Seandainya aku tidak merindukan Kebenaran-Mu, seandainya aku tidak memohon kepada-Mu untuk mengajarkan Kebenaran kepadaku, seandainya aku cukup hanya dengan sukacita dari-Mu tanpa tahu pengorbanan-Mu, seandainya aku cukup hanya memuji nama-Mu tanpa tahu yang Kau kehendaki dariku, seandainya didikan-Mu tidak sampai sedalam dan sejauh ini. Tentunya hidupku akan lebih tenang dan bahagia,” Begitu kata pikiranku. Siapakah aku yang ketika berlutut dengan bercucuran airmata dihadapan-Mu, yang tertunduk memohon belas kasihan-Mu, yang berharap aku bisa menjadi murid-Mu, yang sungguh-sungguh ingin menemukan Kebenaran-Mu, lalu Engkau-pun mendengarkan dan menjawab Aku. Ketika Engkau membongkar kesalahanku, ketika Engkau mendobrak kekerasan hatiku, ketika Engkau tetap tersenyum penuh Kasih padaku di saat aku memandang sinis kepada-Mu. Oh Tuhan..., mengapa Engkau mengasihi aku? Lalu, apakah yang harus kubanggakan dari diriku, sehingga aku menyombongkan diri? Apakah kehebatanku sehingg
Belajar memahami Alkitab, melangkah menuju kebenaran.