Skip to main content

Menjawab Pertanyaan Tentang Jodoh

Artikel ini saya tulis untuk menjawab pertanyaan Adryan Wahyudi di kolom komentar tentang perjodohan di tulisan saya yang berjudul Jodoh, di tangan Tuhan atau Manusia (Bagian 1). Dikarenakan cukup panjang saya harus memberikan penjelasan, maka saya buatkan tulisan khusus untuk menjawab pertanyaannya. Tulisan ini juga saya buat dalam bentuk pertanyaan dan jawaban. Pertanyaannya ada tiga, namun saya membaginya lagi agar lebih mudah untuk menunjukkan pertanyaan mana yang saya jawab. Pertanyaan Adryan Wahyudi saya tebalkan dengan warna hitam agar lebih mudah dilihat.

Mohon penjelasannya terhadap pertanyaan-pertanyaan ini, "Kapankah kita tahu bahwa seseorang itu jodoh kita?

Jangan terlalu memikirkan ini jodoh kita atau bukan setelah anda menikah. Jika anda belum menikah, masih dalam tahap berpacaran, silakan berpikir dan menilai kekasih anda apakah ia jodoh anda atau bukan. Alkitab memberikan kriteria pasangan yang dikehendaki oleh Tuhan, dan selama masa berpacaran, seharusnya anda bisa memberikan penilaian.

Jika anda sudah menikah, berhentilah mempertanyakan pasangan anda jodoh anda atau bukan, tapi percayalah sebaik dan seburuk apapun ia tetap jodoh anda dari Tuhan. Setelah pernikahan yang perlu dipikirkan adalah menjalankan hidup berkeluarga sesuai dengan yang dikehendaki Tuhan. Alkitab juga memberikan banyak petunjuk mengenai hubungan suami istri.

Jadi, jika anda menanyakan kapan kita tahu itu jodoh kita? Saya hanya bisa menjawab saat kita menikahi kekasih kita, itulah jodoh kita, dan berhentilah menilai pasangan anda jodoh anda atau bukan setelah anda menikahinya.

Ketika kita menikah, kemudian kita hidup rukun dengan pasangan kita sampai tua bahkan sampai maut memisahkan apakah itu berarti jodoh kita? Ketika kita menikah, kemudian hidup kita penuh pertengkaran dengan pasangan kita, apakah berarti itu bukan jodoh kita? Jodoh kita atau bukan, intinya bukan pada bahagia atau tidak. Jodoh yang dimaksudkan Tuhan adalah penyatuan antara laki-laki dan perempuan. Perempuan diberikan kepada laki-laki untuk menjadi penolong yang sepadan dengannya. Itu sebabnya pernikahan sejenis tidak akan pernah direstui Tuhan, dan tidak mungkin dijodohkan oleh Tuhan.


Pertama, Apakah saat diberkati di gereja? Bagaimana kalau pernikahannya bukan di gereja?

Pernikahan Kristen tidak harus di dalam gedung Gereja, tapi harus diberkati dalam nama Tuhan Yesus, karena kekristenan percaya Yesus adalah Tuhan. Pernikahan Kristen baik itu didalam gedung Gereja atau bukan tetap diberkati Tuhan dan tetap SAH dimata Tuhan.


Bagaimana kalau pasangannya tidak seiman atau dulunya menikah dalam kondisi tidak percaya Yesus (dalam agama lain)?

Untuk pasangan yang tidak seiman, Paulus mengatakan jika pasangan yang tidak seiman itu tetap ingin hidup bersama dengan kita, jangan diceraikan, karena kita yang akan menguduskannya di dalam Tuhan. Tetapi jika pasangan yang tidak seiman itu minta bercerai, maka kita boleh saja menerimanya (1 Korintus 7:12-16).

Kepada orang-orang lain aku, bukan Tuhan, katakan : kalau ada seorang saudara beristerikan seorang yang tidak beriman dan perempuan itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah saudara itu menceraikan dia. Dan kalau ada seorang isteri bersuamikan seorang yang tidak beriman dan laki-laki itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah ia menceraikan laki-laki itu. Karena suami yang tidak beriman itu dikuduskan oleh isterinya dan isteri yang tidak beriman itu dikuduskan oleh suaminya. Andaikata tidak demikian, niscaya anak-anakmu adalah anak cemar, tetapi sekarang mereka adalah anak-anak kudus. Tetapi kalau orang yang tidak beriman itu mau bercerai, biarlah ia bercerai; dalam hal yang demikian saudara atau saudari tidak terikat. Tetapi Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera. Sebab bagaimanakah engkau mengetahui, hai isteri, apakah engkau tidak akan menyelamatkan suamimu? Atau bagaimanakah engkau mengetahui, hai suami, apakah engkau tidak akan menyelamatkan isterimu? (1 Korintus 7:12-16)

