image sources : |
Beberapa waktu yang
lalu istri saya bertemu dengan teman lamanya (seorang
wanita) di sebuah Gereja. Pertemuan yang cukup mengejutkan, membuat istri saya
berbicara agak lama dengannya, sementara saya dan anak-anak menunggu untuk
masuk ke ruang ibadah. Selesai pembicaraan dan setelah kami selesai mengikuti
ibadah, istri saya bercerita kalau temannya itu sudah bercerai. Suaminya
berselingkuh dengan seorang perempuan yang jauh lebih muda darinya dan
perempuan tersebut bergereja di Gereja yang sama.
Teman istri saya adalah seorang Direktur
sebuah perusahaan asing. Bisa dibilang mereka adalah orang-orang yang cukup berhasil dalam kehidupan materi dan percaya Tuhan. Lalu, mengapa terjadi perselingkuhan?
Istri saya mengatakan wajah temannya tampak
lusuh, padahal dulu dia cantik sekali. Sepertinya dia masih mengalami kesedihan
dengan perceraiannya yang sudah terjadi sekitar 5 tahun yang lalu. Satu hal
yang istri saya ceritakan yaitu suami dari temannya ini adalah teman satu
perusahaan tempat istri saya dahulu bekerja, jadi istri saya cukup mengenal
suami dari temannya ini.
Sang
suami melakukan perselingkuhan dan akhirnya terjadi perceraian. Saya tidak tahu siapa yang menginginkan bercerai, tapi kemudian sang istri mengalami dilema. Pernah ia ingin kembali lagi ke suaminya,
tapi ternyata dalam satu acara reuni, sang mantan suami bertemu kembali dengan perempuan
kantor yang dahulu pernah suka
dengannya dan sepertinya mereka berhubungan kembali. Istri
saya mengatakan “Cinta lama bersemi kembali”
Tragis sekali. Ketika sang istri ingin
kembali, sang suami justru sudah berpindah ke lain hati. Apa yang terjadi?
Melihat tampang temannya yang tampak lusuh meskipun ia seorang direktur, istri
saya melihat kesedihannya yang mendalam.
Saat ini sang istri mengakui kalau dia sedang dekat dengan seseorang yang
berbeda agama. Istri saya diminta nasehatnya, tapi istri saya mengatakan ia
tidak bisa memberikan jawaban apa-apa karena masalah cinta tidak bisa begitu
saja dengan seenaknya seseorang melarangnya hanya karena perbedaan agama.
Singkat cerita, istri saya terus mengatakan
kepada saya “tidak habis pikir, mengapa hal seperti itu bisa terjadi”. Mereka
adalah orang-orang yang kecukupan secara ekonomi. Sang istri, mungkin bisa
dibilang cukup setia kepada suaminya. Tapi mengapa sang suami berselingkuh.
SALAH SIAPA?
Yang wanita mungkin akan mengatakan itu adalah
kesalahan suaminya. Suaminya memang kotor dan suka berselingkuh. Suaminya
adalah seorang yang tidak setia
dan tidak bisa menjaga dirinya dan tingkah lakunya.
Yang lak-laki mungkin akan mengatakan itu
adalah kesalahan istrinya. Mungkin
ada kebutuhan suaminya yang tidak dapat dipenuhi oleh istrinya, tapi apa karena
itu harus melakukan perselingkuhan?
Jadi, SALAH SIAPA sebenarnya?
Permasalahannya perceraian atau
perselingkuhan? Selingkuh itu indah, kata sebagian orang yang sudah
melakukannya. Ketika laki-laki ketahuan selingkuh oleh istrinya apakah ia akan
menyadarinya? Iya, ia memang sadar, tapi untuk berubah atau bertobat itu tidak
semua laki-laki akan melakukannya. Walaupun mengaku bersalah dan berjanji akan
berubah, terkadang keinginan selingkuh itu tetap ada, karena dia sudah pernah
merasakannya. Dan, jika ia ingin melakukannya kembali maka ia akan menemukan
cara agar tidak diketahui istrinya. Itulah “kurang ajar”-nya laki-laki.
