Sudah masuk bulan Desember lagi. Sebentar lagi Natal. Kesibukan di setiap Gereja mulai tampak untuk menyambut datangnya Natal. Saya sudah beberapa kali menulis tentang Natal atau makna Natal. Sebenarnya tahun ini saya tidak ingin menulis tentang makna Natal, karena pikiran saya tetap sama dengan makna Natal yang pernah saya tulis sebelumnya. Tapi beberapa hari terakhir saya mulai melihat lagi, persiapan Natal yang dilakukan beberapa Gereja dengan sangat memalukan.
Hari-hari ini, Gereja-Gereja mulai semakin aneh dalam merayakan Natal. Inti utama Natal semakin tidak kelihatan. Yesus yang seharusnya menjadi pusat pemberitaan Natal, seolah bergeser dan hanya sekedar menjadi bayi kecil yang tidak berdaya. Yesus hanya akan menjadi cerita sekedarnya saja di dalam Natal, cerita yang selalu di ulang-ulang setiap tahunnya, bahkan menjadi cerita yang membosankan bagi sebagian orang.
Kesibukan banyak Gereja akhir-akhir ini, lebih banyak pada acara seperti pesta ulang tahun umumnya. Makan-makan, menghias gedung Gereja, mempersiapkan pohon Natal secantik mungkin, bahkan sibuk menghias diri sendiri untuk tampil paling keren dan cantik pada saat perayaan nanti. Semuanya ini tidak salah, namun jika menjadi fokus utama dan dilakukan secara berlebihan, maka setiap orang yang datang pada ibadah Natal nanti, hanya akan sibuk membicarakan makanan, hiasan gedung, pohon Natal yang megah, dan sibuk menilai penampilan siapa yang paling keren dan cantik. Dimana Yesus-nya?
Lebih dari itu, saat menjelang Natal, Anda pasti tahu, tokoh siapa yang akan paling populer dan muncul dimana-mana? Sinterklas! Ya, tokoh seorang kakek gendut mengenakan pakaian berwarna merah putih dengan janggut putihnya yang panjang, lengkap dengan topi merah, kereta salju, bahkan rusa-rusa kutub yang namanya juga mungkin lebih populer dari Yesus saat ini. Tokoh Sinterklas semakin menggeser posisi Yesus saat Natal. Saya bahkan pernah melihat hiasan gambar Sinterklas yang cukup besar di sebuah Gereja yang di pasang di panggung tempat berkotbah, sehingga sangat kelihatan sekali oleh jemaat yang hadir. Mohon maaf, itu sangat menjijikkan sekali.
Beberapa hari terakhir, saya melihat undangan Natal dalam bentuk video maupun spanduk yang juga sangat menjijikkan. Mengajak orang lain datang ke ibadah Natal dengan janji-janji berkat, mujizat, kesembuhan, bahkan hadiah yang menggiurkan. Undangan yang bisa menarik banyak orang datang, namun sangat menjijikkan.
Sudah lupakah manusia dengan Natal? Sudah lupakah mengapa terjadi peristiwa yang saat ini kita sebut dengan Natal?
Ada yang menganggap Natal bukan peristiwa penting bahkan tidak perlu di rayakan. Ada juga yang sudah terlalu bosan dengan kisah-kisah Natal yang mungkin sudah terlalu melekat di pikirannya sehingga tidak menarik lagi. Atau Natal hanya dianggap waktunya untuk berpesta. Merayakan dengan sukacita kelahiran Yesus, tapi, tidak ada maknanya.
Awal Kisah Natal di Alkitab
Di Alkitab, dimanakah kisah Natal di mulai? Anda mungkin menjawab, kisah Natal di mulai di Injil Matius dan ada juga di Injil Lukas. Malaikat datang menghampiri Maria, memberitahukan bahwa ia akan mengandung seorang anak yang akan diberi nama Yesus, dan seterusnya, hingga orang Majus dan gembala datang kepada Yesus, Herodes yang marah dan membunuh anak-anak di Betlehem, dan seterusnya.