1 Korintus 7:12-16 seolah menunjukkan ada perceraian yang diijinkan Tuhan. Tapi, jika anda perhatikan, ini adalah pendapat Paulus sendiri, bukan perintah Tuhan dan Paulus pun tidak menyatakan tentang adanya perceraian yang boleh terjadi, tapi Paulus menjelaskan tentang perceraian yang MUNGKIN terjadi pada pasangan yang tidak seiman.

Tuhan sama sekali tidak mengijinkan terjadinya perceraian. Jika ada yang tetap bercerai, maka ia tidak boleh menikah lagi dengan orang lain. Ayat diatas tidak menyatakan bahwa tetap ada perceraian yang diijinkan Tuhan, karena Tuhan jelas tidak mengijinkan perceraian. Perceraian terjadi karena keBEBALan manusia (Matius 19:8).

Perhatikan perkataan Paulus pada ayat 15b hingga 16, saya kutipkan :

Tetapi Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera. Sebab bagaimanakah engkau mengetahui, hai isteri, apakah engkau tidak akan menyelamatkan suamimu? Atau bagaimanakah engkau mengetahui, hai suami, apakah engkau tidak akan menyelamatkan isterimu? (1 Korintus 7: 15b – 16)

Hidup dalam damai sejahtera adalah panggilan Tuhan. Tuhan mau kita hidup dalam damai sejahtera. Ketika pasangan yang tidak seiman meminta cerai, maka, apakah perceraian tersebut memberikan damai sejahtera bagimu? Jika Ya, silakan bercerai, jika Tidak maka jangan lakukan. Yang saya tahu, perceraian bukan solusi untuk menyelesaikan masalah pernikahan, oleh sebab itu perceraian tidak akan pernah memberikan damai sejahtera. Banyak pasangan yang bercerai mengatakan hidupnya lebih baik setelah bercerai, tidak ada lagi pertengkaran, tidak ada sakit hati, dan lainnya. Tapi sadarkah anda, apabila perceraian memang menjadi solusi dan memberikan damai sejahtera, maka yang bercerai pasti tidak ingin menikah lagi. Faktanya yang terjadi adalah sebagian besar orang yang bercerai, ingin menikah lagi, dan yang umumnya tidak menikah lagi adalah karena trauma pernikahan, bukan karena merasa damai sejahtera.

Jikalau bercerai, bagaimana seorang isteri atau suami mengetahui bahwa ia tidak akan menyelamatkan pasangannya. Melakukan perceraian justru menghambat suami/istri untuk menyelamatkan pasangannya.

Jadi, jodoh-kah itu ketika menikah dengan seorang yang tidak seiman? Ya, itu tetap jodoh, meskipun itu melanggar kriteria Tuhan. Jangan menganggap bahwa ini berarti tidak apa-apa menikah dengan yang tidak seiman. Pernikahan dengan yang seiman saja bisa menimbulkan banyak masalah, apalagi dengan yang tidak seiman. Tapi, jika memang terjadi pernikahan yang tidak seiman, maka tetaplah bertahan dengannya dan terus bersandar kepada Tuhan.

Bagaimana dengan pernikahan di agama lain.

Tuhan melarang pernikahan dengan yang tidak seiman. Alkitab tidak membahas tentang pernikahan untuk orang-orang diluar kekeristenan. Tapi saya percaya bahwa Tuhan tetap melakukan perjodohan / penyatuan laki-laki dan perempuan dalam pernikahan. Masalah perjodohan Tuhan, bukan hanya masalah di agama Kristen saja atau hanya pada orang-orang yang percaya Yesus saja, tetapi Tuhan mengatur seluruh isi dunia ini menurut kehendaknya. Itu sebabnya perjodohan adalah penyatuan laki-laki dan perempuan, bukan penyatuan laki-laki dan perempuan Kristen. Adanya ketentuan atau persyaratan pernikahan di dalam bermacam agama adalah cara Tuhan untuk mengontrol kehidupan seksual manusia. Jika tidak di kontrol, maka yang terjadi adalah kekacauan dalam seksualitas, hubungan sek bisa dilakukan dengan bebas, banyak laki-laki dan perempuan tidak siap menjadi orang tua, banyak anak-anak yang kelahirannya tidak diinginkan, dan akhirnya seluruh dunia akan kacau. Itu sebabnya hubungan seksual di luar pernikahan adalah sesuatu yang kotor dan menjijikkan dimata Tuhan. Tapi hubungan seksual setelah pernikahan adalah sesuatu yang indah di mata Tuhan.

