Skip to main content

JIS Oh... JIS...

Sumber gambar : www.merdeka.com

Jakarta International School (JIS), sebuah sekolah yang cukup terkenal di Jakarta, sekolah mahal untuk orang-orang kaya kalangan atas. Kasus pelecehan seksual membuat JIS semakin terkenal. Saat ini mungkin bukan di Jakarta saja JIS terkenal tapi seluruh Indonsia, dan tidak hanya kalangan orang-orang kaya saja, tetapi juga kalangan bawah yang sebelumnya tidak tahu sama sekali tentang JIS kini mengenalnya.

Kasus kejahatan seksual yang dilakukan oleh cleaning service di toilet sekolah TK JIS saat ini menjadi sorotan dimana-mana. Ibu-ibu khususnya yang memiliki anak-anak yang masih TK banyak yang membicarakannya. Tidak mengherankan memang karena kasus ini sangat MENGERIKAN dan MENJIJIKKAN sekali.

Dari kasus ini, ternyata berkembang ke kasus-kasus lainnya yang terjadi di JIS. Berdasarkan informasi dari bermacam media, korban kekerasan seksual yang terjadi di JIS ternyata cukup banyak, dan pelakunya bukan hanya satu atau dua orang saja, diperkirakan ada pelaku-pelaku lainnya. Bahkan bukan hanya cleaning service saja tetapi juga para tenaga pengajar pun diduga ada yang menjadi pelaku.

Pihak JIS dianggap selalu menutup-nutupi kasus-kasus yang terjadi di sekolahnya. Entah bagaimana caranya sepertinya JIS selama ini selalu bebas dari permasalahan, sampai kasus pelecehan seksual (sodomi) oleh cleaning service ini terbongkar ke media karena keberanian orangtua untuk melakukan tuntutan.

Kepala Sekolah JIS (Sumber gambar : www.merdeka.com)
Timothy Carr, sang kepala sekolah JIS mengatakan tidak ada kasus kejahatan seksual selain kasus oleh cleaning service ini, namun mengakui bahwa pernah terjadi kasus lain namun tidak terkait pelecehan atau kekerasan seksual, ia juga mengatakan kasus tersebut terjadi belasan tahun lalu. (baca : http://news.liputan6.com/read/2040001/jis-tidak-ada-kasus-pelecehan-seksual-selain-bocah-a). Faktanya adalah kini ada dua laporan kekerasan seksual yang terjadi di TK JIS. Korban kedua ini bahkan sempat dirawat selama 6 hari di rumah sakit. Diduga pelakunya adalah orang yang sama dengan pelaku terhadap korban pertama (baca : http://www.merdeka.com/peristiwa/korban-kedua-siswa-tk-jis-disodomi-oleh-pelaku-yang-sama.html).

Tidak hanya itu saja, selain di TK ternyata kekerasan seksual juga pernah terjadi di SD JIS. Seorang anak SD berusia 9 tahun pernah diperkosa hingga pingsan (baca : http://www.merdeka.com/peristiwa/siswi-sd-pernah-diperkosa-sampai-pingsan-di-toilet-jis.html). Pelakunya disebutkan seorang yang berambut pirang, yang diduga adalah guru WNA di sekolah tersebut. Kasus pemerkosaan tersebut sudah dilaporkan ke sekolah, namun pihak sekolah menutupinya.

Guru JIS Buronan FBI (Sumber gambar : www.merdeka.com)
Masih ada kasus yang cukup mencengangkan lainnya, ternyata seorang guru pengajar di JIS adalah buronan FBI untuk kejahatan seksual (pedopilia). William James Vahey telah mengajara selama 10 tahun di JIS dari periode 1992 - 2002 (baca : http://www.merdeka.com/peristiwa/jis-buron-paedofil-fbi-berhenti-mengajar-tahun-2002.html). William James Vahey melakukan kejahatan seksualnya sebagai guru di berbagai negara, hingga pada bulan maret tahun 2014 ia melakukan bunuh diri karena foto-foto kejahatannya terhadap anak-anak diketahui oleh atasannya. Meskipun pihak JIS mengatakan William James Vahey sudah tidak mengajar lagi sejak tahun 2002, namun turut mencoreng nama sekolah tersebut.

Kasus lainnya adalah ternyata TK JIS tidak memiliki ijin, sebuah pelanggaran berat yang dilakukan oleh JIS. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh mengatakan TK JIS akan ditutup permanen karena pelanggaran ini (baca : http://news.liputan6.com/read/2040006/mendikbud-m-nuh-tk-jis-ditutup-permanen), satu hal yang saya acungi jempol. Namun saya memberikan sedikit kritik untuk pak menteri ini. Berita yang saya dengar terhadap pelanggaran ini, pak menteri hanya sibuk mempersalahkan pihak JIS saja dan mengatakan akan melakukan pemeriksaan ulang terhadap sekolah-sekolah di Indonesia. Seharusnya pak Menteri juga memeriksa departemen yang dipimpinnya, mengapa sekolah yang begitu terkenal sampai bisa berjalan cukup lama tanpa ijin. Jangan hanya sibuk menyalahkan pihak JIS, tapi periksa orang-orang di departemen bapak, mungkin saja terjadi penyuapan atau korupsi atau hal-hal lainnya yang memungkinkan hal seperti ini bisa terjadi.

Kembali ke permasalahan JIS. Dengan banyaknya kasus-kasus yang terjadi di JIS, Mendikbud harus memberikan sanksi yang lebih keras lagi. Kepala sekolah JIS harus mempertanggungjawabkan semua kejadian ini, apalagi adanya usaha untuk menutup-nutupi kejahatan yang terjadi di JIS. Mungkinkah masih ada pelaku-pelaku kejahatan lainnya yang saat ini masih aman-aman saja di JIS karena dilindungi pihak sekolah? Melihat kasus-kasus yang mulai terbongkar, secara pribadi saya lebih suka kalau sekolah JIS di tutup saja sekaligus semuanya, jangan hanya TK saja.

Kejahatan-kejahatan seksual maupun lainnya tidak hanya bisa terjadi di JIS saja, tapi bisa juga terjadi di sekolah-sekolah lainnya. Dengan adanya kasus ini, saat ini seluruh Indonesia khususnya sekolah-sekolah di Indonesia sedang menunggu tindakan tegas dan pihak Mendikbud maupun kepolisian. Jika mereka lengah, lambat dan tidak tegas, apalagi kemudian kasus ini menghilang begitu saja tanpa penyelesaian dan informasi yang jelas ke masyarakat, bukan tidak mungkin suatu saat di lain sekolah atau di sekolah yang sama akan muncul kembali kasus serupa.

Orangtua tidak bisa mengawasi anak-anaknya saat berada di sekolah sudah merupakan tanggung jawab sekolah untuk menjaga anak didiknya di sekolah, bukan hanya sekedar mengajar dan mendidik anak agar menjadi pintar saja, tapi tanggung jawab keamanan, kenyaman dan perkembangan kejiwaan anak didik juga harus diperhatikan.

JIS Oh... JIS... Jangan sampai manjadi NaJIS...

Comments