berlutut dan menyembah? Itu bukan karena ia takut, tapi karena ia sadar yang ada dihadapannya bukanlah manusia biasa. Anda mau buktinya lagi? Ketika di tanya oleh orang Farisi/Yahudi, si buta itu berani mengatakan Yesus adalah seorang Nabi. Logika Hai Hai tidak dapat menangkap hal ini.

Hai Hai menulis :

Faktanya, kepada orang buta tersebut Yesus sama sekali tidak menyatakan akan melakukan mujizat kesembuhan. Dia hanya meludah lalu mengaduk ludahnya dengan tanah kemudian mengoleskannya pada mata orang buta tadi sambil memberi perintah, “Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam.”
Yesus menyuruhnya untuk membasuh dirinya ke kolam Siloam, sama sekali tidak memberi perintah untuk membasuh mukanya saja apalagi hanya membasuh matanya saja. Sayangnya, anda sama seperti para sarjana teologi Kristen, apa pun gelarnya, sudah dibutakan akal budinya oleh para guru sekolah minggu sehingga beriman bahwa yang terjadi adalah, orang buta itu hanya mencuci matanya di kolam Siloam.

Judy menjawab :

Yesus memang tidak menyatakan akan melakukan mujizat terhadap orang tersebut. Tapi ingat, sebelumnya Yesus mengatakan bahwa “pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.” (Yoh 9:3). Yesus bukan sedang unjuk gigi untuk pamer mujizat, tapi Yesus justru sedang menyatakan pekerjaan Tuhan melalui diri orang buta ini. Logika Hai Hai yang kebablasan tidak memperhatikan hal ini.

Apakah orang buta itu hanya membasuh matanya saja? Saya rasa tidak, karena ia mengaku kepada para tetangganya bahwa ia di suruh Yesus membasuh tubuhnya. Mengapa Yesus menuruh membasuh tubuhnya dan bukan matanya? Alkitab tidak mencatatnya, tapi menurut saya itu karena si buta ini adalah pengemis. Tujuan Yesus menyuruhnya ke kolam Siloam dan membasuh tubuhnya bukan agar terjadi mujizat di kolam Siloam, namun agar orang ini membersihkan tubuhnya. Setidaknya ia akan tampil lebih rapi, itu juga salah satu alasan mengapa para tetangga terkejut melihat perubahan pada diri pengemis ini, bukan hanya matanya melek, namun tubuhnya pun tampil lebih rapi. Tapi ini hanya dugaan saya, karena Alkitab tidak menjelaskan maksud Yesus menyuruh membasuh tubuh.

Hai Hai menulis ;

Kata Yesus: “Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta.” Yohanes 9:39
Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya: “Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?” Yohanes 9:40
Jawab Yesus kepada mereka: “Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu.” Yohanes 9:41

Hai front pembela Kristen yang mulia, kalian sudah dibutakan dan berdosa itu sebabnya menghalalkan segala cara untuk menyakiti hati suhu hai hai alias bengcu. Namun karena kalian mengaku, “Kami melihat,” itu sebabnya tetaplah dosamu.

Judy Menulis :

Untuk menunjukkan dirinya benar, Hai Hai tidak menunjukkan kebenaran Alkitab, tapi menganggap dirinya benar. Orang-orang yang di sebut front pembela Kristen yang mulia, dianggap pasti akan protes dengan apa yang dia sampaikan, karena menurutnya orang-orang yang protes adalah orang buta dan berdosa dan menghalalkan segala cara untuk menyakiti Hai Hai.

Saya tidak tahu apakah saya termasuk orang yang akan disebut oleh Hai Hai sebagai front pembela Kristen yang mulia atau tidak. Tapi saya tidak peduli dengan hal itu. Logika Hai Hai yang terakhir ini justru menunjukkan bahwa apa yang dituliskannya kemungkinan besar, Salah. Itu sebabnya tidak ada cara lain selain menggunakan logika orang buta dan berdosa menurut dirinya sendiri untuk menunjukkan bahwa dia benar.

Hai Hai menulis ;

Ha ha ha ha ….. Sebenarnya Yesus tidak membuat mujizat palsu akan tetapi membongkar kedok pengemis yang berlagak buta

Judy menjawab :

Benarkah Yesus tidak membuat mujizat tapi sedang membongkar penipuan? Dari penjelasan saya di atas, menunjukkan bahwa Yesus sedang membuat mujizat, tapi bukan itu tujuan Yesus. Tujuan Yesus adalah menyatakan pekerjaan Tuhan melalui diri orang buta ini. Itu sebabnya saat bertemu kembali dengan orang buta yang sudah melek, Yesus menanyakan tentang percayakan ia kepada-Nya? Bukan sibuk membahas mujizat apalagi membongkar penipuan.

Comments