Para suami, jangan pernah mencoba untuk
selingkuh. Kamu bisa menyukai banyak wanita, tapi jika sudah beristri, kamu
harus mengendalikan nafsumu. Karena selingkuh itu terjadi bukan karena cinta,
tapi karena nafsu. Jika kamu berpikir karena cinta, ceraikan dahulu istrimu
sebelum kamu berselingkuh! Jika kamu berpikir karena cinta, mengapa kamu tidak
bisa mencintai istrimu saat ini?
Perempuan, jangan BODOH. Jangan pernah mau
dengan laki-laki yang sudah memiliki istri. Janji-janji kesetiaan laki-laki
seperti ini adalah sebuah kebohongan. Laki-laki yang selingkuh, TIDAK MUNGKIN
akan setia dengan selingkuhannya. Jika ia menceraikan istrinya dan menikah
dengan selingkuhannya, suatu saat jika ada kesempatan, ia akan berselingkuh
kembali. Ia tidak selingkuh hanya karena tidak ada kesempatan dan tidak ada
wanita yang mau diselingkuhinya, itu sebabnya ia kelihatan setia.
Ketika Suamimu Selingkuh
Seorang istri yang mengetahui suaminya
selingkuh, umumnya akan merasa sakit hati. Ia menganggap suaminya adalah
seorang yang tidak setia, seorang yang tidak tahu diri, seorang yang jahat,
yang tidak mencintainya, seorang bajingan, dan terakhir seorang yang
menjijikkan. Kesetiaan yang selama ini sudah ditunjukkan oleh sang istri
ternyata telah dikhianati oleh suaminya. Sakit hati... dan rasanya sakiiit
sekali.
Untuk istri yang seorang wanita karir,
terutama yang sukses dalam pekerjaannya, mereka umumnya mulai memikirkan
tentang perceraian. Mereka tidak takut mengenai masalah keuangan. Kebutuhan
hidup akan dapat terpenuhi. Masalah utama mungkin adalah anak. Anak yang akan
menjadi korban. Tapi bukankah yang bersalah adalah suaminya, yang bajingan
adalah suaminya, kenapa harus takut bercerai, bukankah seorang diri ia akan
dapat mendidik anaknya, dan masih ada keluarganya yang lain yang akan membantu.
Ya sudah, BERCERAI saja.
Untuk istri yang hanya seorang ibu rumah
tangga dan tidak punya banyak keahlian, akan muncul dilema yang sangat berat.
Jika ia harus bercerai, maka itu berarti ia harus mencari uang. Jika bercerai
ia harus mengurus anaknya sendiri. Jika bercerai ia akan menjadi tidak punya
apa-apa. Jika bercerai ..... banyak kerugian yang harus ditanggungnya. Istri
seperti ini akan meratapi nasibnya, dan mungkin bingung dengan masa depannya.
Akhirnya seringkali menyimpan sendiri sakit hatinya dengan tidak bercerai dan
membiarkan suaminya terus selingkuh.
Istri, Sudahkah Menjadi Penolong?
TUHAN Allah berfirman:
“Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong
baginya, yang sepadan dengan dia.” Kejadian 2 : 18
Manusia itu memberi nama
kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang
di hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan
dengan dia. Kejadian 2:20
Laki-laki tidak bisa hidup tanpa wanita.
“Dibalik kesuksesan seorang laki-laki, ada wanita yang luar biasa
dibelakangnya.” Saya mengatakan hal ini kepada istri saya. Istri sayapun
menjawab “Tapi banyak laki-laki yang kurang ajar, yang tidak menikah, mereka
tetap sukses.”
Laki-laki tetap bisa sukses tanpa wanita, itu
memang benar. Tapi, ia tidak akan pernah mencapai puncak tertinggi dalam
kesuksesannya tanpa di tolong oleh seorang wanita yaitu istrinya. Pada ayat
Kejadian 2:20, Adam tetap bisa melakukan pekerjaannya dengan berhasil. Ia
tetap bisa memberikan nama-nama kepada
binatang, tapi ia tetap merasa ada yang kurang. Itu sebabnya ia membutuhkan
seorang penolong.
Perempuan diciptakan untuk menjadi penolong. Semua
perempuan, terutama yang Kristen mengakuinya, bahkan terkadang bangga dengan
perannya sebagai penolong. Tapi apakah mereka melakukan perannya sebagai
penolong?
