Skip to main content

Menjadi Satu Daging Karena Jodoh Memang di Tangan Tuhan (Bagian 3 -- End)


Sumber gambar : www.slideshare.net
Maka datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?" Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." (Matius 19:3-6)

Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. (Kejadian 2:24)

Keduanya menjadi satu daging. Laki-laki dan perempuan menikah, maka keduanya menjadi satu daging. Apa maksudnya satu daging? Dalam keluarga-keluarga Kristen banyak yang meyakini menjadi satu daging berarti “saling melengkapi, saling mengerti, saling memahami antara suami dan istri”. Menjadi satu daging tidak mungkin diartikan dua tubuh menempel menjadi satu dan tidak bisa terpisahkan. Itu sebabnya menjadi satu daging dalam ayat kitab Matius maupun Kejadian di atas, tidak diartikan secara harafiah.

Yesus mengatakan menjadi satu daging adalah dipersatukan oleh Tuhan dan tidak mungkin diceraikan manusia. Laki-laki dan perempuan akan tinggal dalam satu rumah membentuk keluarga baru dengan meninggalkan ayah dan ibunya.

Jadi, memang pada dasarnya, pembentukan keluarga adalah penyatuan antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki dan perempuan ini disatukan oleh Tuhan. Itu sebabnya, ketika menikah, laki-laki harus meninggalkan ayah dan ibunya, demikian juga perempuan. Karena setelah menikah yang diutamakan adalah pasangan dan keluarga yang baru terbentuk ini.

Itu sebabnya, jika seorang laki-laki dan perempuan menikah namun masih terus tergantung pada orangtuanya atau masih arah pandangnya terus tertuju pada kedua orangtuanya, yang terjadi adalah kekacauan dalam keluarga tersebut.

Apa yang dimaksudkan menjadi satu daging atau satu tubuh. Banyak keluarga Kristen yang mengira menjadi satu daging berarti satu hati dan satu pikiran antara suami dan istri. Namun saya menolaknya. Saya tidak percaya menjadi satu daging berarti harus satu hati atau satu pikiran dengan suami atau istri. Ketika istri berpikir ingin makan nasi goreng maka suami juga harus makan nasi goreng. Ketika istri berpikir ingin pergi ke mall, maka suami juga harus pergi ke mall. Ketika istri suka dengan mobil BMW, maka suami juga suka dengan mobil BMW. Begitu bukan? Anda tentu menolaknya, tapi fakta yang terjadi adalah seperti itu.

Itu sebabnya ketika memiliki perbedaan keinginan, maka suami dan istri akan bertengkar, karena mereka mengira pasangannya tidak sehati dengannya, tidak satu pikiran dengannya. Itu sebabnya ketika pasangan anda menginginkan sesuatu yang harus menyertakan anda, sementara anda tidak menyukainya, maka yang terjadi adalah anda mengalah atau mengikuti keinginan pasangan anda dengan perasaan kesal. Itu sebabnya ketika ada dua pilihan, anda memilih yang A, sedangkan pasangan anda memilih yang B, anda mengira pasangan anda sudah tidak sehati lagi dengan anda.

Perhatikanlah! Menjadi satu daging tidak berarti menjadi satu hati atau satu pikiran dengan kita atau pasangan kita. Menjadi satu daging tidak berarti pasangan anda harus selalu mengikuti keinginan anda, menjadi satu daging tidak berarti anda berhak mempersalahkan pasangan anda ketika berbeda pendapat. Lalu, seperti apakah menjadi satu daging?

Perhatikan diri anda sendiri, saya akan mengambil analogi dari tubuh anda sendiri. Tubuh anda adalah satu daging yang didalamnya terdapat anggota-anggota tubuh. Mata, hidung, mulut, tangan, kaki, perut, pantat, dan lainnya, semua terdapat didalam tubuh anda.

Tangan berfungsi untuk memegang, kaki berfungsi untuk berjalan, mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, selebihnya anda bisa jelaskan sendiri. Tubuh kita memiliki anggota yang berbeda-beda, namun semuanya dapat bekerja sama. Bagaimana jika tangan anda ingin mengambil barang pada jarak 3 meter di sebelah kiri, namun kaki anda ingin melangkah ke sebelah kanan? Apa yang terjadi? Kekacauan bukan?

Mata anda melihat didepannya ada seorang yang sedang bermain musik. Telinga anda medengar suara musiknya. Mata anda mengatakan musik dimainkan didepannya, tapi telinga kanan anda mengatakan musik dimainkan di sebelah kanan karena ia mendengarnya di sebelah kanan, lalu telinga kiri anda mengatakan musik dimainkan disebelah kiri anda karena ia mendengarnya di sebelah kiri.

Ketiganya berkeras sebagai yang paling benar. Lalu timbullah konflik. Telinga kiri menyalahkan telinga kanan dan mata karena salah mendengar dan tidak dapat mendengar suara musik di sebelah kiri. Telinga kanan menyalahkan mata dan telinga kiri, karena tidak dapat mendengar di sebelah kanan. Mata menyalahkan kedua telinga karena tidak dapat melihat musik dimainkan di depan matanya. Pertengkaran pun terjadi.

