Skip to main content

Mengenal Kebenaran itu pakai Otak, Mengasihi itu pakai Hati

Orang itu mengomel tidak karuan dan mengatakan saya jangan suka menghakimi sembarangan apalagi “hamba Tuhan”, dia juga mengutuk-ngutuk saya supaya cepat mati dan masuk neraka. Alasannya sepele, karena saya mengatakan bahwa ajaran yang diajarkan oleh pendetanya bertentangan dengan Alkitab. Itulah fenomena yang terjadi sekarang ini bukan? Ketika ajaran pendeta yang sangat kita kagumi dikatakan bertentang dengan Alkitab, kebanyakan dari kita akan langsung meremehkan orang yang mengatakan hal tersebut, tanpa melihat dahulu kebenarannya.

Banyak orang kristen yang merasa takut dan tidak mampu untuk memahami Alkitab kalau tidak ada bantuan. Contohnya, umumnya, setiap orang kristen yang melakukan saat teduh di pagi hari, selalu menggunakan buku-buku panduan saat teduh seperti Renungan Harian, Rajawali, dan masih banyak lainnya. Tanpa adanya buku-buku ini mereka merasa tidak mampu melakukan saat teduh. Membaca Alkitab saja tidak cukup, karena Alkitab sulit untuk dimengerti.

Contoh lain, didalam persekutuan, jika tidak ada “hamba Tuhan”, kebanyakan anggota persekutuan selalu berhati-hati dan mengabaikan alias tidak mampu membahas ketika menemukan ayat yang kelihatannya rumit, apalagi jika ayat tersebut ternyata bertentangan dengan ajaran yang selama ini mereka terima. Dengan alasan itu hanya bisa dijelaskan oleh “hamba Tuhan”, mereka kemudian mengabaikan atau menunda untuk membahas hal tersebut. Mereka bertanya kepada “hamba Tuhan”. Setelah mendapatkan penjelasan dari “hamba Tuhan”, maka apa yang dijelaskan itulah kebenaran.

Lalu, apakah orang-orang seperti ini benar-benar mengenal kebenaran? Banyak yang mengaku “YA”, karena buktinya, mereka merasa bertumbuh, mereka merasa bersuka cita, mereka merasa dikuatkan, mereka merasa damai sejahtera. Karena mereka merasa dan mereka menggunakan hati untuk merasakan, maka itulah tandanya kebenaran.

Semua yang saya tuliskan diatas adalah orang-orang yang menilai kebenaran menggunakan hatinya. Apa yang dirasakan hatinya cocok, maka itulah kebenaran. Saya tidak menyalahkan orang-orang yang melakukan hal tersebut diatas, tetapi sayangnya hal-hal itu juga, sadar atau tidak, banyak diajarkan oleh “hamba-hamba Tuhan” di gereja. Mereka mengarahkan jemaatnya agar menyakini kebenaran ajaran gerejanya. Mereka diajar untuk “TAAT”. Firman Tuhan dikatakan banyak yang tidak bisa dipahami, tapi kita cukup taat saja, maka kita sudah melakukan kebenaran. Mereka diajarakan untuk “merasakan” pertumbuhan rohani mereka. Sukacita secara tidak sadar dipaksakan untuk dirasakan oleh jemaat. Mereka tidak lagi mau belajar kebenaran menggunakan otak dan akal budi mereka.

Sangat menyedihkan ketika saya membaca Alkitab bahwa Yesus mau kita belajar dari Dia. Yesus mau kita menjadi muridnya. Belajar dan menjadi murid keduanya menggunakan akal budi. Murid harus belajar dan Yesus mau kita belajar dari Dia.

Tapi bagaimana caranya, Yesus kan tidak kelihatan? Itu pertanyaannya. Karena Yesus tidak kelihatan, tidak mungkin kita bisa belajar langsung dari Dia. Belajar langsung dari Yesus cuma berlaku dijaman para Rasul. Itupun tidak mudah. Bertahun-tahun para Rasul mengikuti Yesus, mereka tetap tidak mengerti ajaranNya, apalagi kita yang saat ini sudah tidak bisa lagi melihat Yesus. Sekarang kita hanya bisa belajar dari Alkitab karena Yesus sudah tidak ada lagi.

Tapi tidak mudah kan untuk memahami ajaran Alkitab. Perlu orang-orang yang sekolah teologi yang akan mampu memahaminya. Sarjana-sarjana teologi saja masih sering kesulitan memahami Alkitab, apalagi kita. Kita hanya jemaat biasa. Tapi kita bisa percaya pada pendeta kan? Pendeta kan pasti orang yang sudah dipilih Tuhan untuk menjadi “hambaNya”. Jadi tidak salah kan kalau kita mengikuti dan mempercayai apa yang diajarkan pendeta.

Saya tidak mengatakan salah untuk mendengarkan ajaran pendeta. Ada pendeta-pendeta yang memberikan pengajaran dengan semangat dan kesungguhan untuk mengajarkan kebenaran. Yang saya maksudkan adalah kesungguhan dari kita untuk belajar kebenaran. Kebenaran itu bukan persoalan kecocokan hati, tapi kebenaran adalah kebenaran baik itu cocok atau tidak dengan hati kita.