Sedikit sekali perempuan yang melakukannya.
Umumnya perempuan itu justru yang selalu meminta di tolong oleh suaminya dengan
cara minta dicukupi kebutuhannya, minta disayangi, minta dicintai, minta
dimanja, dan banyak permintaan lainnya. Padahal Tuhan menciptakan perempuan
hanya untuk menjadi penolong, bukan untuk dipenuhi kebutuhannya, bukan untuk
disayangi, bukan untuk dicintai, bukan untuk dimanja, dan bukan untuk banyak
hal lainnya.
Istri saya protes dengan perkataan ini dan mengatakan “Di Alkitab
saja ditulis, Hai suami kasihilah istrimu.” Saya menjawab, “Benar”, tapi kepada
siapa perkataan itu ditujukan? Kepada laki-laki. Laki-laki yang diperintahkan
Tuhan untuk mengasihi istrinya. Tuhan tidak mengatakan kepada istri,”Kamu
diciptakan untuk dikasihi oleh laki-laki.” Jadi wahai perempuan, jangan
mengharapkan laki-laki akan mengasihimu, tapi biarkan laki-laki bertanggung
jawab menjalankan salah satu perintah Tuhan yaitu “mengasihi istrinya.”
Ketika seorang istri meminta dikasihi oleh
suaminya, ia sedang menjatuhkan suaminya, bukan menolong suaminya. Ketika
seorang istri meminta dikasihi oleh suaminya, istri tersebut sedang merendahkan
suaminya, seolah suami tidak dapat mengasihi istrinya, dan itu bukanlah
penolong. Jalankan peranmu sebagai penolong, dan biarkanlah dan percayalah
suamimu akan sangat mengasihimu.
Lalu, apa hubungannya dengan perselingkuhan
dan perceraian teman istri saya?
Seringkali istri Kristen yang diselingkuhi
suaminya, merasa bahwa dirinya adalah setia, dan suaminya tidak setia. Ia juga
merasa sudah menjalankan perannya sebagai penolong yang salah satunya dengan
menunjukkan kesetiaannya. Laki-laki itu lemah, itu sebabnya ia membutuhkan
penolong. Ketika seorang perempuan akan menikahi laki-laki yang dicintainya, ia
harus sadar bahwa ia tidak bisa hanya memberikan cinta, tapi ia juga harus
menjadi penolong. Bagaimanakah caranya menjadi penolong?
Banyak istri-istri Kristen yang tahu dan sadar
dirinya adalah penolong, tapi tidak bisa melakukannya. Banyak istri-istri
Kristen yang mengira menjadi penolong adalah dengan cara membantu suami dengan
bekerja juga, mendidik anak-anak di rumah, membereskan dan membersihkan rumah
setiap hari agar ketika suaminya pulang kerja merasa nyaman, memasak untuk
suami dan anak-anaknya, berdandan serapi dan secantik mungkin untuk menyambut
suaminya, dan masih banyak lagi hal-hal seperti itu. Cobalah tanyakan kepada
suami anda, seperti itukah penolong yang diinginkannya? Karena
pekerjaan-pekerjaan yang kamu lakukan itu adalah untuk dirimu sendiri, bukan
untuk menolong suamimu.
Anda pernah mendengar kisah-kisah
perselingkuhan bukan? Laki-laki bisa selingkuh dengan sekretarisnya hanya
karena sering dibuatkan kopi setiap pagi. Laki-laki bisa selingkuh dengan teman
sekantornya hanya karena teman sekantornya enak di ajak bicara. Laki-laki bisa
selingkuh dengan perempuan lain hanya karena perempuan tersebut bisa
menyenangkan hatinya.
Istri-istri yang bekerja dan pulang malam,
ingin segera beristirahat atau justru melanjutkan pekerjaannya, ketika suaminya
memintanya hanya sebentar saja menemaninya ngobrol, dan sang istri menjawab
,”Saya capek bekerja dan besok harus bangun pagi-pagi karena masih banyak
pekerjaan, besok saja kita ngobrolnya”
atau “Masih banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan, tidur saja
duluan”. Jangan heran kalau suamimu selingkuh dengan teman sekantornya yang mau
menemaninya sekedar ngobrol.
