Dalam sebuah kebaktian di suatu minggu,
istri saya berbisik kepada saya.”Pi, bagaimana kalau si A (nama
dirahasiakan) kita bawa saja ke hamba Tuhan PS (nama dirahasiakan).”
Saya hanya diam dan berpikir. Kemudian istri saya melanjutkan
lagi,”Dia sangat percaya sekali dengan dukun, aku sudah berusaha
menjelaskan sama dia, sekarang dia jadi sering nanya-nanya dengan si
B (orang yang pernah belajar perdukunan)” Saya tetap diam, kemudian
menjawab,”Nanti saja kita omongin lagi.”
Siapakah si A? Si A adalah seorang
wanita, usianya kira-kira 30 tahunan. Ia curhat kepada istri saya
mengenai masalah keluarganya. Suaminya suka berselingkuh dan jarang
di rumah. Ia saat ini tinggal bersama seorang anaknya yang masih
berusia kira-kira 3 tahun. Menurut cerita istri saya, ia memiliki
anaknya yang lain, namun saat ini tinggal di Kalimantan. Saya tidak
tahu persis berapa jumlah anaknya, karena hanya mendengarkan cerita
istri saya tanpa banyak bertanya.
Satu hal yang diceritakan kepada istri
saya adalah kehidupan wanita ini yang penuh dengan dunia mistik.
Keluarganya ternyata sangat kuat terlibat dengan perdukunan. Ia sejak
kecil sudah mengenal perdukunan. Banyak pengalaman-pengalaman mistik
yang diceritakan oleh si A kepada istri saya. Kadang istri mengatakan
kepada saya, ia merinding mendengar cerita-cerita mistik dari si A.
Saya tidak tahu mengapa wanita ini
bercerita tentang kehidupannya kepada istri saya. Istri saya pun
tidak mengerti mengapa tiba-tiba perempuan ini, yang brlum lama
pindah di dekat rumah kami, bercerita padanya. Tapi buat saya, ketika
ada seseorang yang datang kepadamu untuk berharap solusi tentang
kehidupannya, itu adalah kesempatan yang diberikan Tuhan untuk kamu
menginjili. Jadi, ini adalah kesempatan buat istri saya menginjili
dia.
Hanya saja, istri saya sempat
memperingatkan perempuan ini, “Saya akan menceritakan tentang
Yesus, jika kamu mau percaya Yesus, kamu akan mendengarkan saya, tapi
jika tidak, kamu akan membenci saya. Tapi, bukan saya yang kamu
benci, melainkan Tuhan Yesus.”
Mengapa istri saya berkata seperti ini?
Karena kejadian ini sudah berkali-kali terjadi terhadap kami. Seorang
yang meminta nasehat/bantuan dari kami, khususnya istri saya, bahkan
seorang Kristen sekalipun, ketika dibongkar kesalahan-kesalahannya
dan diajak untuk hidup benar, awalnya sangat senang dan seperti
menerima nasehat istri saya, bahkan tampak menjadi taat kepada Tuhan.
Tapi, suatu saat bisa dengan “ajaib” sangat membenci kami tanpa
sebab. Setelah kami cari tahu, ternyata orang tersebut sebenarnya
menolak Yesus yang kami beritakan. Dengan membenci kami, orang
tersebut berharap kami tidak perlu lagi menceritakan tentang Yesus.
Itu sebabnya istri saya berani mengatakan kalimat di atas karena kami
memang beberapa kali mengalami hal ini.
Awalnya perempuan ini bercerita tentang
suaminya yang suka berselingkuh, namun akhirnya banyak kisah-kisah
mengejutkan yang diceritakan oleh wanita ini. Istri saya memberikan
banyak nasehat dan melarang dia untuk bercerai dari suaminya, juga
menjelaskan tentang Yesus Kristus. Meskipun ia menikah di Gereja
karena suaminya yang beragama Katolik, namun ia sama sekali tidak
mengenal Yesus. Puji Tuhan, wanita ini cukup mendengar dan
memperhatikan perkataan istri saya. Istri saya-pun sering mendoakan
dia. Dengan mendengarkan nasehat istri saya, kehidupan keluarganya
terlihat mulai membaik..
Suatu kali, ia bercerita kepada istri
saya tentang anaknya yang ada di Kalimantan. Ia mengatakan ingin
sekali bertemu dengan anaknya tersebut, karena sudah lama tidak
berjumpa dengannya. Selesai bercerita, istri saya mendoakan kerinduan
dia untuk berjumpa dengan anaknya. Beberapa hari setelah itu wanita
ini datang kembali kepada istri saya, ia bercerita sambil menangis.
