Skip to main content

Harta yang Paling Berharga


Alkisah pada suatu hari, aku bertemu dengan seorang kakek. Rambutnya sudah memutih semua dan jenggotnya memanjang, tapi ia tampak sehat dan segar. Ia tersenyum kepadaku, kamipun terlibat dalam perbincangan.


Aku : kek, aku iri pada teman-temanku yang memiliki uang banyak, harta yang melimpah. Mereka bisa pergi berwisata kemanapun mereka mau, bahkan keliling dunia. Mereka bahagia sekali.


Kakek : Nak, kamu tidak tahu kalau temanmu terkadang iri kepadamu yang memiliki istri yang selalu mendampingimu.


Aku : Tapi kek, temanku juga ada yang memiliki istri dan mereka berjalan-jalan berdua.


Kakek : Nak, kamu tidak tahu kalau temanmu terkadang iri kepadamu yang tidak hanya memiliki istri yang baik, tapi juga anak-anak yang cantik.


Aku : Tapi kek, temanku juga ada yang memiliki anak-anak dan ia berjalan-jalan bersama istri dan anaknya ke berbagai negara.


Kakek : Nak, kamu tahu, mereka yang memiliki uang banyak dan bisa berjalan-jalan bersama keluarganya, belum tentu setiap hari bertemu dengan keluarganya. Kesibukan suami demi memenuhi kebutuhan keluarganya terkadang membuat suami terpisah jauh dengan keluarganya. Saat mereka bisa berkumpul itulah, suami menggunakan kesempatan untuk berjalan-jalan demi membahagiakan keluarganya. Tapi kamu setiap hari pulang kerja kamu berkumpul dengan keluargamu. Anak-anak menantikan dan menyambut kepulanganmu, itulah yang membahagiakan.


Aku : Tapi kek, anak-anak mereka juga menyambut kepulangan ayahnya, meskipun hanya sebulan sekali atau bahkan setelah berbulan-bulan.


Kakek : Nak, kamu tahu, seorang suami yang sebulan sekali baru bertemu dengan istri dan anaknya, atau yang seringkali pulang ketika anak-anaknya sudah tertidur, biasanya akan mengajak keluarganya berjalan-jalan. Anaknya akan menyambut kedatangan papanya, bukan karena rindu padanya, tapi karena ingin berjalan-jalan. Kamu tahu, seorang ayah yang jarang bertemu dengan anaknya karena kesibukannya, ketika pulang mereka disambut oleh anaknya, karena anaknya tahu, teman bermainnya sudah datang, itu sebabnya mereka selalu mengajak bermain papanya atau merengek minta jalan-jalan, itu bukan karena rindu pada papanya, tapi karena ingin bermain dengan temannya dan memanfaatkan papanya untuk mengajaknya berjalan-jalan. Berbeda denganmu, kalau kamu pulang sedikit lebih malam, anakmu sudah menanyakan pada mamanya mengapa papa pulangnya lama sekali. Ketika kamu tiba dirumah anak-anakmu merasa senang, terkadang mereka mengajakmu bermain, tapi terkadang mereka hanya ingin duduk dipangkuanmu atau disampingmu atau sekedar di gendong sesaat atau memintamu bercerita. Itu adalah tanda bahwa anakmu mengenalmu dan merindukanmu.


Aku : Tapi kek, meskipun aku memiliki anak dan istri yang baik, tapi terkadang aku bertengkar dengan istriku. Betapa aku ingin mengajak istri dan anak-anakku berjalan-jalan demi menghindari pertengkaran dan tetap berbahagia bersama keluargaku. Sayangnya aku tidak memiliki harta yang melimpah.


Kakek : Nak, kamu tahu, banyak suami yang memiliki uang melimpah, sibuk dalam pekerjaannya, mereka mengajak istri dan anak-anaknya berjalan-jalan demi memberikan kebahagiaan. Mereka mengira dengan harta uangnya, mereka dapat memberikan kebahagiaan kepada keluarganya. Mereka tidak pernah bertengkar karena lebih sering bertemu di akhir pekan atau sebulan sekali, dan ketika bertemu, suami yang mengajak keluarganya berjalan-jalan, tidak ada waktu untuk bertengkar.