Anda tahu apa fungsi hidung anda? Hidung anda memiliki LUBANG yang berfungsi untuk mencium aroma. Hidung anda suka dengan aroma wewangian dan tidak menyukai bau busuk. Anda tahu apa fungsi pantat anda? Pantat anda memiliki LUBANG yang berfungsi mengeluarkan kotoran dan aroma bau busuk. Pantat tidak pernah mengeluarkan aroma wangi, sementara hidung suka dengan aroma wangi.

Keduanya berlawanan bukan? Namun keduanya berada didalam satu tubuh. Hidung menyukai aroma wangi, dan tidak menyukai aroma busuk, sementara pantat hanya mengeluarkan aroma busuk. Menurut anda, apa yang terjadi jika hidung anda tidak mau bersatu dengan pantat anda? Hidung anda menghina pantat anda yang selalu mengeluarkan bau busuk, hidung anda mengatakan pantat anda tidak sehati dengannya yang menyukai aroma wangi, tapi terus-terusan mengeluarkan aroma bau busuk. Itu berarti pantat anda tidak sehati dengan hidung anda, tidak sepikiran dengan hidung anda. Lalu pantat anda membalas dengan mengatakan hidunglah yang tidak sehati dengannya, bukankah pantat hanya bagian akhir setelah pengolahan didalam tubuh, bukankah pantat hanya tempat pembuangan sisa-sisa hasil pengolahan tubuh anda, makanya pantat tidak salah jika mengeluarkan aroma busuk, tapi hidunglah yang harus menerimanya, harus mengikuti keinginan pantat anda.

Satu hati dan pikiran, apakah apa yang disukai hidung juga harus disukai pantat, apakah apa yang tidak disukai hidung harus juga tidak disukai pantat. Jangan bodoh, menjadi satu daging tidak berarti satu hati atau satu pikiran menurut pikiran hidung atau pantat. Menjadi satu daging berarti menjadi satu tubuh. Tubuh memiliki banyak anggota yang berbeda, memiliki fungsi dan kemampuan yang berbeda, tapi dalam satu tubuh, semuanya bekerjasama dan saling melengkapi. Anda setuju bukan dengan pernyataan ini? Tapi, tahukah anda begitu banyak pasangan suami istri yang mengira dengan memaksakan keinginannya sendiri dan memaksa pasangannya untuk mengikuti keinginannya, itulah bukti saling melengkapi. Jika pasangannya tidak mau mengikuti keinginannya maka itu berarti pasangannya bukanlah pasangan yang sehati dengannya, bukan pasangan yang mau saling melengkapi. Lucunya, saling melengkapi secara tidak sadar diartikan dengan mengikuti keinginan salah satu pasangan dan mengabaikan keinginan pasangannya jika itu berbeda dengan keinginannya sendiri.

Apa yang terjadi dengan pasangan suami istri yang meyakini bahwa menjadi satu daging berarti harus selalu satu hati dan satu pikiran? Yang terjadi adalah menuju kepada kehancuran keluarga.

Lalu bagaimana? Sama seperti antara tangan dan kaki, mata dan telinga, hidung dan pantat yang berlawanan namun ada di satu tubuh, tangan, kaki, mata, telinga, hidung dan pantat tidak dapat memaksakan hati dan pikirannya sendiri. Itu sebabnya Tuhan menciptakan anggota tubuh tanpa ada hati dan pikiran masing-masing, maka tubuh membutuhkan kepala. Kepala adalah bagian tertinggi di dalam tubuh manusia, dan di kepala terdapat OTAK yang mengontrol semuanya. Otak akan mampu mengatur dengan adil fungsi dari anggota-anggota tubuh anda. Tangan, kaki, mata, telinga hidung panat dan seleuruh anggota tubuh anda akan mengikuti keinginan otak anda. Itu sebabnya hidung tidak perlu marah ketika mencium aroma busuk, tapi melaporkannya kepada otak anda. Otak andalah yang akan mengambil tindakan. Ketika mencium bau busuk, otak anda bisa memerintahkan tangan anda untuk bergerak menutup hidung anda. Tangan yang juga satu tubuh tidak bisa menolaknya. Bagaimana jika tangan menolak menutup hidung anda? Maka kekacauan pada tubuh anda akan dimulai lagi.

Bagaimana dengan laki-laki dan perempuan yang menjadi satu daging. Laki-laki dan perempuan menjadi satu daging dalam sebuah pernikahan. Pernikahan akan membentuk satu daging dan menjadi satu tubuh yang disebut dengan keluarga. Tapi, suami dan istri tidak seperti anggota tubuh kita, suami dan istri memiliki pikiran dan hatinya masing-masing. Bagaimana dengan ini?