Di agama lain, ada perceraian yang diijinkan. Bahkan di agama Katolik-pun yang sama-sama percaya Yesus, perceraian juga diijinkan. Saya tidak bisa membahas tentang jodoh menurut pandangan agama lain, tapi saya hanya percaya Alkitab yang sangat jelas menunjukkan bahwa Tuhan membenci perceraian dan tidak pernah mengijinkan terjadinya perceraian.

Kedua, Bagaimana dengan kasus seksual seperti perkosaan? Atau hubungan seksual di luar nikah? Apakah itu lantas menjadikan orang yang telah berhubungan seksual menjadi jodoh?

Perkosaan adalah pemaksaan, itu bukan jodoh, itu adalah perzinahan. Hubungan seksual di luar nikah, itu bukanlah jodoh, itu adalah perzinahan. Tuhan sangat membenci perzinahan, perzinahan adalah dosa, bukan jodoh.

Mungkin anda akan bertanya kembali,”Bagaimana setelah melakukan perkosaan atau hubungan seksual di luar nikah, kemudian ada rasa bersalah pada diri orang yang memperkosa atau melakukan hubungan seksual di luar nikah, lalu mereka bertanggung jawab dan menikahi korban atau pasangan zinah-nya?”

Perjodohan adalah penyatuan laki-laki dan perempuan. Zinah adalah dosa. Pernikahan tidak akan menghapuskan dosa perzinahan. Jangan mengira setelah anda melakukan perzinahan, lalu menikahi pasangan zinah anda, maka itu akan menghapuskan dosa perzinahan. Dosa perzinahan tetap ada dan hanya bisa diampuni oleh Tuhan, bukan oleh pernikahan.


Ketiga, Bagaimana dengan pernikahan kembali (dalam kasus sesuai Firman seperti ketka pasangan sudah meninggal), jadi apakah bisa seseorang punya dua atau tiga jodoh waktu di dunia karena pasangan sebelumnya sudah meninggal?

Jodoh hanya satu pada satu waktu. Tuhan menyatukan laki-laki dan perempuan dalam pernikahan, itu hanya satu laki-laki dan satu perempuan. Alkitab mencatat perempuan laki-laki dan perempuan diijinkan menikah kembali jika pasangannya meninggal dunia. Ketika pasangannya meninggal dunia, kemudian ia menikah lagi, apakah itu berarti jodohnya lebih dari satu di dunia ini? Jodoh tidak berbicara tentang berapa kali seseorang harus menikah selama hidupnya di dunia, tetapi jodoh berbicara tentang penyatuan antara laki-laki dan perempuan dalam pernikahan yang sah seturut kehendak Tuhan.

Bagaimana dengan laki-laki termasuk orang-orang pilihan Tuhan dalam perjanjian lama yang memiliki lebih dari satu isteri?

Tuhan tidak pernah mengijinkan pernikahan terjadi berkali-kali dalam satu waktu (dalam arti memiliki lebih dari satu isteri). Alkitab tidak pernah mencatat Tuhan merestui pernikahan laki-laki ke banyak perempuan. Jika anda perhatikan, yang terdapat didalam Alkitab adalah Tuhan membiarkan kejadian ini. Tapi perhatikan lagi, yang direstui oleh Tuhan adalah isteri yang pertama.

Saya ambil contoh :

Abraham menikahi Sara, Tuhan menjanjikan anak kepada Abraham yang keturunannya akan memenuhi bumi. Karena sudah tua dan tidak yakin bisa hamil, Sara mengijinkan Abraham menikahi Hagar. Hagar hamil dan melahirkan anak pertama buat Abraham yang bernama Ismail. Ternyata kemudian Sara hamil dan melahirkan Ishak. Tuhan tetap menganggap anak sulung yang sah dari Abraham adalah Ishak yang dilahirkan oleh Sara, bukannya Ismail. Namun demikian, Tuhan juga tidak mengabaikan Ismail. Ada rencana Tuhan yang terkadang diluar akal pikiran kita.