Istri-istri yang sibuk membersihkan rumah,
ketika diminta suaminya untuk berhenti sebentar atau menunda membersihkan rumah
dan menemaninya mendengarkan lagu kesukaannya dan sang istri menjawab “Saya
sedang membersihkan rumah dan dari sini juga kedengaran kok suara musiknya”
atau “Kamu saja sendiri, saya tidak suka dengan musiknya”. Jangan heran kalau
suamimu bisa selingkuh dengan perempuan yang hanya menyukai musik yang sama
dengannya.
Ketika sarapan pagi sang suami minta dibuatkan
kopi oleh istrinya, tapi di jawab “Kan ada mbak inem yang membuatkan kopi” atau
“Bikin saja sendiri kan tidak susah”. Jangan heran kalau suamimu bisa selingkuh
dengan sekretarisnya yang selalu membuatkannya kopi setiap pagi di kantor.
Suami-suami umumnya sangat mengerti kalau
istrinya lelah setelah pulang bekerja atau masih harus melanjutkan pekerjaannya
dirumah. Suami-suami umumnya sangat mengerti kalau istrinya ingin agar rumah
rapi dan bersih agar suasana rumah menjadi nyaman. Suami-suami umumnya sangat
mengerti kalau istrinya tidak membuatkannya kopi karena sudah ada pembantu atau
sedang sibuk membereskan rumah dipagi hari. Suami-suami anda sangat mengerti,
itu sebabnya mereka meminta semuanya tidak dengan paksaan, tapi dengan lemah
lembut bahkan terkadang becanda. Suami-suami anda sangat mengerti, itu sebabnya
mereka tidak memaksakan anda untuk melakukan semuanya itu untuk anda. Tapi,
ketika itu terjadi berulang kali dan ada perempuan lain yang ternyata lebih
rela untuk melakukannya, jangan heran kalau suamimu BERSELINGKUH.
Suami adalah kepala keluarga, jangan berpkir
sebagai perempuan, anda menjadi penolongnya dengan melebihi kepalanya. Jangan
mengira ketika anda turut bekerja keras di kantor bahkan berhasil menjadi
seorang pemimpin perusahaan itu tandanya anda menolong suami anda. Itu bukan
menolong, tapi bisa menjatuhkan suamimu.
Jangan mengira ketika anda bekerja keras
merapikan rumah itu tandanya anda menolong suami. Itu bukan menolong, tapi
hanya melakukan tanggung jawab anda dirumah sebagai seorang istri. Cobalah
sekali waktu hentikan atau tunda dahulu menyapu dan temani suamimu mendengarkan
musik.
Jangan mengira ketika anda bisa menyuruh
pembantu membuatkan kopi setiap hari itu tandanya anda menolong. Itu bukan
menolong, tapi hanya mengalihkan pekerjaan anda kepada orang lain yang anda
bayar. Cobalah sekali waktu membuatkan kopi untuk suamimu ketika ia memintanya.
Meskipun kopi buatanmu terlalu pahit, ia akan menikmatinya dengan manis.
Lakukan pekerjaanmu dikantor dengan baik,
bereskanlah rumahmu, dan silakan meminta pembantu melakukan pekerjaan ini dan
itu, tapi di rumahmu, sekali waktu, berkorbanlah dan tolonglah suamimu dengan
hal-hal kecil saja yang ia sukai atau yang ia minta.
Suami umumnya adalah orang yang tahu diri dan
egois, mereka tidak mau istrinya bekerja lebih berat dari mereka, mereka tidak
ingin istri-istrinya melakukan hal-hal yang besar buat mereka, karena mereka
mampu melakukan hal itu. Sama seperti adam yang tetap mampu melakukan pekerjaan
besar yang ditugaskan Tuhan, maka suami anda juga mampu melakukan pekerjaan
besar. Tapi sama juga seperti Adam yang merasakan ada yang kurang dari dirinya
dan membutuhkan penolong untuk mengisi hatinya dan memberi kekuatan dari dalam,
demikian juga suami yang memintamu hanya sekedar menemaninya mengobrol,
mendengarkan musik, membuatkan kopi, itu bukan karena ia tidak mampu
melakukannya, tapi karena hatinya perlu di isi agar memberikan kekuatan baru
baginya untuk dapat kembali melakukan pekerjaan besar bagimu.