Ini kisah yang sudah seringkali kita dengar. Inilah catatan tentang Natal di Perjanjian baru. Tapi, tahukah Anda, kisah Natal paling awal di Perjanjian Baru bukan dari Injil Matius, bukan juga Injil Lukas, dan bukan Injil Markus. Kisah Natal paling awal di Perjanjian Baru adalah dari Injil Yohanes, sebuah Injil yang ditempatkan dibagian belakang dari keempat Injil Utama di Perjanjian Baru yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes
Mungkin Anda bertanya, tidak mungkin Injil Yohanes, karena di Injil tersebut justru tidak ada cerita tentang kelahiran Yesus. Di Injil Yohanes, Yesus diperkenalkan setelah dewasa, bahkan Yohanes Pembabtis yang diperkenalkan terlebih dahulu baru kemudian Yesus.
Dari apa yang saya pahami selama mengenal dan membaca Alkitab, justru Injil Yohanes-lah yang memberitakan tentang Natal yang paling awal sekali.
Natal di Perjanjian Baru
Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. (Yoh 1:1-3)
Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Yohanes 1:1 adalah kisah awal terjadinya Natal yang kita rayakan sekarang. Natal bukan sekedar tentang lahirnya seorang bayi mungil dengan cara yang ajaib ayng diberi nama Yesus. Natal bukan sekedar bayi mungil dalam palungan. Natal bukan sekedar orang Majus yang datang menyembah Yesus. Natal bukan sekedar gembala yang mendengar nyanyian Malaikat dan mengunjungi Yesus.
Natal adalah Firman yang sejak awal bersama-sama dengan Tuhan dan adalah Tuhan itu sendiri. Natal adalah Firman yang menjadi daging. Inilah berita Natal yang paling Luar Biasa, saya tidak tahu apakah Anda merasakannya, tapi berita Natal dari Injil Yohanes ini membuat hati saya bergetar.
Firman menjadi daging adalah berita yang sungguh luar biasa, berada jauh di luar kemampuan kita berpikir, bagaimana firman bisa menjadi daging dan mau menjadi daging dalam bentuk bayi mungil yang lemah tak berdaya, bahkan yang sudah bersiap untuk mati di kayu salib. Natal adalah berita Inkarnasi Yesus, yang hanya akan Anda temukan di dalam kekristenan.
Selama saya membaca dan mempelajari Alkitab, saya paling terkesan dengan Injil Yohanes Pasal 1. Yohanes dari pasal pertama ayatnya yang pertama sudah menunjukkan siapakan Yesus itu sesungguhnya. Yesus adalah firman yang menjadi daging dan kini kita mengenangnya dengan sebutan Natal. Memahami firman yang menjadi daging seharusnya tidak membuat Anda merasa bosan merayakan Natal, tidak juga perlu terlalu berlebihan merayakan Natal, tidak mempopulerkan sosok lain selain Yesus Kristus, tidak perlu menjanjikan mujizat, berkat, kesembuhan, bahkan tidak perlu memberi iming-iming hadiah untuk merayakan Natal. Natal adalah Firman menjadi daging.
Firman menjadi daging bukanlah sebuah rancangan yang tiba-tiba, firman menjadi daging bukan ditetapkan Tuhan ketika manusia sudah melakukan dosa. Firman menjadi daging, bukanlah karya dan janji keselamatan yang diberikan Tuhan ketika manusia jatuh dalam dosa. Firman menjadi daging adalah sebuah rancangan sejak awal mula dunia diciptakan.
Natal di Perjanjian Lama
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang. (Kej1:1-3).
Saya hanya kutip Kejadian 1:1-3, tapi Anda bisa membaca ayat tentang penciptaan ini secara lengkap. Tanpa membacanya pun, kita mungkin sudah tahu isinya. Tapi mengertikah Anda dimana rancangan Firman menjadi daging pada kitab Kejadian?
Okelah, Anda mengatakan karena Yohanes pasal 1 mengatakan Firman yang bersama dengan Tuhan sejak semula dan Tuhan menciptakan isi dunia dengan berfirman. Tapi itu tidak menunjukkan firman yang akan menjadi daging. Tuhan berfirman saat mencipta, apa yang aneh dengan hal tersebut? Bukankah Tuhan Maha Kuasa, Ia bisa berfirman dan kemudian yang ia firmankan Jadi? Apa hubungannya dengan firman yang menjadi daging.
