Skip to main content

Fenomena Axis dan Santet lewat SMS

Kira-kira dua atau tiga minggu yang lalu, saya membaca dari sebuah forum diskusi di internet mengenai munculnya sebuah operator seluler baru. Ini tidak mengejutkan buat saya, karena memang saya sudah mengetahui informasi ini sebelum peluncuran operator seluler tersebut. Tetapi yang mengejutkan adalah adalah informasi yang disampaikan mengenai kemunculan operator seluler baru yang dihubung-hubungkan dengan setan/gereja setan.

Axis adalah nama sebuah produk operator seluler baru. Pada forum diskusi tersebut diceritakan bahwa ini adalah nomor setan dimana bila di baca terbalik Axis akan menjadi Six-A, yang dianggap sebagai salah satu sebutan yang digunakan oleh gereja setan. Ada juga yang menyebutkan Sixa = Siksa. Axis sendiri diartikan sebagai Antikris. Selain itu penggunaan beberapa angka 6 seperti 60 SMS, 60/menit dan 600 MMS oleh operator selular ini dianggap melambangkan angka setan 666.

Awalnya saya hanya tertawa ketika membaca hoax (berita palsu) ini. Tetapi ternyata berita ini berlanjut. Bahkan ada yang menambahkan mengenai iklan di televisi untuk kartu ini yang menggunakan burung merpati yang akan digunakan untuk mengirim surat. Dari iklan tersebut kemudian datang seseorang yang membawa ponsel menggunakan kartu Axis dan menyarankan untuk mengirimkan SMS menggunakan nomor tersebut.

Istilah antikris, angka 666 dan burung Merpati merupakan istilah yang dikenal oleh umat kristen. Burung Merpati seringkali digunakan sebagai lambang Roh Kudus yang mewahyukan kebenaran dari Yesus Kristus. Istilah antikris dikenal sebagai pemberontak Tuhan atau orang yang ingin meninggikan diri sebagai Tuhan, dan angka 666 dikenal sebagai lambang setan atau Lucifer.

Antikris dan angka 666 muncul dalam salah satu kitab pada kitab suci umat Kristen yaitu kitab Wahyu. Kitab ini dikenal sebagai kitab yang penuh dengan lambang-lambang dari penglihatan seorang murid Yesus yang bernama Yohanes. Salah satu dari penglihatan ini adalah mengenai masa depan, yaitu munculnya antikris yang akan menyesatkan manusia dan menggunakan lambang 666. Siapa saja yang menggunakan lambang ini menjadi pengikut Iblis yaitu Lucifer, yang kemudian akan dihancurkan oleh Yesus Kristus dan dimasukkan ke neraka.

Sebagai sebuah kitab yang penuh dengan simbol-simbol, angka 666 inipun oleh sebagian ahli kitab dianggap sebagai simbol mengenai antikris, bukannya secara harafiah berbentuk angka 666. Tetapi pandangan lain mengatakan bahwa angka ini benar-benar merupakan angka 666, dan inilah yang banyak beredar dikalangan umat kristen.

Menghubungkan peluncuran kartu Axis dengan kekristenan seperti di atas menurut saya merupakan sesuatu yang dipaksakan. Axis yang banyak menggunakan angka 6 langsung dihubungkan dengan 666. Padahal seperti penjelasan di atas, angka itu sangat jauh berbeda sekali. Saya lebih melihat penyebaran isu ini hanya merupakan persaingan antar operator seluler. Sebuah persaingan yang tidak sehat.

Tidak lama setelah isu “kartu setan”, muncul isu yang lebih menghebohkan, yaitu mengenai “SMS Santet”. Adanya sebuah SMS yang mengatakan agar jangan menerima telepon yang menggunakan nomor 0666 atau 0866 dan angkanya berwarna merah, karena itu adalah telepon santet. Disebutkan juga sudah ada korban yang jatuh di beberapa wilayah termasuk Jakarta. Isu SMS santet ini menyebar di propinsi Riau. Ketika membaca isu ini pertama kali melalui forum yang sama, saya tidak mendengar adanya kejadian akibat telepon dari 0666 atau 0866 di Jakarta.