Mungkin ada perempuan yang mengatakan “egois sekali
kalau suami minta ditemani ngobrol padahal istrinya capek bekerja”, “tidak
sabaran sekali dan tidak membiarkan istrinya menyelesaikan menyapu rumah agar
bersih baru kemudian menemani mendengarkan musik”, “suka sekali main perintah
istri padahal sudah ada pembantu yang mengerjakan semuanya”
Ingatlah, apakah suamimu memaksamu untuk
melakukan hal itu? Kalau suamimu memaksamu silakan katakan hal itu, tapi kalau
tidak, cobalah berkorban sejenak melakukan keinginan suamimu, maka kamu akan
terus mengisi hatinya sampai penuh dan tidak akan ada perempuan lain yang dapat
mengisinya.
Hai
isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan. Efesus 5:22.
Hai isteri-isteri,
tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Kolose 3:18.
Saya mengutip kedua
ayat ini saja, meskipun ada ayat-ayat lainnya tentang hubungan suami istri.
Tuhan memerintahkan istri untuk tunduk kepada suami. Perintah ini bukan untuk
menempatkan perempuan berada di bawah laki-laki, tapi ini adalah salah satu
cara untuk menjadi seorang penolong. Tunduk kepada suami berarti ada kerelaan
untuk menolong suami. Tunduk kepada suami berarti menolong suami dengan caramu,
namun cara itu akan memberikan apa yang dibutuhkan suamimu, sehingga ia dapat
tertolong. Tunduk kepada suami akan membangkitkan sukacita dan semangat dalam
diri suamimu, dan pada akhirnya kamupun mendapatkan sukacita yang sama.
Saya tidak tahu apa penyebab suami dari teman
istri saya selingkuh. Tapi ketika ia melakukan perannya sebagai penolong, saya
percaya suaminya tidak akan selingkuh. Ketika menikah ia berharap istrinya bisa
menolongnya mengisi hatinya, tapi ternyata tidak bisa, itu sebabnya ketika ada
perempuan lain yang mengisinya, ia menerimanya.
Jangan terlalu cepat mempersalahkan suamimu
ketika ia selingkuh. Hal pertama yang dilakukan seorang istri ketika mengetahui
suaminya selingkuh, adalah mempersalahkan suaminya. Amat sangat jarang dan
sangat sedikit sekali istri yang menginstrospeksi dirinya ketika mengetahui
suaminya selingkuh. Suamimu selingkuh bukan karena ia tidak mencintaimu lagi,
suamimu selingkuh bukan karena ia seorang bajingan, tapi itu karena hatinya ada
yang tidak terisi.
Anda tahu, saya suka sekali ketika istri saya
menemani saya ngobrol meskipun dia lelah dan pada akhirnya tertidur dan
membiarkan saya bicara seorang diri, tapi saya sangat menyukainya. Ia menemani
saya ngobrol meskipun lelah dan mengantuk itu sudah pengorbanan, ketika ia
tertidur saya tidak menyalahkannya, karena sebelumnya dia sudah mengobrol
dengan saya. Hanya hal sederhana yang saya minta, itupun istri saya tidak
selalu memenuhinya, tapi ada saatnya ia memenuhinya dan itu cukup untuk mengisi
hati saya.
Bolehkah Laki-laki Selingkuh?
Lalu apakah dibenarkan laki-laki untuk
selingkuh hanya karena istrinya tidak menjadi penolong yang sepadan baginya?
Dengarlah suami-suami! Tuhan memerintahkanmu
untuk taat kepadanya dan melakukan perintahnya. Bukankah Ia memerintahkanmu
untuk mengasihiNya lebih dari apapun juga termasuk istrimu dan keluargamu
sekalipun. Tahukah kamu bahwa itu dilakukannya bukan karena Ia ingin selalu
dikasihi atau ingin selalu disembah. Itu dilakukannya adalah juga untuk
kepentinganmu. Ketika istrimu yang kamu harapkan menjadi penolongmu, belum
mampu sepenuhnya menjadi penolongmu, maka bukan berarti kamu harus mencari
pertolongan pada perempuan lain.
Hai
suami, kasihilah istrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah
menyerahkan diri-Nya baginya… Efesus 5:25
Hai
suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
Kolose 3:19.