Aku : (memotong perkataan kakek) Bukahkah itu menyenangkan kek, memiliki keluarga yang tidak pernah bertengkar dan membahagiakan mereka karena memiliki uang yang banyak?


Kakek : Nak, kamu tahu, jikalau kamu tidak pernah bertengkar dengan istrimu, maka itu adalah tanda bahwa suatu saat kamu akan sangat mungkin berpisah dengan istrimu.


Aku : Mengapa demikian kek, bukankah kalau tidak pernah bertengkar itu berarti keluarga tersebut bahagia?


Kakek : Nak, kamu tahu, keluarga yang tidak pernah bertengkar itu bukan karena bahagia, tapi karena ketidakpedulian terhadap pasangan dan ketahuilah, tidak ada keluarga yang tidak pernah bertengkar. Kamu peduli dengan pasanganmu, itu sebabnya kamu bertengkar dengannya. Keluarga yang tidak pernah bertengkar adalah keluarga yang tidak peduli dan menyimpan sendiri masalahnya, suatu saat ketika pertengkaran terjadi, semuanya akan meledak, dan disitulah perceraian bisa terjadi.


Aku : Tapi kek, kalau jarang bertengkar saja bisa bercerai apalagi kalau sering bertengkar?


Kakek : Nak, kamu tahu, yang menyebabkan perceraian dalam keluarga bukanlah pertengkaran di dalam keluarga, tapi ketidakpedulian terhadap keluarganya. Kalau kamu bertengkar dengan istrimu karena kamu peduli padanya, maka Tuhan akan semakin memperkuat ikatan pernikahanmu. Tapi kalau suami bertengkar dengan istrinya karena ketidakpeduliannya, maka mereka akan mengarah ke perceraian.


Aku : Baiklah kek, tapi aku tetap ingin memiliki uang, harta yang melimpah untuk membahagiakan keluargaku.


Kakek : Nak, ketahuilah, kamu sudah memiliki harta yang paling berharga yaitu keluarga, kamu sudah memiliki istana yang paling indah yaitu keluarga. Keluarga dimana kamu bisa berkumpul bersama istri dan anak-anakmu, didalamnya terdapat kebahagiaan yang tidak terhingga. Mereka yang memiliki uang, harta materi yang melimpah, akan membuang uang tersebut demi mendapatkan kebahagiaan yang sesaat. Dan kamu, ketika kamu berbahagia dengan keluargamu, itulah harta yang tidak ternilai yang kamu miliki. Suatu saat, ketika Tuhan memberikanmu kesempatan untuk berjalan-jalan dengan keluargamu, kamu akan tahu, kamu membuang uang bukan untuk mendapatkan kebahagiaan, tapi kamu berbahagia, maka kamu mebuang uang tersebut demi keluargamu. Jangan kamu iri kepada mereka yang memiliki harta materi yang melimpah, karena merekapun iri kepadamu yang memiliki harta yang paling berharga yaitu keluarga bahagia. Tepat serti bunyi lagu ini “Harta yang paling berharga adalah keluarga, Istana yang paling indah adalah keluarga....” (tiba-tiba saja kakek menyanyikan lagu tersebut)


Aku : Kek, itu kan lagu dari keluarga cemara???



Aku tersentak mendengar kakek menyanyi dan tersadar dari lamunanku. Sayup-sayup kudengar alunan lagu Keluarga Cemara.


Kemudian aku terdiam sesaat dan berkata kepada Tuhanku “Tuhan Yesus, terimakasih untuk harta yang paling berharga yang aku miliki dan Kau berikan kepadaku, terimakasih istriku, terimakasih anak-anakku. Aku bahagia karena aku tidak memiliki harta yang melimpah, tapi karena aku memiliki harta yang paling berharga yaitu keluargaku”


Akupun mengakhiri lamunanku dengan senyum sukacita.

Comments