Skip to main content

Di Hibur dengan Menghibur



Lalu Daud pergi dari sana dan melarikan diri ke gua Adulam... Berhimpunlah juga kepadanya setiap orang yang dalam kesukaran, setiap orang yang di kejar-kejar tukang piutang, setiap orang yang sakit hati, maka ia menjadi pemimpin mereka. Bersama-sama dengan dia ada kira-kira empat ratus orang. (1 Samuel 22:1-2)

Menghadapi kesulitan, siapa sih yang mau, apalagi sampai berlarut-larut sampai rasanya berat sekali. Kita hidup didalam dunia yang setiap hari pasti ada masalah, baik itu besar maupun kecil, berhubungan langsung dengan kita ataupun tidak. Sebagai pengikut Kristus, kitapun tidak luput dari masalah.

Seringkali ketika menghadapi masalah/kesulitan/penderitaan, kita merasa begitu berat dan merasa hanya kita yang mengalami. Tuhan sepertinya tidak adil. Berkali-kali kita berdoa meminta pertolongan Tuhan, tapi hasilnya tidak kelihatan. Kesulitan demi kesulitan terus menghampiri kita.

Apa yang terjadi dengan Daud pada ayat di atas? Jika kita membaca pasal-pasal sebelumnya, kita mengetahui bahwa Daud sedang di kejar-kejar oleh Saul. Bukan karena Daud melakukan kesalahan, tetapi karena rasa iri dan benci terhadap Daud yang lebih di elu-elukan oleh bangsa Israel. Saul yang berusaha membunuh Daud, membuat Daud melarikan diri.

Daud melarikan diri ke gua Adulam setelah sebelumnya ia harus berpura-pura gila karena takut yang kepada raja Akhis saat itu jika mengetahui identitasnya yang sebenarnya. Didalam gua ini Daud menyampaikan kesulitan-kesulitan serta keluhannya kepada Tuhan yang dituliskan pada Mazmur 57 dan 142.

Daud adalah seorang pejuang dan pahlawan yang gagah perkasa. Ia dengan berani menghadapi Goliat sementara Saul sendiri merasa takut. Ia berani berperang menghadapi bangsa Filistin dan dielu-elukan oleh bangsa Israel ketika menang dalam perang. Sesaat penulis membayangkan apa yang dirasakan Daud saat melarikan diri ke dalam gua Adulam? Ia seperti seorang yang ketakutan dan tanpa daya. Rasanya sangat bertolak belakang dengan keberaniannya sebelumnya.

Daud mungkin merasakan beban berat yang terjadi dalam hidupnya. Perubahan drastis yang bisa dikatakan datang dengan tiba-tiba. Kesulitan yang harus ditanggungnya padahal ia tidak melakukan kesalahan kepada Saul saat itu. Itulah sebabnya ia mencurahkan keluhannya kepada Tuhan bahkan semangatnya sempat down (Mzm 142).

Sama seperti Daud, kitapun bisa mengalami hal yang sama. Bukan dalam arti kita harus menjadi seorang pahlawan seperti Daud, tetapi dalam kehidupan kita sehari-hari. Saat kita menjalani kehidupan yang lancar dan indah, tiba-tiba datang masalah atau malapetaka dalam kehidupan kita. Rasanya begitu berat dan sulit untuk kita jalani. Kesulitan yang harus kita hadapi tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Mungkin itu dapat berupa sakit-penyakit, masalah pekerjaan, ekonomi, dan masih banyak lagi. Kita juga mungkin sudah berdoa meminta pertolongan Tuhan, menyampaikan keluhan kita kepada Tuhan.

Tapi apa yang terjadi? Saat kita membutuhkan pertolongan Tuhan, bukannya Tuhan memberikan orang yang menghibur tapi justru orang-orang yang juga sedang menghadapi kesulitan. Bukankah ini menambah beban?

Kembali lagi pada ayat 1 Samuel 22 : 1-2 diatas. Satu hal yang menarik pada ayat tersebut tercantum di dalam ayat kedua : “Berhimpunlah juga kepadanya setiap orang yang dalam kesukaran, setiap orang yang di kejar-kejar tukang piutang, setiap orang yang sakit hati, maka ia menjadi pemimpin mereka. Bersama-sama dengan dia ada kira-kira empat ratus orang.” Saat Daud sedang dalam kesesakan memikirkan betapa berat beban yang harus ditanggungnya berdoa memohon pertolongan Tuhan, apa yang terjadi? Tuhan bukannya memberikan pertolongan kepada Daud, tetapi justru membawa orang-orang yang juga dalam kesulitan untuk datang kepada Daud. Orang-orang yang datang bukanlah orang-orang yang akan menghibur Daud, tetapi justru mengharapkan penghiburan. Tidak tanggung-tanggung lagi banyaknya, sampai kira-kira empat ratus orang.

Penulis membayangkan, mungkin sesaat Daud berpikir “Apakah Tuhan tidak tahu aku lagi stress karena kesulitan yang harus aku hadapi, tapi mengapa Tuhan justru menambah beban pikiranku dengan orang-orang yang juga dalam kesulitan?” Bukankah kita juga sering berpikir seperti ini? Uniknya jika kita baca kembali ayat di atas, diceritakan bahwa pada akhirnya Daud menjadi pemimpin mereka. Mengapa demikian?

Penulis percaya saat datang orang yang membutuhan pertolongan dan penghiburan kepada Daud, Daud memberikan pertolongan dan penghiburan kepada orang tersebut. Semakin banyak orang yang datang kepadanya, Daud-pun tetap memberikan penghiburan. Dari peristiwa ini, Daud belajar bahwa bukan ia sendiri yang sedang menghadapi kesulitan dan membutuhkan pertolongan Tuhan, tetapi masih banyak orang-orang disekitarnya yang membutuhan pertolongan. Daud pada akhirnya merasa terhibur dan tertolong oleh Tuhan dengan ia melakukan penghiburan dan pertolongan kepada orang lain.

Tuhan kita memang luar biasa, Ia punya banyak cara untuk menghibur kita. Tidak harus selalu datang orang-orang yang akan menghibur, tetapi dengan datangnya orang-orang yang membutuhkan penghiburan saat kita sendiri membutuhkan penghiburan, itu adalah sesuatu penghiburan yang indah.

Dari peristiwa Daud ini, kita seharusnya bisa mengambil pelajaran bahwa kita tidak sendirian saat menghadapi kesulitan, masih banyak orang-orang di sekitar kita yang juga menghadapi kesulitan meskipun mungkin tidak seberat yang kita alami.

Satu pengalaman yang indah ketika kita pernah mengalami kesulitan dan mampu melewatinya. Itu juga bisa menjadi kesaksian dimana kita bisa memberikan penghiburan kepada orang-orang yang mengalami kesulitan. Mengutip ungkapan dari seorang rekan, mungkin kesulitan yang orang lain hadapi tidak ada seujung kuku dari yang kita hadapi, dan pada akhirnya kita bisa memberikan penghiburan kepadanya. Ataupun justru orang lain yang berkata kepada kita bahwa masalah kita tidak ada seujung kuku dari masalah yang ia hadapi. Disinipun kita akan dihiburkan.

Mengalami kesulitan bukanlah hal yang menyedihkan, tapi justru dibalik kesulitan yang kita hadapi, Tuhan sedang menjalankan rancangan-rancangan yang indah untuk kita. Dengan mengalami kesulitan, kita bisa menjadi kekuatan bagi orang lain.

Terpujilah Tuhan Yesus

Semoga menjadi berkat.

Comments