Kasihilah istrimu,
itulah yang diperintahkan Tuhan. Tuhan tidak berkata kamu baru boleh mengasihi
istrimu ketika dia tunduk kepadamu. Itu adalah dua perintah terpisah, bukan
berkelanjutan. Memang jika dibaca dari awal kedua ayat tersebut, maka yang
pertama dikatakan adalah tentang istri yang harus tunduk kepada suami. Tetapi
Tuhan tidak mengatakan istri harus tunduk dahulu kepada suaminya baru suami
boleh mengasihi istri.
Saya melihat keduanya
berhubungan, namun terpisah. Ketika istri tunduk kepada suami, maka ia akan
menjalankan perannya sebagai penolong, dan ketika peran penolong itu berjalan,
maka suami akan sangat mengasihi istrinya. Ini adalah hubungan timbal balik.
Namun, ketika istri belum menjalankan perannya sebagai penolong, maka suami
tetap harus mengasihi istrinya. Karena suami diperintahkan mengasihi istri
sebagaimana Kristus mengasihi jemaat.
Kristus mengasihi
jemaatNya, meskipun jemaatNya banyak yang menolakNya, bahkan lebih menginginkan
Yesus di salib. Ia tetap mengasihi, dan meskipun jemaat tidak mengasihinya, Ia
tetap mengasihi Bapa-Nya dan taat kepada-Nya untuk menyerahkan diriNya bagi
orang-orang yang dikasihinya. Lalu mengapa kamu sebagai suami tidak melakukan
hal yang sama. Ketika istrimu belum menjadi penolongmu, jangan mencari perempuan
penolong yang lain, tapi carilah Tuhan untuk menjadi penolongmu. Itu yang akan
mengisi hatimu.
Tetapi Aku berkata
kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah
berzinah dengan dia dalam hatinya. Matius 5:29
Mencari pertolongan pada perempuan lain bisa
membangkitkan birahi, bahkan hanya ketika kamu memandangnya saja. Ketika kamu birahi saat memandangnya, maka kamupun akan menginginkannya. Tuhan tidak ingin dan tidak mau kamu melakukan hal itu.
Ketika kamu mulai merasa nyaman dilayani oleh perempuan lain, maka itulah
saatnya kamu harus lari dari dia. Yusuf lari ketika digoda oleh istri Potifar.
Saya yakin ada birahi Yusuf yang muncul ketika ia di goda oleh istri Potifar,
tapi ia segera sadar itu adalah dosa dihadapan Tuhan. Ia memilih lari untuk
menghindarinya, bukan hanya dengan perkataan.
Jangan sampai kamu tergoda hanya karena
disediakan kopi oleh sekretarismu, tapi segeralah menolaknya jika kamu mulai
tergoda. Jika kamu nyaman ngobrol dengan teman sekantormu dan mulai merasakan
birahi, hentikanlah dan jangan banyak bicara lagi dengannya, jika kamu bertemu
dengan perempuan yang menyukai musik yang sama denganmu, silakan berbicara
dengannya, tapi jika kamu mulai merasa nyaman dan tertarik padanya, segera
hentikan dan jangan membahas masalah musik lagi dengannya. Kamu harus menjaga
dirimu dan jangan biarkan terisi oleh perempuan lain, hanya karena istrimu belum
mengisinya.
Ketika istrimu belum menjadi penolong bagimu
dan hatimu merasa kosong, larilah kepada Tuhan, kasihilah Tuhanmu, dan biarkan
ia yang mengisinya sampai istrimu dapat mengisinya. Tapi, kamu tidak bisa
merasakan Tuhan bukan? Kamu tidak bisa melihat Tuhan membuatkan kopi untukmu,
kamu tidak tahu apakah Tuhan mendengarkan musik yang kamu sukai, Tuhan tidak
bisa kamu ajak bicara secara langsung. Tapi ingat, Tuhan tahu apa yang kamu
butuhkan, kamu membutuhkan seorang istri penolong dan dia sudah memberikan
istrimu untuk jadi penolong. Istrimu pasti jadi penolongmu, hanya saja untuk
saat ini dia belum dapat memenuhinya.
Haruskah Bercerai?
