Istri
yang bekerja cenderung tidak peduli dengan suami, istri yang
penghasilannya lebih tinggi dari suami cenderung meremehkan suami.
Jika merasa sudah tidak cocok dan tidak cinta lagi, istri yang
bekerja menganggap tidak masalah jika suami mau menceraikannya dan
istri yang penghasilannya lebih tinggi dari suami cenderung akan
menantang suami yang mau menceraikannya.
Itu
sebabnya istri yang bekerja harus mengendalikan dirinya dua kali
lebih berat daripada istri yang tidak bekerja, dan istri yang
penghasilannya lebih tinggi dari suami harus mengendalikan dirinya 3
kali lebih berat daripada istri yang tidak bekerja.
Lalu,
apakah istri yang tidak bekerja adalah istri yang setia? Tidak juga.
Istri yang tidak bekerja akan terpaksa untuk setia meskipun merasa
sudah tidak cocok, sudah tidak mencintai suaminya lagi dan ingin
bercerai. Tapi karena tidak punya penghasilan, maka lebih baik
bertahan dan dianggap setia daripada berpisah, tidak jelas mau kemana
dan dianggap tidak setia.
Jadi
istri-istri, mengapa mengapa tidak melatih diri untuk terus mencintai
suami dan mengendalikan diri untuk tetap menolong dan mengangkat
suami lebih tinggi meskipun kalian lebih berhasil daripada suami.
Bukankah anda percaya jodoh itu dari Tuhan, lalu mengapa merasa salah
mendapatkan jodoh ketika sudah menikah? Kalau percaya jodoh dari
Tuhan, maka masalahnya bukan karena salah memilih jodoh, tapi hanya
sekedar gagal membina diri.
Comments
Post a Comment