Itulah sebabnya Tuhan membuat hirarki. Kepala dari istri adalah suami dan kepala dari suami adalah Yesus Kristus, apakah anda mengerti? Jika tubuh anda memiliki kepala dimana terdapat otak yang harus ditaati karena bisa mengatur dengan adil dan benar, maka demikian juga suami istri memiliki kepala yang mampu dengan adil dan benar mengatur semuanya yaitu Yesus Kristus.

Itu sebabnya menjadi satu daging, bukan berarti satu hati dan satu pikiran antara suami dan istri, tetapi MENJADI SATU DAGING BERARTI SATU HATI DAN PIKIRAN DENGAN TUHAN YESUS. Jika hanya mengikuti keinginan suami atau istri, maka keluarga pasti berantakan. Jika mengikuti keinginan orangtua, maka keluarga pasti berantakan. Satu-satunya yang bisa adil dan benar adalah Tuhan Yesus. Suami dan istri yang mengarahkan hati dan pikirannya mengikuti hati dan pikiran Tuhan, itu yang akan membentuk satu daging yang sempurna.

Permasalahannya adalah, seringkali suami/istri merasa sudah sehati dan sepikiran dengan Tuhan, namun pasangannya yang tidak mau mengikutinya. Benarkah? Didalam keluarga seringkali suami/istri yang “merasa” sebagai orang yang paling taat kepada Tuhan, ketika menginginkan sesuatu dan pasangannya tidak mau mengikutinya, mengira dirinya sudah mengikuti kehendak Tuhan, namun pasangannya yang belum.

Salah satu kelemahan dan kebodohan dari orang Kristen adalah “merasa” diri sudah taat kepada Tuhan. Hanya karena dirinya suka menyanyikan lagu-lagu Gereja, suka berbicara yang manis-manis, rajin ke Gereja, rajin membaca Alkitab, suka menolong, suka memberi, itu adalah bukti bahwa dirinya dekat dengan Tuhan dan taat kepada Tuhan.

Tidak tahukah anda yang Yesus katakan adalah “jadikan segala bangsa MURIDKU”, “BELAJARLAH PADAKU”, bukan berdasarkan “perasaan” taat anda, bukan berdasarkan suara anda yang sibuk memuji Tuhan, bukan karena rajin ke Gereja, dan bukan karena rajin membaca Alkitab.

Anda mengira diri anda sudah dekat dan sehati dan mengerti kehendak Tuhan. Anda mengira pasangan anda tidak taat, tidak sehati, dan tidak mengerti kehendak Tuhan. Semua anda nilai karena “merasa” andalah yang paling dekat dengan Tuhan.

Alkitab adalah standar kebenaran bagi kita yang percaya Yesus. Perasaan bukanlah cara menilai kebenaran. Mengikuti kehendak Tuhan, sehati dan sepikiran dengan Tuhan, dapat kita mengerti dengan menjadikan Alkitab sebagai standar kita. Ketika memiliki perbedaan pendapat dengan pasangan kita, maka bawalah kembali kepada Alkitab, itulah yang akan memberikan jalan keluar yang tepat. Jangan terlalu memaksakan kehendak kita yang tanpa kita sadari menyakiti pasangan kita.

Menjadi satu daging berarti pengaturan bukan lagi pada diri kita. Saat kita belum menikah, kita masih bisa dengan bebas melakukan apapun yang kita mau. Tapi, setelah menikah, maka kita tetap memiliki kebebasan, namun kita juga terikat. Kita terikat dalam sebuah pernikahan yang dipersatukan oleh Tuhan.

Menjadi satu daging, menunjukkan bahwa jodoh memang di tangan Tuhan. Setiap pernikahan Kristen adalah penyatuan antara laki-laki dan perempuan menjadi satu daging. Itu sebabnya apa yang dipersatukan Tuhan tidak bisa dipisahkan manusia. Menjadi satu daging menunjukkan sebuah ikatan keluarga yang begitu kuat yang Tuhan inginkan. Perbedaan antara suami dan istri pasti akan tetap ada sampai kapanpun, namun kesadaran untuk satu hati dan pikiran dengan Tuhan akan memberikan damai sejahtera di dalam keluarga. Saling melengkapi, saling menolong, saling mengasihi, saling mengampuni, saling mendoakan, saling mendukung, saling memberi kekuatan, itulah yang akan membuat keluarga tetap utuh dan harmonis. Dan untuk mencapai semuanya itu, tidak bisa tidak, semua harus kembali kepada Tuhan Yesus sebagai kepala keluarga.


JODOH DI TANGAN TUHAN, itulah yang membuat pernikahan begitu indah. JODOH DI TANGAN TUHAN, itulah yang akan menguduskan suami dan istri, JODOH DI TANGAN TUHAN, itulah yang akan menyatukan setiap kita yang percaya pada Yesus Kristus. JODOH DI TANGAN TUHAN dan BUKAN DI TANGAN Manusia.


Artikel sebelumnya : 
Jodoh, di tangan Tuhan atau Manusia (Bagian 1)
Tuhan Membenci Perceraian, karena Jodoh Memang di Tangan Tuhan (Bagian 2)

Comments