Banyak istri yang bekerja dan memiliki
penghasilan besar, merasa dengan terpaksa harus memilih menceraikan suaminya
ketika mengetahui suaminya selingkuh. Tapi setelah bercerai ia tidak dapat
melupakan suaminya dan akhirnya merasa susah sendiri. Ketika tahu mantan
suaminya akan menikah kembali iapun merasa sakit hati kembali. Hei.... kalau
tahu kamu membutuhkan suamimu, mengapa bercerai? Kalau kamu mau bercerai, kamu
harus siap dengan segala konsekuensinya. Kamu bisa balik kembali dengan suamimu, tapi itu kalau ia mau
menerimanya, kalau tidak, jalanilah hidupmu seorang diri. Carilah kesibukan
untuk melupakan suamimu, jangan terus merasa sakit hati dan jangan mencari
pelarian dengan menikah dengan laki-laki lain.
Tuhan tidak melarang perceraian, meskipun
banyak Gereja yang mengajarkan Tuhan tidak mengijinkan perceraian, namun saya
tetap yakin ada perceraian yang dijinkan Tuhan, meskipun itu bukan keharusan.
Bercerai membuat kemungkinan besar bagi suami istri yang bercerai tersebut
untuk melakukan perzinahan. Yesus mengijinkan perceraian (Matius 19:9), Paulus
juga mengijinkan perceraian dengan pasangan yang tidak seiman. Jadi tetap ada
perceraian yang diijinkan Tuhan, hanya saja siapkah kamu menanggung resikonya?
Istri saya mengatakan temannya saat ini dekat
seorang yang berbeda agama. Istri saya tidak bisa memberikan nasehat banyak
mengenai masalah ini, karena saat itu waktu yang sangat terbatas. Saya katakan
memang kita tidak bisa melarang cinta hanya karena berbeda agama, tapi jelaskan
apa yang diajarkan dalam kekristenan tentang pasangan yang tidak seiman, dan
biarkan dia memilihnya, tapi jangan mempersalahkannya. Tapi saya juga melihat
sepertinya ini hanya sebuah pelarian dari teman istri saya, tapi entahlah, saya
tidak mengetahuinya.
Ketika suamimu selingkuh, janganlah terlebih
dahulu mempersalahkan suami, tapi periksalah dirimu dan belajarlah menjadi penolong. Jalankanlah peranmu
sebagai penolong, meskipun suamimu selingkuh, biarkan hatinya terisi oleh
penolong sejatinya, bukan perempuan lain yang dikiranya bias menolong dirinya.
Jangan menjadikan suamimu seorang terdakwa dengan tuduhan yang justru
membuatnya semakin kehilangan pertolonganmu. Percayalah, dengan menjadi
penolong, suamimu akan kembali kepadamu. Ketika kamu
memaksakan diri untuk bercerai, setelah bercerai latihlah dirimu untuk menjadi
penolong. Jika kamu gagal menjadi penolong, maka ketika kamu menikah
kembalipun, kamu kemungkinan akan bercerai kembali. Jadi kalau kamu sadar bahwa
dirimulah yang tidak bisa menjadi penolong, maka jangan pernah menikah kembali,
karena itu hanya menjadikanmu seorang pezinah. Jika kamu tahu kamu berubah dan siap menjadi
penolong, cobalah kembali kepada mantan suamimu, jika ia tidak mau menerimanya,
jalanilah sendiri kehidupanmu dan tolonglah anak-anakmu dan keluargamu. Kamu
tetap diciptakan menjadi seorang penolong yang sepadan.
Comments
Saat kami menikah, ayat yang berikan oleh pendeta yang memberkati kami saat itu adalah Mat 19:8 yang menjelaskan bahwa Tuhan tidak menghendaki perceraian (Sebab Aku membenci perceraian, Firman Tuhan, Allah Israel Mal 2 :16). Namun perceraian pada zaman Musa tidak dapat dielakkan karena hati bangsa Israel sehingga ia (Musa-manusia) mengizinkan, padahal tidaklah demikian alias Tuhan menginginkan hal itu (lihat ayat 8). Jadi perceraian adalah kehendak manusia.
Kalau membaca ayat 9, saya tidak melihat maksud dari Yesus untuk mengizinkan adanya perceraian, apalagi karena zinah.
Terima kasih
Post a Comment