Isu ini ternyata muncul di media, bahkan Ki Gendeng Pamungkas diwawancarai sehubungan dengan hal ini dan ia mengatakan sudah menggunakan santet melalui SMS sejak tahun 1990-an (detikcom, Kamis 08/05/2008). Ada juga wawancara dengan Mbah Lim salah satu paranormal yang juga menyetujui bahwa santet memang dapat dilakukan melalui ponsel (detikcom, Kamis 08/05/2008).
Mungkin karena jaraknya yang berdekatan dengan isu kartu setan, ada yang menghubungkan isu ini dengan Axis. Disebutkan bahwa nomor tersebut adalah nomor Axis, padahal Axis menggunakan nomor 0838, yang sama sekali berbeda.

Hari-hari berikutnya. Khususnya hari Senin, 12 Mei 2008, ketika saya membaca detikcom, saya mengetahui telah jatuh korban di wilayah Sumatera Selatan dan Jakarta akibat SMS ini. Tetapi ada yang aneh. Jika SMS santet tersebut memberikan peringatan agar jangan menerima telepon dari nomor 0666 atau 0866, korban yang jatuh justru orang-orang yang membawa SMS peringatan tersebut, bukan karena di telepon oleh nomor 0666 atau 0866.

Para korban yang berjatuhan ini saya lihat lebih disebabkan karena rasa takut yang berlebihan ketika menerima SMS santet tersebut, bukan karena kena santet. Adanya pengakuan paranormal yang mengatakan santet bisa dilakukan melalui ponsel, menambah keresahan masyarakat.

Senin 12 Mei 2008, saya baru membaca melalui detikcom tentang adanya korban jatuh akibat isu SMS santet. Padahal pada hari Jumatnya, saya baru mendapatkan informasi bahwa pengirim SMS santet tersebut sudah mengakui dan itu hanya SMS iseng belaka. Pelakunya hanya seorang ABG di Batam yang iseng ingin mengerjai teman-temannya (Batam Cyber Zone, Kamis 08/05/2008).

Masyarakat Indonesia saat ini memang sangat rentan isu-isu seperti ini. Kenaikan harga dan ketidakpastian ekonomi Indonesia saat ini membuat masyarakat memiliki rasa kuatir dan rasa takut yang berlebihan, sehingga ketika mendapatkan informasi meresahkan yang belum tentu benar, mereka sudah ketakutan. Akibatnya, ketika menerima SMS pemberitahuan mengenai adanya santet lewat telepon 0666 dan 0866 mereka jatuh sakit bukan karena di telepon oleh nomor yang disebutkan oleh SMS tersebut, tapi justru karena diingatkan oleh SMS mengenai santet.

Keimanan adalah modal utama yang kuat dalam menghadapi isu meresahkan seperti ini. Iman yang lemah dapat membuat kita terpuruk, jatuh dalam rasa kuatir dan rasa takut yang sebenarnya tidak perlu. Tanpa bermaksud menonjolkan diri, andaikata isu itu benar, saya sebagai seorang Kristen yang percaya Yesus Kristus, yakin bahwa Tuhan yang memelihara kehidupan saya, dan hal-hal seperti itu tidak perlu ditakuti.

Nomor seluler baru yaitu Axis sudah menjadi korban secara bertubi-tubi karena orang yang tidak bertanggung jawab. Namun demikian, ada satu keuntungan dari Axis. Akibat isu-isu ini, Axis justru menjadi lebih dikenal luas oleh masyarakat Indonesia, dan suatu saat isu ini akan berakhir sedangkan nama Axis sudah dikenal tanpa perlu banyak beriklan.

Comments