Bagaimana dengan Daud? Ia selingkuh dengan batsyeba dan menikahinya. Batsyeba bukanlah isteri pertama Daud. Bukankah anak yang dikandung Batsyeba yang bernama Salomo menjadi raja besar di Israel? Bukankah itu menunjukkan Tuhan merestui pernikahan Daud dengan Batsyeba? Kalau Tuhan merestui pernikahan Daud dengan Batsyeba, Tuhan tidak akan menegur Daud melalui Nabi Natan. Salomo menjadi raja hebat bukan karena ia anak dari pernikahan Daud yang direstui Tuhan, Tuhan hanya memilih dia menggantikan Daud memimpin Israel. Saya tidak tahu apa dasar pemilihan Tuhan terhadap Salomo, mungkin karena janji Daud kepada Batsyeba, mungkin karena Salomo adalah anak Daud yang paling bersih (tidak pernah berperang), ataukah karena Tuhan mengasihi Salomo seperti yang juga tercatat di Alkitab? Saya tidak tahu, tapi ini tidak ada sangkut pautnya dengan pernikahan Daud dan Batsyeba yang direstui atau tidak oleh Tuhan. Lagipula, akibat perbuatan Daud ini, ia mendapatkan hukuman Tuhan.

Terima kasih buat jawabannya, maaf banyak pertanyaan yang masih membingungkan tentang topik ini, terima kasih sekali lagi


Terima kasih juga untuk pertanyaannya yang cukup lengkap dan dalam, yang membuat saya berpikir sedikit lebih keras tentang yang diajarkan Alkitab. Tapi Ingat, saya bukanlah seorang pendeta atau penginjil dan belum pernah sekolah teologi. Saya juga bukan seorang konselor apalagi konselor pernikahan. Saya hanya belajar dari Alkitab. Jawaban yang saya berikan termasuk tulisan-tulisan saya dalam blog ini adalah hasil dari apa yang saya pikirkan tentang kehidupan sehari-hari dan membawanya ke dalam Alkitab atau hasil merenungkan Alkitab dalam kehidupan sehari-hari. Saya tidak bisa mengatakan apa yang saya tuliskan PASTI BENAR, namun anda harus mengujinya kembali menggunakan Alkitab sebagai standar kebenaran. Jika yang saya tuliskan bertentangan dengan Alkitab, percayailah Alkitab dan salahkan tulisan saya. Terima kasih dan Tuhan memberkati.

Comments

Ranyrxny said…
Assalamualaikum saya atas nama Rany anak dari bapak Bambang saya ingin berbagi cerita masalah penyakit yang di derita ayah saya, ayah saya sudah 5 tahun menderita penyakit aneh yang tidak masuk akal, bahkan ayah saya tidak aktif kerja selama 5 tahun gara gara penyakit yang di deritanya, singkat cerita suatu hari waktu itu saya bermain di rmh temen saya dan kebetulan saya ada waktu itu di saat proses pengobatan ibu temen saya lewat HP , percaya nda percaya subahana lah di hari itu juga mama temen saya langsung berjalan yang dulu'nya cuma duduk di kursi rodah selama 3 tahun,singkat cerita semua orang yang waktu itu menyaksikan pengobatan bapak kyai hj Malik lewat ponsel, betul betul kaget karena mama temen saya langsung berjalan setelah di sampaikan kepada hj Malik untuk berjalan,subahanallah, dan saya juga memberanikan diri meminta no hp bapak kyai hj malik, dan sesampainya saya di rmh saya juga memberanikan diri untuk menghubungi kyai hj Malik dan menyampaikan penyakit yang di derita ayah saya, dan setelah saya melakukan apa yang di perintahkan sama BPK kyai hj Malik, 1 jam kemudian Alhamdulillah bapak saya juga langsung sembuh dari penyakitnya lewat doa bapak kyai hj Malik kepada Allah subahanallah wataala ,Alhamdulillah berkat bantuan bpk ustad kyai hj Malik sekarang ayah saya sudah sembuh dari penyakit yang di deritanya selama 5 tahun, bagi saudara/i yang mau di bantu penyembuhan masalah penyakit gaib non gaib anda bisa konsultasi langsung kepada bapak kyai hj Malik no hp WA beliau 0823-5240-6469 semoga lewat bantuan beliau anda bisa terbebas dari penyakit anda. Terima kasih