Skip to main content

Dekap Aku


Tuhan, sulit bagi diriku untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam hatiku, dan terkadang aku takut bahkan tidak mengerti apa yang ada dalam hatiku. Sekian lama aku mengikut Engkau, banyak hal-hal indah termasuk juga hal-hal yang menyakitkan terjadi dalam hidupku. Dahulu ketika aku masih kecil, aku hanya mengenal nama Yesus sebagai Tuhan, tetapi aku tidak tahu lagi selebihnya. Namun benih kecil yang tersimpan dalam hatiku perlahan-lahan mulai tumbuh sejak aku mengenalMU lebih dalam lagi. Lalu kepergianku jauh dari tempat kelahiranku kembali membawa aku terhilang dariMU. Saat aku tersadar, aku kembali berlutut memohon kehadiranMU. Engkau tidak segera datang, namun aku percaya akan kehadiranMU. Engkau pun memberikan tempat bagiku untuk mengenalMU kembali. Memang semuanya tidak selalu berjalan dengan lancar, tetapi semakin hari aku merasa semakin dekat denganMU.
Sampai terjadi peristiwa ini.

Tuhan… ini semua terjadi di luar keinginanku, namun bekasnya hingga kini begitu terasa, membuat aku kembali jauh dariMU, bahkan lebih jauh lagi. Tuhan… hidupku kini seperti tanpa arah. Rasa sakit yang menimpaku bertubi-tubi, membuat jiwaku begitu lemah. Banyak sekali rasa sakit di sekujur tubuhku. Orang lain memang tidak melihat itu, namun aku mengetahuinya dan Engkaupun mengetahuinya.

Tuhan… aku ingin berlari menjauh dan pergi menjauh sejauh mungkin dariMU, namun aku tahu itu tidak mungkin. Engkau selalu ada di manapun aku berada. Kehidupan yang aku jalani terasa begitu berat, seluruh harapkan, kekuatan, cita-cita yang telah aku kumpulkan dan aku kejar selama ini jatuh dalam sekejap mata saja. Aku memang berdosa karena aku tidak bersyukur untuk semua yang Kau berikan padaku. Engkau mengambil kembali apa yang telah Kau berikan.
Tuhan semenjak itu, apapun yang kulakukan, apapun yang kukerjakan semua terasa sia-sia dan tidak berguna. Apakah ini berarti aku sungguh-sungguh telah hilang dariMU? Sepi masih terus menyelimutiku aku bingung dan takut pada setiap apa yang aku kerjakan saat ini. Bahkan ketika aku menangispun semuanya terasa sia-sia juga. Terkadang aku ingin berteriak, mengapa aku belum juga terlepas dari semua ini. Apakah sesungguhnya yang salah padaku? Setiap kali aku menanyakan hal ini, aku selalu mendengar jawaban "Kesetiaanku padaMU" itulah yang salah padaku. Aku yang tidak setia dan aku yang sering mengecewakanMU. Meskipun aku selalu rindu untuk dekat dekat denganMU dan melayaniMU di sepanjang hidupku.
Inikah duri yang Kau tempatkan di dalam diriku, aku masih belum dapat melepaskannya, bahkan terasa sakit sekali menusuk hatiku. Aku ingin menangis, adakah Engkau akan mendengarnya. Seluruh kehidupanku berada di dalam tanganMU dan akau tahu suatu hari nanti aku akan mempertanggungjawabkan semuanya kepadaMU.
Tuhan…, ingin rasanya saat ini saja Engkau mengambilku, membawa jiwaku kembali kepadaMU, meskipun aku tidak tahu di mana akan Kau tempatkan aku. Aku merasakan begitu berat menjalani hidup di dalam dunia ini, dan aku tidak bersemangat lagi. Kemana arah yang harus ku tuju aku juga tidak tahu. Kepada siapa harus ku tumpahkan semua isi hatiku akupun tidak tahu. Aku tidak memiliki apa-apa dan aku tidak memiliki siapa-siapa yang mau menerimaku dengan apa yang ada pada diriku. Aku memang lahir dan hadir di dunia ini tanpa memiliki apapun selain tubuh dan jiwa yang Kau berikan kepadaku. Aku memang tidak miliki hak apapun ketika aku lahir. Namun ketika aku mulai diberikan hak-hak ini, aku tetap saja tidak memiliki hak atas hakku. Aku muak dan rasanya menyesak sekali di dadaku. Aku ingin membereskan semua dosaku di hadapanMU, tapi bahkan kekuatan untuk melakukan hal itupun tidak ada. Aku mersa seperti benar-benar tanpa daya, tanpa kekuatan, dan tidak ada seorangpun yang peduli dengan keadaanku. Setiap kali aku mencoba memperlihatkannya justru aku tutup-tutupi. Keadaan ini tidak mungkin selamanya bisa aku tanggung, aku membutuhkan kekuatan, kekuatan dariMU.
Tuhan…, setiap peristiwa di belakangku begitu sulit aku lupakan, bahkan aku merasa terkurung dalam bayang-bayang masalalu, bayang-bayang yang seharusnya aku tinggalkan. Aku tidak tahu bagaimana caranya untuk melepaskan ini semua, dan ketika aku menanyakan hal ini, aku mendengar jawaban dariMU "Hanya datang saja kepadaMU". Tetapi, bahkan untuk melangkahkan kakiku ke tampatMU saja terasa begitu sulit dan berat sekali. Apakah mungkin aku akan tersungkur di bawah salibMU. Apa yang harus aku lakukan aku tidak tahu, dan aku benar-benar tidak tahu. Aku berusaha untuk berontak, namun aku tidak mampu. Kemana sebenarnya aku melangkah, akupun tidak tahu. Setiap teguran dari dalam hatiku kadang terasa terdengar begitu jelas, namun aku tidak tahu bagaimana melakukan dan menjawabnya. Aku semakin merasa seperti orang yang terhilang, hilang entah kemana. Dan kekecewaanku tidak membawa aku untuk menjadi lebih baik, tetapi aku berputar-putar dalam lingkaran yang sama. Mungkinkah dan bagaimanakah caranya agar aku terlepas dari semua ini, mengapa aku hanya mendengar suara saja tapi tidak mengerti. Setiap tuduhanpun dapat muncul di dalam diriku. Aku tidak punya kekuatan dan aku benar-benar tidak punya kekuatan. KasihMU pun tidak lagi kurasakan, dan akupun mungkin sudah kehilangan kasih itu.
Tuhan…, bertahun-tahun aku berjuang dan berperang seorang diri menghadapi luka di dalam diriku. Kini saat semuanya sudah mulai sembuh, mengapa hadir luka baru yang lebih berat lagi. Jika memang aku mampu menanggungnya, sampai kapan? Tuhan aku merindukanMU, sangat merindukanMU seperti seorang anak kecil yang berlari ke pelukan Bapanya dan merasakan kehangatan dalam dekapannya, mungkinkah akan kurasakan kembali hal itu.
Tuhan.., peluklah aku dan dekaplah aku, peganglah aku agar aku bisa melangkah bersamaMU meskipun mataku tertutup.

Comments