Ia mengatakan anaknya yang di Kalimantan tiba-tiba menelepon dia dan
mengatakan ingin ke Jakarta untuk bertemu dengannya. Ia terharu,
Tuhan mendengar kerinduannya.
Ini juga seperti sebuah kesempatan dan
jalan yang dibuka Tuhan untuk lebih memperkenalkan Yesus Kristus
kepadanya. Istri saya lebih banyak lagi menceritakan tentang Yesus
yang perlahan-lahan mulai dimengerti olehnya dan mulai percaya adanya
satu sosok bernama Yesus yang sangat mengasihi manusia.
Waktu berlalu, meskipun wanita ini
cukup percaya dan mendegarkan istri saya, sayangnya pengaruh
kepercayaannya terhadap dunia mistik dan perdukunan sangat kuat. Di
satu sisi ia ingin percaya kepada Tuhan, namun disisi lain ia ingin
mendapatkan solusi dengan cepat yaitu melalui perdukunan. Istri saya
berkali-kali mengatakan kepadanya untuk meninggalkan dunia
perdukunan. Wanita ini selalu merasa ketakutan, bahkan di rumahnya
sendiri ia sering merasa ketakutan.
Istri saya bercerita wanita ini pernah
merasa anaknya yang berusia 3 tahun disantet karena jatuh sakit dan
cara ia mengatasinya menurut saya sangat menjijikkan (maaf tidak bisa
saya ceritakan disini). Terkadang jika ia mendengar suara-suara di
atas rumahnya, ia merasa ada sesuatu (roh jahat) sedang
mengganggunya, padahal istri saya sudah mengatakan kepadanya bahwa di
daerah tempat tinggal kami sering ada tikus dan kucing naik ke atap
rumah, bahkan terkadang masih ada musang berkeliaran di atap rumah.
Istri saya juga bercerita wanita ini
katanya pernah melihat mainan anaknya bergerak sendiri dan itu
disaksikan bersama suaminya. Saya tidak tahu kebenarannya seperti
apa, namun bagi saya, hal tersebut tidak mengherankan karena ia telah
di didik untuk percaya dengan hal-hal mistik dari sejak kecil. Jadi,
disatu sisi ia ingin percaya kepada Tuhan, tapi disisi lain ia ingin
cepat mendapat solusi dan jalannya adalah bertanya kepada dukun.
Satu kali, ia baru mengetahui kalau
salah satu tetangga kami yaitu si B pernah belajar ilmu perdukunan,
meskipun si B mengaku sudah melepaskan semuanya. Mengetahui hal ini,
wanita ini mencoba bertanya kepada si B tentang kehidupannya. Istri
saya pernah melihat ia berbincang-bincang dengan si B, karena
biasanya ia jarang bicara dengan tetangga lain selain istri saya.
Istri saya, meskipun tidak curiga apa-apa, namun ketika sedang
ngobrol dengan wanita ini, istri saya iseng bertanya,”Kamu kemarin
ngobrol dengan si B lama sekali, ngomongin apaan?” Wanita ini
menceritakan semuanya, dan itu ada hubungannya dengan ilmu-ilmu si B
yang katanya meskipun sudah dibuang, namun masih ada sisanya. Sejak
hari itu juga, wanita ini jadi makin sering bertanya pada si B dan
kembali lagi pada dunia mistik.
Sekalipun masih mendengarkan istri
saya, namun wanita ini juga kembali pada dunia mistiknya. Ia berharap
solusi juga melalui perdukunan, dan bahkan pernah mengatakan kepada
istri saya untuk tidak mendoakannya lagi. Istri saya hanya mengatakan
dengan tegas kepada dia,”Silakan kamu kembali pada tuhanmu yang
dulu, tapi nanti kita lihat lebih besar siapa kuasanya, tuhanmu atau
Tuhan-ku.”
Sejak kecil kita dididik dengan ajaran
dan kepercayaan terhadap hal-hal mistik. Ketika kita bermain sampai
menjelang malam, orang tua kita sering meminta kita segera pulang dan
di takut-takuti bahwa kalau sudah gelap nanti ada “setan”. Ketika
kita tidak menghabiskan makanan kita, orangtua kita sering mengatakan
“nanti nasinya nangis”. Banyak sekali hal-hal mistik,
supranatural yang sebenarnya hanyalah dongeng belaka, namun sangat
dipercayai bahkan sampai saat ini dan banyak yang meneruskannya
kembali kepada anak-anak mereka.