Dijaman perjanjian lama, bangsa Israel di ajar hanya untuk taat kepada Tuhan tanpa banyak tanya. Tapi dijaman perjanjian baru, Yesus mau kita belajar kebenaran menggunakan akal budi kita alias pakailah otak kita. Bangsa Israel diperjanjian lama adalah bangsa yang keras kepala. Mereka tidak mau diajar apalagi belajar. Mungkin itu sebabnya Tuhan membuat aturan dan mereka hanya diminta taat. Tapi dijaman perjanjian baru, Yesus menggenapi hukum taurat itu. Ia tidak langsung main taat saja, tapi harus mengerti apa yang sebenarnya Tuhan kehendaki. Itu sebabnya Ia menggunakan akal budinya.

Saya mendapatkan sebuah penjelasan yang menurut saya sangat bagus mengenai hal ini. Penjelasan ini saya kutip dari sebuah blog :

KASIHILAH (AGAPAO) TUHAN Allah mu dengan SEGENAP AKAL BUDI. adalah AJARAN BARU yang diajarkan oleh Yesus Kristus. ajaran demikian TIDAK ada di dalam Perjanjian LAMA. Dalam Parjanjian Lama, bangsa Israel dITUNTUT untuk MENGASIHI TUHAN dengan SEGENAP HATI, SEGENAP JIWA dan SEGENAP kekuatannya.
apa yng dimaksudkan oleh Yesus dengan MENGASIHI Allah dengan SEGENAP AKAL BUDI? ARtinya JANGAN mengasihi MEMBABIBUTA namun GUNAKAN AKAL BUDI sebagai PELITA JIWA.
di Perjanjian Lama, pada hari SABAT bangsa Israel HARUS NYEPI alias DOING NOTHING alias WUWEI. YHWH pernah MENUNTUT agar seseorang yang MEMUNGUT RANTING di halaman RUMAHNYA DUBUNUH dengan DIRAJAM. Di Perjanjian Baru Yesus MENGGUNAKAN AKAL BUDINYA untuk MEMAHAMI HUKUM TAURAT dan DIA menyimpulkan: HARI SABAT diadakan UNTUK manusia bukan MANUSIA diciptakan untuk HARI SABAT. Itu sebabnya HARI SABAT harus MEMBAWA KEBAIKAN kepada manusia bukan mendatangkan DERITA apalagi HUKUM bahkan HUKUMAN MATI.
Bangsa Israel MEMBAPTIS TANGANNYA dan alat-alat MAKANNYA dengan AIR sebelum MAKAN AGAR tidak NAJIS. Apa yang terjadi dengan Yesus dan murid-murid-Nya? Yesus MENGAJARKAN agar bangsa YAHUDI pakai AKAL SEHATNYA untuk BERPIKIR. Yang NAJIS ITU TIDAK ada sebab yang ada HANYA yang BERSIH dan yang KOTOR. MEMBAPTIS alias MEMBILAS dengan AIR tangan dan alat makan SEBELUM MAKAN itu BERGUNA untuk MENJGA kebersihan itu sebabnya BILA TANGANNYA SUDAH BERSIH, TIDAK PERLu DIBAPTIS lagi.
Apabila membaca alkitab tanpa PRASANGKA maka anda akan MENEMuKAN banyak sekali COnTOH lainnya dimana Yesus MENGAJARI murid-muridnya aGAR PAKAI AKAL untuk BERPIKIR dan MENGANALISA sebelum BERTINDAK dan BERIBADAH. Namun alih-alih MENELADANI Yesus para SARJANA TEOLOGI justru GETOL sekali MENGAJARI jemaat untuk MATI AKAL alias MATKAL alias JANGAN MIKIR, pokoknya TAAT saja kepada ucapan PENGKOTBAH dan PENDETA.

Penjelasan diatas menerangkan tentang apa itu kasih dan dalam hubungannya dengan kebenaran. Kita sebagai jemaat kristen lebih banyak dididik untuk taat tanpa harus berpikir kembali dimana kebenarannya. Pengajaran yang diajarkan oleh pendeta sudah dianggap menjadi sebuah kebenaran mutlak. Ketika Alkitab menyatakan hal yang berbeda dari yang diajarkan pendeta, kita dituntut untuk mempercayai penjelasan pendeta. Terkadang ketika ada pendeta atau “hamba Tuhan” mempersalahkan Alkitab, kita menganggap apa yang dikatakan pendeta atau “hamba Tuhan” itu benar.

Kita tidak lagi menjadikan Alkitab sebagai standar kebenaran kita, kita hanya percaya pada ajaran pendeta. Kita tidak mau mengunakan otak dan akal budi kita untuk mengenal kebenaran. Akibatnya, kita justru kehilangan kebenaran itu. Ketika kita mengunakan akal budi dan otak kita untuk mengenal kebenaran, kejadian seperti yang saya ceritakan di paragraf awal, tidak akan pernah terjadi. Kita dapat berdiskusi dengan baik, karena kita menggunakan otak, maka otak kita akan semakin terisi dan kita bisa melihat dari sisi kebenaran bukan hati kita.

Mengenal Kebenaran itu pakai Otak, Mengasihi itu pakai Hati. Ini judul yang saya berikan. Hati seharusnya kita gunakan ketika mengasihi bukan ketika mempelajari kebenaran. Yang terjadi sekarang ini adalah kebalikannya. Mengenal Kebenaran mereka gunakan Hati, itu sebabnya apa yang cocok dengan hati mereka, itu yang benar. Mengasihi mereka gunakan otak, itu sebabnya mereka main hitung-hitungan ketika mau mengasihi

Jika anda masih merasa takut salah untuk belajar kebenaran menggunakan otak anda, percayalah anda pasti bisa, karena Yesus menjanjikan anda akan mendapatkan kebenaran itu.

"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Mat 6:33)

Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. (Mat 5:6)

"Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. " (Mat 11:29)

"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (Mat 28:20)

Comments