Skip to main content

Aku Rindu RumahMU


Kutulis sebuah surat yang sudah Kau baca, walau belum ada kata-kata di dalamnya, kuungkapkan isi hati yang telah Kau mengerti, walau belum kupikirkan kata-kata di dalamnya, kukatakan perasaan hati yang sudah Kau dengar, walau belum kuucapkan kata-kata di dalamnya, kuteteskan airmata yang sudah Kau lihat, walau belum mengalir airmata di dalamnya.

Haruskah ku tulis semua yang sudah Kau ketahui, siapakah aku, yang Kau ciptakan ke dunia ini, sesosok anak manusia yang lemah tanpa daya, hanya teriakan tangisan yang pertama Kau dengar, sebagai tanda satu lagi ciptaanMu memenuhi dunia ini, mewujudkan keinginanMu.

Haruskah ku bertanya untuk apa Kau menciptakannya. Perlahan-lahan aku berjalan, berlari, berkata, tertawa, mendengar, tentang apa isi dunia, semua Kau berikan, sempurna tanpa noda.
Tapi mengapa ada goresan kecil. Mulanya tidak ada yang tahu, dan memang tidak ada yang peduli, tapi bagaimana dengan aku, aku berusaha agar goresan itu tidak semakin besar, aku berusaha menutupinya, siapakah yang membuat goresan itu, apakah akan menjadi luka, apakah ini yang Kau lupakan.

Kau benar dan aku belum benar. Setiap kali aku hanya meminta, memohon agar Kau tutup goresan itu, tapi bagaimana caraku yang benar, aku belum sepenuhnya memberi kepadaMu, walau keinginanku untuk itu sangat besar, aku katakan aku rindu padaMu.

Aku ingin kembali datang ke rumahMuWalau dengan rasa malu, walau dengan kepala yang tertunduk, tapi, kapan aku akan sampai kembali ke rumahMu, aku mendengar panggilanMu, memintaku untuk datang, tapi dimana letak rumahMu, aku yang tidak melihat, atau mataku yang belum terbuka.

Aku ingin Kau hadir di rumahku. Ketuklah pintu rumahku, bukakan pintu rumahku, masuklah ke dalam rumahku, tinggallah selalu menemaniku.

Kau sudah datang atau belum tibaKucari Kau dalam rumahku, tapi tidak kutemukan, aku yang tidak melihat, atau mataku yang belum terbuka, mungkin belum kusediakan hidangan di meja, yang ku buat dengan tanganku sendiri, agar dapat Kau nikmati, walau mungkin terasa hambar.

Aku ingin Kau selalu hadirMenemani setiap kehidupanku.

Comments