Orang-orang yang sangat percaya
cerita-cerita dongeng ini saja sangat sulit untuk diubah
pemikirannya, sangat sulit untuk menjelaskan kepada mereka bahwa itu
hanya cerita bohong. Mungkin mereka hanya akan mengatakan, “Ya...
percaya ga percaya”. Bagi saya, orang yang mengatakan “percaya ga
percaya” adalah orang yang sebenarnya “percaya” namun tahu itu
salah, tapi tidak ingin dipersalahkan.
Jika orang-orang seperti ini saja sulit
diubah pemikirannya, lalu bagaimana dengan wanita ini yang terlibat
langsung dengan dunia perdukunan. Ia pernah melihat hal-hal yang
berbau supranatural, pernah mengalami langsung, bahkan ia mengatakan
wajahnya pernah dipasang “susuk” oleh neneknya agar ia terlihat
lebih cantik. Saya tidak banyak menceritakan seperti apa
pengalaman-pengalaman mistik yang dialaminya wanita ini. Istri saya
saja cukup merinding mendengar ceritanya, mungkin jika saya ceritakan
semua disini, anda-pun akan ikut merinding, meskipun saya lebih
banyak percaya wanita ini mengalami halusinasi karena didikan
perdukunan dari sejak kecilnya.
Ada kisah-kisah lainnya dari wanita ini
yang juga tidak saya ceritakan disini, kalau saya ceritakan semuanya,
anda mungkin akan merasa heran, geleng-geleng kepala bahkan merasa
jijik, tapi juga kasihan sekali melihat keadaan wanita ini.
Apakah yang harus dilakukan terhadap
wanita ini, apakah menginjilan terhadap dia harus dihentikan, apakah
sesuai permintaannya ia tidak perlu didoakan lagi? Terus terang, saat
itu saya belum tahu jawaban apa yang harus saya sampaikan kepada
istri saya, tapi jangan hentikan berbicara tentang Yesus jika ada
kesempatan dan tetaplah mendoakan wanita ini. Tuhan mau kita
memberitakan kabar baik, sedangkan hasil akhirnya biarlah Tuhan yang
menentukan, apakah ia percaya kepada Yesus Kristus atau membiarkan ia
dengan tuhannya sendiri.
Apakah wanita ini harus dibawa kepada
hamba Tuhan yang memiliki pengalaman supranatural? Saya tidak yakin
sama sekali itu bisa menjadi jalan keluar.
Suatu hari, wanita ini jatuh sakit.
Sakitnya cukup parah. Ia di opname di sebuah rumah sakit. Istri saya
mengajak saya untuk menjenguknya di rumah sakit. Kamipun pergi
kesana. Setiba di rumah sakit, saya tidak ikut masuk karena kami
membawa anak-anak. Jadi saya dan anak-anak menunggu di ruang tunggu
dan istri saya sendiri yang masuk menjenguk dia. Cukup lama saya dan
anak-anak menunggu, bahkan anak-anak sudah mulai rewel. Setelah istri
saya keluar, ia menceritakan lagi tentang wanita ini.
Saya masuk ke dalam kamar tempat wanita
ini di rawat, istri saya hanya menatap wanita ini, dan wanita ini
terkejut, ia tidak menyangka istri saya datang. Ada banyak cerita
yang disampaikan ke saya, dan kembali lagi ke hal-hal mistik.
Beberapa hari kemudian, wanita ini
sembuh. Cukup mengejutkan juga karena menurut istri saya penyakitnya
parah. Istri saya akhirnya tahu kalau wanita ini meminta bantuan
dukun untuk menyembuhkannya. Istri saya bertanya kepada saya,”apakah
wanita ini benar-benar disembuhkan oleh dukun?”
Saya menjawab,”Tidak ada dukun yang
bisa menyembuhkan dengan cara ajaib, hanya Tuhan yang mampu. Mungkin
saat ini ia merasa sembuh dan kelihatan sembuh. Tapi percayalah
penyakitnya tetap ada.”