Suatu kali, saat anak-anak saya bertanya tentang penciptaan, setelah saya memberikan penjelasan kepada mereka, saya mengajukan pertanyaan. “Mengapa di kitab Kejadian, saat menciptakan isi dunia, Tuhan berfirman? Bisakah Tuhan dengan diam saja, cukup menggerakkan tangan, atau cukup berkedip saja, atau cukup berpikir saja untuk menciptakan apa, maka ciptaan-Nya itu langsung jadi?” Anak-anak saya menjawab “Bisa”. Saya tanya kembali,”Lalu, kenapa Tuhan harus mencipta dengan berfirman?”
Tuhan berfirman, tanpa berfirman bukankah Tuhan tetap bisa mencipta? Mengapa harus berfirman?
Saya mengajukan pertanyaan ini dengan tujuan menjelaskan kepada anak-anak saya bahwa kedatangan Yesus ke dalam dunia ini adalah rancangan Tuhan dari sejak awal dunia diciptakan. Rancangan karya keselamatan melalui Yesus Kristus bukan dimulai ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa. Melalui pertanyaan ini saya juga menjelaskan kepada anak-anak saya bahwa Yesus itu memang benar-benar Tuhan yang sudah ada dari kekal sampai kekal. Yesus adalah firman yang menjadi daging, Tuhan yang rela turun ke dalam dunia untuk menanggung dosa manusia. Bapa begitu mengasihi manusia sehingga merelakan firman itu menjadi daging untuk ada bersama-sama dengan kita dan menebus dosa kita di kayu salib.
Tuhan berfirman saat menciptakan isi dunia, karena Ia bukan hanya sedang menciptakan, tapi sudah merancang bahwa firman-Nya akan menjadi daging. Tuhan berfirman saat mencipta untuk menunjukkan bahwa Yesus yang datang sebagai manusia itu adalah Tuhan yang ada sejak semula. Tuhan berfirman saat mencipta adalah untuk menunjukkan bahwa firman itu ada bersama-sama dengan Dia sejak semula. Tuhan berfirman saat mencipta adalah agar Injil Yohanes bisa menjadi bukti bahwa Yesus adalah Tuhan, Firman yang menjadi daging. Tuhan berfirman saat mencipta adalah agar Anda percaya karya keselamatan itu benar-benar dirancang sejak awal. Tuhan berfirman saat mencipta adalah agar Anda percaya Iman yang Anda miliki kepada Tuhan Yesus bukanlah iman yang sia-sia. Tuhan berfirman saat mencipta adalah agar kita yang merayakan Natal saat ini tetap merasakan sukacita yang begitu besar melalui Inkarnasi Yesus.
Bukahkah ini berita Natal yang Sangat Luar Biasa? Saya tidak tahu apakah Anda memahaminya melalui pertanyaan saya kepada anak-anak saya ini. Namun setiap kali mengingat Yoh 1 dan Kej 1 ketika menjelang Natal, seluruh tubuh saya bergetar, merasakan karya agung yang begitu luar biasa yang telah dirancang oleh Tuhan sejak semula. Yoh 1, adalah kisah awal Natal di Perjanjian Baru, dan Kej 1 adalah kisah awal Natal di Perjanjian Lama.
Jika Anda mengerti karya agung Inkarnasi Yesus kedalam dunia ini yang sudah ditetapkan sejak awal dunia diciptakan, apakah Anda masih harus merasa bosan dengan kotbah Natal di dalam Gereja? Apakah Anda masih harus meremehkan Natal sebagai sekedar perayaan bayi mungil dalam palungan? Apakah Anda masih harus dijanjikan janji-janji palsu mujizat, berkat, kesembuhan yang dilakukan oleh pendeta-pendeta penipu itu? Apakah Anda masih harus dijanjikan hadiah materi untuk datang di ibadah Natal?
Ingatlah, dalam setiap perayaan Natal, keindahan, sukacita, berkat, mujizat, keajaiban, janji keselamatan dan hadiah terindah adalah Firman yang menjadi daging pada bayi mungil dalam palungan yang diberi nama Yesus.
Selamat Natal 2018
Comments
Post a Comment