Sejak pulang dari rumah sakit tersebut,
wanita ini mulai menjauhi istri saya. Ia bergaul dengan
tetangga-tetangga kami yang lebih percaya perdukunan. Kami merasa
heran pada awalnya, karena biasanya ia sering datang ke istri saya,
tapi sekarang, sebisa mungkin menjauh. Akhirnya kami tahu, ternyata
ia di hasut oleh para tetangga “dukun” ini untuk membenci kami,
karena kami dianggap berbeda dengan mereka.
Tepat seperti yang dikatakan istri saya
di awal perkenalannya dengan perempuan ini. “Kamu akan membenci
saya, tapi bukan saya yang kamu benci, melainkan Tuhan Yesus.”
Sejak saat itu, kehidupan perempuan ini
yang tadinya sudah semakin baik, langsung buruk kembali dalam
seketika. Imannya hancur, namun iman kami semakin diperkuat, karena
Tuhan memang menunjukkan kuasaNya.
Catatan : Cerita ini saya dapatkan dari
istri saya dan diceritakan bukan dalam satu hari. Mungkin ada yang
salah atau kurang dalam cerita ini, karena saat menuliskannya, istri
saya belum memeriksanya. Jikalau nantinya ada perubahan dalam artikel
ini (setelah di baca oleh istri saya), maka saya akan melakukan
revisi.
Comments
Memang istri Anda sudah melayani wanita yang amat gemar perdukunan itu dengan tulus seperti merpati dan cerdik seperti ular, tetapi karena Anda tidak cerdik seperti ular, maka kesempatan untuk merebut jiwa yang tersesat itu dari belenggu kelaliman hilang, gara-gara Anda tidak menyetujui saran istri Anda untuk segera merujuk wanita tersebut pada hamba Tuhan lain yang mempunyai karunia rohani khusus.
Seandainya dalam pelayanan rohani juga diterapkan sistim rujukan seperti dalam pelayanan medis, maka pasien rohani yang butuhkan kelepasan dari perdukunan bisa tertolong walaupun ia masih sangat suka dengan perdukunan tersebut. Sama hal dengan seorang anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang melayani pasien di Fasilitas Kesehatan Primer, yang tidak akan menunda-nunda merujuk pasien kepada sesama anggota IDI lain, yang sudah menjadi Dokter Spesialis, bila dia tidak mampu untuk mengatasi masalah pasien tersebut, begitu pula seharusnya seorang anggota Tubuh Kristus yang sudah tidak mampu mengatasi masalah orang yang dilayani, yang masih sangat suka dengan perdukunan, sesegera mungkin merujuk orang tersebut pada anggota Tubuh Kristus lain, yang dipakai Roh Kudus untuk melepaskan orang dari belenggu kelaliman dengan karunia Roh yang dipercayakan Tuhan kepadaNya.
Sayang sekali anggota Tubuh Kristus sudah sangat banyak tapi tidak bisa bekerja sama dengan baik seperti tubuh lahiriah yang lengkap dengan mata, telinga, hidung, mulut, kaki dan tangan yang bisa bekerja sama dengan baik. Untuk bisa bekerja sama dengan baik, kita harus sehati sepikir, seia sekata dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan yang sama dengan tujuan Tuhan Yesus untuk menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan Bapa kepada kita di bumi. Dia tidak ingin kita bekerja sendirian, tetapi Dia turut bekerja bersama kita, maka kita juga harus turut bekerjasama dengan sesama anggota tubuh Kristus lain yang berlainan karunianya dengan kita.
Bapa saja mau bekerja sama dengan anggota tubuh Kristus selain kita, kenapa kita tidak mau bekerja sama dengan mereka karena mereka lain gereja? Saya sangat bersyukur telah berulang kali bekerja sama dengan para anggota Tubuh Kristus dari lain gereja dalam mengatasi masalah kerohanian para pasien saya, yang menghalangi proses penyembuhan sakit lahiriah mereka.
Saya sebagai anggota tubuh Kristus, yang tidak layak duduk di Kursi Musa, sangat bersyukur bisa duduk di Kursi Harun. Sebagaimana Musa mendengar apa yang Bapa katakan kepadanya dan sampaikan hal itu kepada Harun, agar Harun sampaikan kepada Firaun dan orang-orang Israel, begitu pula anggota Tubuh Kristus lain yang mendengar apa yang Roh Kudus katakan tentang pasien saya, sampaikan hal itu kepada saya, sehingga saya bisa sampaikan pada para pasien saya agar mereka memahami apa saja yang menghalangi proses kesembuhan mereka.
Setelah saya sampaikan kedua hal yang menjadi kendala sehingga ia belum sembuh sekian lama, maka ia bersedia mau mengampuni suaminya dan suaminya bersedia menyingkirkan semua benda-benda yang berhubungan dengan mistik berhala. Ternyata saat digali, semua benda lain sudah menyusut kering tapi telur ayam masih itu hanya tidak ada cairan di dalamnya.
Setelah kedua faktor penghambat itu disingkirkan, tidak lama kemudian ibu itu sembuh dari sakitnya. Di luar dugaan saya, ia dan suaminya datang lagi ke rumah saya dan melapor bahwa setelah sekian lama istrinya sembuh, kok barusan kumat lagi. Saya juga penasaran apa yang menyebabkan dia sakit lagi? Ternyata setelah saya sampaikan pada anggota Tubuh Kristus A untuk mendoakan lagi pasien tersebut lewat telepon, Roh Kudus katakan bahwa ia kembali lagi sakit hati pada suaminya dan masih ada benda gaib yang tertinggal di rumahnya.
Segera saya konfirmasi kepada pasien B, maka ia mengakui bahwa ia masih sakit hati pada suaminya karena suaminya masih mengulangi hanya beri sedikit sekali uang dari penghasilannya. Lalu saya nasehati suaminya agar jangan ulangi lagi agar istrimu bisa ampuni kamu. Bila ia sudah tidak mau ampini kamu lagi karena kamu ulangi lagi, maka Tuhan tidak sembuhkan dia sehingga ia tidak bisa bekerja lagi, kamu akan kewalahan menanggung biaya hidup rumah tangga sendirian. Tapi suaminya mengelak soal benda gaib karena ia merasa semua benda gaib sudah disingkirkan dari rumahnya. Lalu saya katakan bila kamu lupa, Tuhan tidak ikut lupa, malah Dia bisa ingatkan kamu. Mendadak dia ingat karena Tuhan ingatkan dia, yaitu: Pada Tanggal 9 Bulan 9 Tahun 1999 karena semuanya ada angka 9 menurut dukun akan terjadi malapetaka di rumahnya. Oleh sebab itu pada tanggal tersebut atas saran dukun, ia memendam di halaman rumah sepotong bambu untuk tolak bala.
Teriring Salam Dan Doa
Ev. dr. Habel Marthen Ndoen
Anggota Tubuh Kristus
Yang Duduk Di Kursi Harun
Teriring Salam Dan Doa
Ev. dr. Habel Marthen Ndoen
Anggota Tubuh Kristus
Yang Duduk Di Kursi Harun
maaf saya baru melihat komen anda, karena memang sudah lama saya tidak mengisi blog ini dan tidak mengeceknya. Biasanya kalau ada komentar masuk, saya mendapat informasinya melalui email yang saya buka setiap hari, tapi ini tidak ada email sama sekali. Saya baru tahu ada banyak komentar pas lagi ngecek blog ini.
Mohon maaf, cerita yang anda sampaikan sudah sering saya dengar. Ada banyak orang yang mengatakan jika orang itu masih sakit, berarti ada sesuatu yang bersifat rohani yang di sembunyikan, atau dengan kata lain, ada dosa yang masih disembunyikan. Itu bukan ajaran Alkitab dan sangat bertentangan dengan Alkitab, tapi saya tidak bisa membahasnya disini, karena akan cukup panjang.
Andajuga mengatakan ROh Kudus yang memberitahu ada sesuatu yang disembunyikan si B. Mohon maaf juga, hal ini tidak aneh bagi saya. Kalau saya beri tahu anda caranya, tidak perlu Roh Kudus untuk menyampaikan hal seperti yang anda katakan. Kalau memang benar dari Roh Kudus, saya harus mengujinya (ujilah setiap roh). Tapi untuk mengujinya pun saya tidak bisa, karena saya tidak mengenal anda. Saya pernah menguji orang yang terus-menerus mengaku "di beri tahu Roh Kudus", setelah saya tantang untuk di uji, dia menghilang dan tidak muncul lagi.
Satu hal lagi, saya tidak pernah melarang istri saya untuk membawa si A ke hamba Tuhan yang ia mau, hanya saja dia meminta saran saya dan saya katakan belum perlu/tidak perlu, bukan melarangnya. Saya punya alasan mengatakan hal ini.
Anyway, terima kasih untuk komentarnyayang cukup panjang, sayang sekali saya terlambat mengetahuinya, jadi baru bisa saya jawab sekarang.
Post a Comment